Surat Ali Imran: Amalan Agar Istri Cepat Hamil, Utang Lunas, dan Menjadi Kaya

Surat Ali Imran: Amalan Agar Istri Cepat Hamil, Utang Lunas, dan Menjadi Kaya
Selain sebagai penyembuh bagi istri yang sulit hamil, juga bisa menjadi ikhtiar bagi mereka yang terjerat utang. (Ilustrasi : Dok SINDOnews)
Al-Quran dan seisinya mengandung banyak keutamaan, salah satunya adalah dalam surat Ali Imran . Di dalam surat ini menerangkan tentang kisah keluarga Imran, yaitu Nabi Isa , Yahya , Maryam dan ibunya. Sedangkan Imran adalah ayah dari Maryam, ibu dari Nabi Isa.

Keistimewaan Surat Ali Imran lumayan banyak. Selain sebagai penyembuh bagi istri yang sulit hamil, juga bisa menjadi ikhtiar bagi mereka yang terjerat utang.

Muhammad Taqi Al-Muqaddam dalam bukunya yang berjudul Khazanah Al-Asrar memaparkan keistimewaan surah Al-Imran sebagai penyembuh.

Menurut dia, jika ditulis dengan safron (za’faron) dan air mawar lalu digantungkan pada pohon, pohon itu akan berbuah; dan jika dikenakan pada wanita, maka dia akan hamil.

Dan barangsiapa membaca:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ


“Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba`da idz hadaitanaa wa hab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab,” (QS Ali Imaran : 8) saat makan kurma setelah membaca basmalah maka lambungnya yang sakit akan menjadi sembuh.

Pelindung pada hari kiamat
Selain sebagai penyembuh, keutamaan Surat Ali Imran lainnya adalah sebagai perlindungan pada hari kiamat. Dalam satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dikatakan,

قَالَ الْبَزَار: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُوْر عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوْا الزَّهْرَوَيْنِ اقْرَءُوْا الْبَقَرَةَ وَ آل عِمْرَان فَإِنَّهُمَا تَأْ تِيَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ الحديث

“Berkata al-Bazări: menceritakan kepada kami Ahmad bin Mansur… dari Abî Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: bacalah al-zahrawayni, (yakni) bacalah surah al-Baqarah dan surah Ali Imran, karena sesungguhnya kedua surah tersebut akan mendatangi kalian pada hari kiamat seperti dua buah awan yang menaungi” (Diriwayatkan dari Abu Hurairah, hadits Nomor 52)

Keutamaan ketiga, bagi yang membacanya ia termasuk golongan orang kaya. Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, beliau mengatakan,

حَدَّثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائيْلُ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاق عن سَلِيْمُ بْنُ حَنْظَلَة الْبَكْرِيِّ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ مَنْ قَرَأَ آل عِمْرَانَ فَهُوَ غَنِيُّ وَالنِّسَاءُ مُحَبِّرَةٌ: قَالَ أَبُوْ مُحَمَّدٌ مُحَبِّرَةٌ مُزَيِّنَةٌ.


“Menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, menceritakan kepada kami Isra’il, dari Abi Ishaq, dari Salim bin Hanzalah al-Bakri, berkata: berkata Abdullah bin Mas’ud ‘barangsiapa yang membaca surah Ali Imran, maka dia adalah orang yang kaya, dan jika seorang perempuan, maka dia adalah orang yang berhias: Abu Muhammad berkata ‘Muhabbiran berarti perempuan yang berhias” (HR Ad-Darimi, No. 3261)

Amalan Fakir Miskin
Keutamaan keempat ialah Surat Ali Imran apabila di-dawam-kan (dibiasakan untuk dibaca tiap hari), akan menjadi pembendaharaan (tabungan) untuk kaum fakir miskin. Surat ini dapat dibaca pada waktu sholat malam. Sebagaimana dalam hadits,

حَدَّثَنَا الْقَاسِم بْنُ السَّلَامِ أَبُوْ عُبَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنِيْ عُبَيْدِ اللهِ الْأَ شْجعي حَدَّثَنِيْ مسعر حَدَّثَنِيْ جَابِر قَبْلَ أَنْ يَقَعَ فِيْمَا وَقَعَ فِيْهِ عَنْ الشُعْبَى قَالَ: قَالَ عَبْدُ الله نعم كَنْزُ الصُّعْلُوْكِ سُوْرَةُ آل عِمْرَانَ يَقُوْمُ بِهَا فِيْ آخِرِ اللَّيْلِ


“menceritakan kepada kami Qasim bin Salăm, Abu ‘Ubaid berkata, menceritakan kepada kami Abdullah as-Syujă’i, menceritakan kepada kami Mus’ari, menceritakan kepada kami Jabir sebelum terjadi hal itu padanya, dari Syu’ba berkata: berkata Abdullah ‘sebaik-baik pembendaharaan orang fakir adalah surah Ali Imran yang dibacanya pada saat hendak melakukan shalat di akhir malam” (HR ad-Darimi Nomor 3264)

Di dalam surah Ali Imran juga terdapat ismul a’dzam (Nama-nama Allah yang Maha Agung) yang ketika kita berdoa dengannya, maka doa yang kita panjatkan akan terkabul. Seperti penjelasan Rasulullah SAW dalam hadits berikut,

قَالَ الفَرْيابِيْ : حَدَّثَنَا هِشَام بْنُ عُمَارحَدَّثَنَا الوَلِيْد بْنُ مُسْلِم أَنَّا عَبْدُ اللهِ بْنُ العلَاءِ بْنُ زَبِرأَنَّهُ سَمِعُ الْقَاسِم أَبَا عَبْدُ الرَّحْمنِ يُحْدَثُ عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ يَرْفَعُهُ قَالَ : اِسْمُ اللهِ الأَعْظَمِ الَّذِيْ إِذَا دَعَي بِهِ أَجَابَ فِيْ سُوَرِ ثَّلَاثَةِ فِيْ الْبَقَرَةِ وَ الْعِمْرَانِ وَ طه – يَعْنِيْ الْحي الْقَيُّوْمُ –
“Berkata Faryăbî: menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Umar, menceritakan kepada kami Walîd bin Muslim, sesungguhnya ‘Abdullah bin ‘Ulă’ bin Zabir mendengar al-Qasim Abă ‘Abdurrahman menceritakan, dari Abi ‘Umamah menyampaikan: Nama-nama Allah yang agung, yang ketika berdo’a dengannya akan dikabulkan, terdapat dalam tiga surah; dalam surah al-Baqarah, dan surah al-Imran, dan Surah Taha-yakni al-hayy al-qayyŭm”(Ditakhrij oleh Faryăbî Nomor 185)

Menurut Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir al-Qur’an al-‘Adzîm (Jilid 2), yang dimaksud dengan ‘ismu allah al-a’zham’ pada surah ini adalah terdapat pada redaksi pertama dan kedua dari surah Ali Imran,

الۤمّۤ اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ


Pelunas Utang
Bagi siapa saja yang berkeinginan untuk terhindar dari jeratan utang, dapat mendawamkan ayat tertentu dari surah Ali Imran, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam sebuah hadits,

“Wahai Mu’adz! maukah engkau aku ajarkan suatu doa, yang bilamana engkau memiliki tanggungan hutang sebesar gunung Uhud, lalu engkau berdoa dengan doa tersebut, niscaya Allah akan membayarkan hutangmu?. Bacalah (QS. Ali Imran: 26-27), kemudian ucapkanlah “wahai zat yang maha Pemurah di dunia dan akhirat, yang Maha Penyayang di dunia dan di akhirat, Engkaulah yang berhak dan berkuasa untuk memberikan kedua-nya pada siapa saja yang Engkau kehendaki dan Engkau pula yang berhak dan berkuasa menghalangi dari kedua-nya pada siapa pun yang Engkau kehendaki. Ya…Allah, curahkanlah kasih sayang-Mu kepadaku, hingga aku tidak membutuhkan kasih sayang dari elain-Mu” (HR Thabrani)

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: