Kisah Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Pernyataan Pilu Ali bin Abi Thalib
Imam Ibnul Jauzi dalam kitabnya berjudul "Uyun Al-Hikayat Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawodir Az-Zahidin" mengutip kesaksian Usaid bin Shafwan pada saat Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat.
Usaid bin Shafwan adalah seorang yang pernah hidup pada masa Rasulullah SAW . Dia berkisah, ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, maka Madinah pun tergetar karena tangisan penduduknya, sebagaimana halnya saat Rasulullah wafat.
Ali bin Abi Thalib datang dengan tergopoh sambil mengucap inna lillahi wa inna ilaihi raj'un. Kemudian Ali berkata, “Pada hari ini, terputuslah kekhalifahan dari Nabi,” hingga dia sampai di rumah tempat disemayamkan jenazah Abu Bakar.
Ali bin Abi Thalib pun berkata:
“Semoga Allah merahmatimu, wahai Abu Bakar. Engkau adalah orang yang selalu bersama Rasulullah SAW, menjadi sahabat dekatnya, tempat dirinya mendapatkan ketenangan, orang kepercayaannya, tempat beliau menaruh rahasianya, dan teman musyawarahnya."
"Engkau adalah orang yang pertama masuk Islam, orang yang paling ikhlas keimanannya, orang yang paling kuat keyakinannya, orang yang paling takut kepada Allah, orang yang paling kaya dalam agama Allah, orang yang paling banyak membantu Rasulullah, orang yang paling tegas membela Islam, orang yang paling baik persahabatannya, orang yang paling banyak keutamaan hidupnya, orang yang paling cepat dalam memulai kebaikan, orang yang paling tinggi derajatnya, orang yang paling dekat dalam memberikan bantuan, orang yang paling dekat dengan Rasulullah dalam petunjuk, karakter, sifat rahmat dan keutamaannya, serta orang yang paling dipercayai beliau, dan orang yang paling dermawan terhadap beliau."
"Semoga Allah SWT memberikan balasan kepadamu atas bantuanmu terhadap Rasul-Nya, dan terhadap Islam, dengan balasan yang sebaik-baiknya."
"Engkau telah membenarkan Rasulullah ketika orang-orang mendustakannya. Engkau di sisi Rasulullah SAW bagai pendengaran dan penglihatan baginya."
"Engkau dinamakan oleh Allah dalam kitab Suci-Nya sebagai seorang shiddiq. Allah berfirman: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zumar: 33)
"Engkau yang membantu Rasulullah SAW saat orang bersikap kikir terhadapnya, engkaulah yang bertindak menanggung kesulitan bersama beliau saat orang-orang lain memilih duduk diam, engkau juga yang setia menjadi sahabat yang menemaninya dalam kesulitan dengan persahabatan yang sangat sempurna."
"Engkau adalah yang menemaninya saat beliau berada di gua saat hijrah, yang kepadanya saat itu diturunkan ketenangan dari Allah SWT."
"Engkau pula yang menyertai beliau saat hijrah, dan engkau pula khalifahnya bagi agama Allah dan orang yang menjadi kepercayaannya, engkau telah menunjukkan diri sebagai seorang khalifah Rasulullah saat banyak orang menunjukkan sikap murtad mereka."
"Engkau juga yang melakukan sesuatu prestasi yang tidak dapat diwujudkan oleh seorang khalifah nabi-nabi sebelumnya, engkau pula yang berdiri berjuang saat para sahabat yang lain merasa lemah, engkau yang tampil saat orang lain bersikap diam, engkau yang menunjukkan sikap kuat saat orang lain menunjukkan sikap lemah."
"Engkau yang selalu meniti jalan sesuai manhaj RasulNya, dan engkau adalah khalifahnya dengan sebenarnya tanpa merasa mengambil hak orang lain meskipun banyak orang munafik yang bersikap buruk, dan orang kafir yang menyimpan dendam, dan orang yang hasad menanam kebencian, serta orang-orang fasik bersikap rendah, dan orang-orang yang membenci menunjukkan kebenciannya."
"Engkau yang menjalankan amanah beliau saat orang-orang gagal. Engkau yang berkata tegas ketika orang lain berkata dengan gagap. Engkau yang berjalan terus membawa cahaya ketika orang lain berhenti, maka orang-orang mengikutimu dan mereka pun mendapatkan petunjuk."
"Dan, engkau adalah orang yang paling menjaga suara dibanding mereka, orang yang paling tinggi di antara orang-orang yang mulia. Engkau orang yang paling sedikit kata-katanya, paling tepat hasil berpikir, paling panjang diamnya, paling tepat perkataannya, paling mulia pendapatnya, paling berani jiwanya, serta paling mulia perbuatannya."
"Demi Allah, engkau laksana kepompong pertama bagi agama ini saat orang-orang lari darinya, dan menjadi benteng terakhir ketika manusia sudah memeluk agama ini."
"Engkau menjadi laksana ayah yang penyayang bagi orang-orang beriman saat mereka menjadi tanggunganmu, maka engkau panggul beban berat yang mereka tidak sanggup panggul, engkau menjaga apa yang mereka sia-siakan."
"Engkau mengetahui apa yang mereka tidak ketahui, dan engkau menyingsingkan lengan untuk bekerja saat mereka merasa lelah. Engkau bersikap ksatria saat mereka gelisah, engkau bersikap sabar saat mereka kehilangan kesabaran, engkau memahami apa akibat dari yang mereka pinta."
"Mereka mendapatkan kelurusan dan kemenangan saat mereka mengambil pendapatmu, dan mereka mendapatkan dari pendapatmu apa yang mereka sebelumnya tidak perhitungkan."
"Engkau adalah orang yang tegas dan keras terhadap orang-orang kafir, dan bersikap penyayang dan benteng yang kuat bagi orang-orang beriman."
"Engkau telah terbang ke langit, dan engkau telah meraih surga, engkau telah pergi membawa keutamaan-keutamaan. Engkau telah menyaingi prestasi generasi-generasi terdahulu, hujjahmu tidak pernah melemah, kemenanganmu tidak pernah berkurang. Dirimu tidak pernah bersikap penakut, hatimu tidak pernah gentar, sehingga engkau menjadi laksana gunung yang kekar tidak tergoncang oleh badai yang kuat, dan hancur saat terkena serangan bertubi-tubi."
"Engkau, sebagaimana sabda Rasulullah SAW adalah orang yang paling beliau percaya sebagai sahabatnya dan paling siap memberikan bantuan kepadanya."
"Engkau sebagaimana sabda Rasulullah adalah sosok yang tubuhnya lemah namun kuat dalam menjalankan perintah Allah SWT."
"Engkau juga sosok yang rendah hati, engkau sosok yang tinggi di sisi Allah dan agung di mata manusia serta dilihat sangat kuat oleh mereka."
"Tidak ada orang yang berani mencelamu, atau merendahkanmu, juga tidak ada orang yang berani memanfaatkanmu, dan tidak ada orang yang dibeda-bedakan olehmu."
"Orang yang lemah dan dihina orang engkau posisikan menjadi sosok yang kuat dan mulia hingga dia mengambil haknya, dan orang yang kuat dan dimuliakan orang di hadapanmu menjadi lemah dan hina hingga engkau mengambil hak kebenaran darinya. Orang yang dekat maupun jauh di hadapanmu sama."
"Orang yang paling dekat bagimu adalah orang-orang yang paling taat dan paling tunduk kepada Allah SWT. Karaktermu adalah kebenaran, kejujuran, dan kelembutan."
"Ucapanmu adalah keputusan hukum dan kepastian. Pendapatmu adalah kelembutan dan ketegasan. Engkau, demi Allah, telah menorehkan prestasi yang sangat besar, sehingga engkau membuat lelah orang yang ingin menyusul prestasimu, setelah dirimu."
"Engkau telah meraih kebaikan dengan sangat gemilang. Engkau telah meninggalkan tangisan, dan namamu terukir agung di langit. Sehingga musibah kehilanganmu membuat hari-hari mendatang menjadi senyap. Inna lillahi wa inna lillahi raji'un. Kita adalah milik Allah dan kepada Allah-lah kita semua akan kembali."
"Kami ridha kepada Allah atas keputusan-keputusanNya, kami telah serahkan kepemimpinan kepadanya. Demi Allah kaum muslimin tidak akan merasakan musibah kehilangan seperti ini, setelahnya dan setelah wafatnya Rasulullah SAW."
"Engkau telah menjadi kemuliaan, benteng dan penolong bagi agama ini. Dan engkau juga telah menjadi benteng kokoh dan tempat bertahan, bagi orang-orang yang beriman. Dan engkau menjadi sosok yang keras dan membuat marah orang-orang munafik. Maka Allah takdirkan engkau segera menyusul Nabi-Nya. Semoga kami tidak diharamkan dari pahalamu, dan semoga Allah tidak membuat kami tersesat setelahmu.”
Maka manusia pun terdiam, hingga selesai kata-katanya. Setelah itu mereka menangis hingga terdengar dengan jelas tangisan mereka. Dan mereka berkata, “Benar kata-katamu, wahai menantu Rasulullah.”
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment