Ibnu Katsir Urai Ayat dan Hadits Tentang Asap Pekat, Hujan Deras, dan Halilintar Jelang Kiamat
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Dahsyatnya Hari Kiamat, Rujukan Lengkap Hari Kiamat dan Tanda-Tandanya Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah" menyampaikan sejumlah ayat Al-Quran dan Sunnah Nabi tentang beberapa peristiwa menjelang datangnya hari kiamat. Dia menyebut, menjelang kiamat ditandai datangnya asap pekat di langit, hujan deras, dan halilintar yang menyambar-nyambar.
Allah SAW berfirman,
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ
يَغْشَى النَّاسَ ۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ
رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ
أَنَّىٰ لَهُمُ الذِّكْرَىٰ وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ
ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ
إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا ۚ إِنَّكُمْ عَائِدُونَ
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنْتَقِمُونَ
“Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.
(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh kami akan beriman.'
Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka kemudian mereka berpaling darinya dan berkata: "Ia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.
Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.” ( QS Ad-Dukhan: 10-16 )
Imam Al-Bukhari mengutip dari Ibnu Mas'ud bahwasanya ia menafsirkan hal tersebut dengan kelaparan dahsyat yang menimpa orang Quraisy disebabkan kemarau yang dimohonkan oleh Rasulullah SAW untuk mereka.
Seorang dari mereka melihat antara dirinya dan langit ada asap karena dahsyatnya kelaparan. "Tafsir ini aneh sekali dan tidak ada seorang pun yang mengutip dari sahabat selainnya," ujar Ibnu Katsir.
Sebagian ulama golongan terakhir berusaha untuk menolak dan menentang itu dengan apa yang disebutkan dalam hadits Abu Syuraihah Hudzaifah bin Usaid: “Kiamat tidak akan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda..." Ia menyebutkan di antaranya adalah Dajjal, asap, dan binatang melata.
Demikian juga dalam hadis Abu Hurairah, “Bersegeralah melakukan amal saleh sebelum datang enam hal...”
Selanjutnya, kata Ibnu Katsir, beliau menyebutkan sebagiannya, yaitu tiga hal tersebut. "Demikian juga dua hadits dalam Shahih Muslim yang marfu' sementara hadis marfu' itu didahulukan dari setiap hadis mauquf," ujarnya.
Secara tekstual (zahir ayat), yang disebutkan dalam al-Qur'an menunjukkan adanya asap dari langit yang menyelimuti manusia. Hal ini adalah nyata dan umum, bukan seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud bahwa itu adalah khayalan dalam pandangan orang Quraisy karena dahsyatnya kelaparan.
Allah SWT berfirman, “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,” (QS Ad-Dukhan: 10), "yakni jelas, tampak, dan terang, bukan khayalan karena dahsyatnya rasa lapar,“ ujar Ibnu Katsir.
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh kami akan beriman'.”
"Yakni orang-orang pada masa itu berseru kepada Tuhannya dengan doa ini memohon agar Allah melenyapkan azab tersebut dari mereka karena mereka itu sudah beriman dan meyakini hal-hal gaib yang sudah dijanjikan setelah itu pada hari Kiamat," ujar Ibnu Katsir lagi.
Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini merupakan dalil bahwa hal itu terjadi sebelum Kiamat, yang mungkin saja dilenyapkan dari mereka atau diterimanya tobat atau inabah (kembali kepada Allah) mereka. Wallahu'alam
div>
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Masruq, ia berkata, saat seseorang membicarakan perihal Kindah, ia berkata: “Asap datang pada hari Kiamat lalu menyerang pendengaran dan penglihatan orang-orang munafik, dan menyebabkan orang-orang mukmin flu.
Kami pun mendatangi Ibnu Mas'ud. Masruq berkata: “Ketika itu Ibnu Mas'ud sedang berbaring lalu marah dan duduk serta berkata: "Wahai manusia, siapa yang mengetahui sesuatu, hendaknya ia berbicara dengan ilmunya. Siapa yang tidak mengetahui, hendaknya ia mengucapkan: “Allah Mahatahu.' Sesungguhnya, mengatakan: “Allah Mahatahu, terhadap apa yang tidak diketahui adalah bagian dari ilmu."
Allah SWT berfirman:
قُلۡ مَاۤ اَسۡـَٔــلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ اَجۡرٍ وَّمَاۤ اَنَا مِنَ الۡمُتَكَلِّفِيۡنَ
"Katakanlah (Muhammad) Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku), dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada'' ( QS Shad: 86 )
Sesungguhnya, orang-orang Quraisy lambat dalam merespons Islam. Karena itu, Rasulullah SAW mendoakan keburukan kepada mereka: “Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi mereka dengan tujuh tahun paceklik sebagaimana tujuh tahun paceklik yang menimpa Yusuf.
Tidak lama kemudian paceklik menimpa orang-orang Quraisy sehingga mereka binasa dan makan bangkai serta tulang hingga seseorang melihat ada asap antara dirinya dan bumi.
Beberapa saat kemudian Abu Sufyan mendatangi beliau dan berkata: "Wahai Muhammad, engkau datang dengan memerintahkan untuk bersilaturahmi. Sementara itu, kaummu sudah binasa. Karena itu, berdoalah kepada Allah."
Lantas beliau membaca ayat berikut: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih."
(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh kami akan beriman.' Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka, kemudian mereka berpaling darinya dan berkata: “Ia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.' Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).' (QS Ad-Dukhan: 10-15)
Ibnu Katsir mengingatkan apakah mungkin Allah melenyapkan azab akhirat dari mereka ketika datang, padahal Allah sudah melenyapkan azab dunia dari mereka lalu mereka kembali lagi pada kekafirannya? Hal itu sebagaimana dalam firman-Nya: Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan! (QS Ad-Dukhan: 16)
Peristiwa itu terjadi pada Perang Badar dan itu pasti akan terjadi: “Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang.' ( QS Ar-Rum: 1-3 )
Peristiwa Romawi ini sudah berlalu. Demikian pula keempat peristiwa lainnya'. Al-Bukhari dan Muslim sudah meriwayatkan hadis ini dari hadis al-A'masy dan Manshur dengan redaksi seperti itu.
"Dalam satu riwayat, bulan, asap, Romawi, dan keharusan sudah berlalu, al-Bukhari telah mengemukakannya dari berbagai jalur yang banyak dengan beragam lafal," ujar Ibnu Katsir.
Ucapan penutur ini bahwa asap tersebut muncul pada hari Kiamat adalah tidak baik. Dari sini, Ibnu Mas'ud berusaha menolaknya. Akan tetapi, sebelum hari Kiamat asap ini sudah ada sebagaimana adanya tanda-tanda lainnya berupa binatang melata, Dajjal, asap, Ya'juj dan Ma'juj.
Demikian juga sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits dari Abu Syuraihah, Abu Hurairah, dan para sahabat lainnya sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkannya.
Adapun api yang akan muncul menjelang Kiamat sudah dijelaskan sebelumnya bahwa api itu akan muncul dari dasar Aden yang menggiring manusia ke tempat berkumpul. Api itu mengiringi mereka setiap saat dan di setiap tempat dan menyantap orang yang tertinggal.
Banyaknya Halilintar
Imam Ahmad meriwatkan dari dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Saat Kiamat semakin dekat, ada banyak sekali halilintar sehingga seseorang mendatangi kaum dan berkata: “Siapa di antara kalian yang akan disambar halilintar besok pagi?" Mereka menjawab: “Fulan dan fulan'.” (HR Ahmad)
Lebih jauh lagi, Al-Hafizh Abu Bakar al-Bazzar mengatakan dalam Musnadnya, sebuah hadits dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sampai langit menurunkan hujan yang akan menimpa rumah rumah dari tanah liat dan rumah rumah dari bulu'.
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda itu laksana manik-manik yang tersusun dalam kawat kemudian kawat itu putus sehingga tiap tiap manik jatuh berurutan'” (HR Ahmad)
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment