Silsilah 16 Keturunan Sultan Aceh Terakhir Muhammad Daud Syah Berada di Jakarta

Sebagian besar keturunan Sultan Aceh terakhir, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah ternyata berdomisili di Jakarta.

16 Keturunan Sultan Aceh Terakhir Muhammad Daud Syah Berada di Jakarta, Berikut Silsilahnya

Cucu Sultan Aceh terakhir, Tengku Dian Anggraeni (kiri), saat peletakan batu pertama pemugaran makam Sultan Aceh, Muhammad Daud Syah.  
Sebagian besar keturunan Sultan Aceh terakhir, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah  ternyata berdomisili di Jakarta.

Berikut  silsilah Sultan Muhammad Daud Syah yang  dikirim salah seorang cucu sultan, Tengku Dian Anggraeni ,Senin (4/10/2021).

Tuanku Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah memiliki empat istri.

Istri pertama bernama  Permaisuri Teungku Putroe Gambar Gading (dimakamkan di TPU Kemiri Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur). 

Dari permaisuri ini, lahir anak kembar yaitu Tuanku Raja Cut Rayeuk (mangkat ketika masih bayi) dan  Tuanku Raja Ibrahim yang disebut juga Tuanku Raja Manyak.

Tuanku Raja Ibrahim menikah dengan tujuh istri,  (1) Potjut Hamidah, dikaruniai  dua orang anak  yakni Tengku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam, tinggal di Mataram (almarhumah) dan  Tengku Putro Darma Kasmi Cahya Nur Alam (almarhumah).

Istri kedua  (2) bernama  Tjupo Hawa. Dikarunia tiga anak yaitu Tuanku Raja Zainal Abidin (almarhum, dan dimakamkan di Riweuk pidie),  Tengku Putro Sariawan Ratna Keumala (tinggal di Banda Aceh), dan Tuanku Raja Mansyur (almarhum).

Istri ketiga (3) bernama  Tjupo Hafsah. Memperoleh anak  Tengku Putro Rengganis Jaya Kusuma (tinggal di Tangse Pidie), Tuanku Raja Kamaluddin (almarhum, meninggal di Banda Aceh saat tsunami 2004).

Istri keempat (4) Tjupo Chatidjah, lahir anak Tuanku Raja Johan (almarhum, dimakamkan di  Cot Sukon Langga Pidie), Tuanku Raja Syamsuddin (tinggal di Lhokseumawe),  dan Tuanku Raja Muhammad Daud (tinggal di Lhokseumawe).

Istri kelima (5) Potjut Aminah, lahir anak Tuanku Raja Iskandarsyah (almarhum, dimakamkan di Riweuk Pidie disamping makam TR Zainal Abidin).

Istri keenam (6) Potjut Marjam lahir anak Tengku Putro Sukmawati (tinggal di Banda Aceh).

Istri ketujuh (7)  Tjupo Manjak, lahir anak Tuanku Raja Yusuf (tinggal di Banda Aceh),  Tuanku Raja Sulaiman (tinggal di Kota Bakti Pidie),  Tengku Putro Gamba Gading (tinggal di Sabang), dan Tuanku Raja Ishak Badruzzaman (tinggal di Kota Bakti Pidie).

Selanjutnya Istri kedua Sultan Muhammad Daud Syah bernama  Pocut Manyak Cot Murong (tidak memiliki keturunan. Ia memelihara  Tuanku Raja Manyak).

Istri ketiga Sultan Muhammad Daud Syah adalah Teungku Jam Manikam binti Tuwanku Mahmud  (dimakamkan di Keudah, tidak mempunyai keturunan).

Istri  keempat Sultan Muhammad Daud Syah adalah Hajjah Neng Effi (berasal dari Banten dimakamkan di Pekuburan Raja-raja Komplek Baperis, Banda Aceh).

Pasangan ini dikaruniai anak: 1. Tengku Poetro Laila Kusuma , memiliki anak Cut Nazaria (tinggal di Banda Aceh). Kemudian,  Teuku Nazarudin (tinggal di Jakarta),  Cut Kasmawati (tinggal di Banda Lombok),  dan Cut Mutia (tinggal di Banda Aceh), serta Fauziah (tinggal di Banda Aceh).

2. Tuwanku Muhammad, memiliki keturunan yaitu  Tuwanku Muhamad Daud  di Jakarta (almarhum), dan Tuwanku Yusuf di Jakarta (almarhum).

3. Tuwanku Aziz, punya anak bernama  Tengku Farida (tinggal di Jakarta),  Tuwanku Saiful Anhar (tinggal di Jakarta),  Tengku  Azizah  (tinggal di Banda Aceh), Tengku Sila (tinggal di Jakarta), Tengku Inal (tinggal di Jambi), Tengku Inong (tinggal di Karawang), Tuwanku Maulana (tinggal di Jakarta), Tuwanku Iskandar (tinggal di Jakarta), Tuwanku Hikmah (tinggal di Jakarta).

4. Tuwanku Hasyim.

5. Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar memiliki anak bernama:  Tuwanku Boy Rizal Agustiaz (tinggal di Jakarta),  Tuwanku Piaramon Julizar (tinggal di Jakarta),  Tengku Dian Anggraeni (tinggal di Jakarta), Tengku Devi Aditia Fenica (tinggal di Jakarta), Tengku Poppyca Mardiana (tinggal di Jakarta),  Tengku Mutia Depril Kartin (tinggal di Jakarta),  dan Tengku Sendy Marliza (tinggal di Jakarta).

Teungku Dian Anggraeni menjelaskan, dirinya sejak kecil memang diberitahu dan diajarkan oleh ayahandanya tentang tata laku dan silsilah turunan Sultan Aceh.

“Meski  kami tinggal di Jakarta, tapi kami dididik sebagai keluarga kerajaan. Termasuk cara kami bertegur sapa dan sebagainya,” kata Tengku Dian Anggraeni yang lahir 4 Februari 1975. 

Ayahandanya Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar meninggal dunia  25 April 2009, dan dimakamkan  di Pondok Kelapa, bersisian dengan makam istrinya.

Tengku Dian Anggraeni sendiri baru menjejakkan kaki di Banda Aceh untuk pertama kali pada 2017 silam.

Ia mencoba melakukan silaturahmi dengan saudara-saudaranya yang ada di Aceh.

“Tapi memang saya tidak bisa mendatangi semua, sebab saat itu waktu saya hanya tiga hari,” bebernya.

Tapi sejak itu, komunikasi  antar keluarga besar Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah mulai terjalin. “Bahkan sudah ada yang namanya Kaum Alaidin,” ujarnya.

Saat Tengku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam masih hidup, terang Teungku Dian,  sering singgah di kediaman mereka di Jakarta.

“Beliau rajin sekali berkomunikasi,” kata Teungku Dian Anggraeni.

Ia mengharapkan, ke depan keluarga Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah bisa semakin mempererat silaturahmi kembali.

Sebab selain karena sudah tua, juga banyak yang tinggal di luar Aceh. “Setidaknya ada 16 orang yang tinggal di luar Aceh,” katanya lagi.(*)Aceh Tribun

No comments: