Menapak Awal Peradaban Islam di Masjid Tertua Kota Jayapura
Terletak di jalan Percetakan Negara nomor 126, kota Jayapura, nama tempat ini hanya Masjid Jami'. Tidak ada tambahan nama masjid populis seperti 'Al-Hidayah', 'Al-Muhajirin', atau 'Al-Ikhlas'. Jika dilihat dari jauh, masjid itu sebenarnya lebih mirip sebagai sebuah sekolah alih-alih tempat ibadah.
Buruh yang membangun masjid itu berasal dari Ternate, Tidore, Halmahera, Waigeo, Buton, dan Salawati sepakat mendirikan bangunan seluas 12x12 meter di atas lahan seluas 1.440 meter persegi.
"Awalnya, masjid ini belum dipakai untuk sholat Jumat karena jamaahnya masih sedikit. Biasanya para pedagang dan buruh yang singgah saja di kota Jayapura, baru sekitar tahun 1990-an dipakai sholat Jumat," kata Sekretaris Pengurus Masjid Jami' Kota Jayapura Ahmad Kholiq kepada Republika.co.id.
Masjid Jami' Kota Jayapura pun menjadi saksi sejarah lika-liku politik di tanah Papua. Saat penyerahan kekuasaan Irian Barat dari Belanda ke Indonesia pada 1963, banyak tentara sekutu yang rata-rata berasal dari Pakistan singgah sekaligus merawat masjid.
Bangunan bersejarah ini pun menyimpan cerita humanis. Setelah tentara Pakistan meninggalkan Papua, masjid sempat tidak terawat dan dipakai warga setempat menjadi sebuah bar. Namun akhirnya, seorang pendeta di gereja yang berada di depan masjid, Bapak Separai meminta warga menutup bar dan mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.
Di tahun yang sama, Masjid Jami' diambil alih oleh Kodam XVII/Cenderawasih dan menunjuk satu pegawai Kementerian Agama Mansyur D. Rahmad untuk mengelola masjid pada 1963-1973. Setelah kepemimpinan Mansyur, masjid sempat direnovasi pada 1974, 1980, dan dipugar total pada 1999. Kemudian, pada 2007 sekaligus membangun tiga sekolah dalam satu bangunan demi berdirinya sekolah.
"Di sini ada sekolah juga, ada SD, MI, dan SMP. Masjid yang sebelumnya di bawah sekarang berada di atas untuk menghindari orang mabuk nongkrong di sini," ujar Ahmad Kholiq.
Selayaknya tempat ibadah, Masjid Jami' kota Jayapura dibuka untuk umum. Akan tetapi, perlu energi ekstra untuk mencapai ruangan utama masjid yang berada di lantai tiga gedung sekolah.
No comments:
Post a Comment