Pemimpin yang Menghargai Kritik dari Rakyatnya

Pemimpin yang Menghargai Kritik dari Rakyatnya
Sosok Umar bin Khattab yang digambarkan dalam film Omar

SEORANG pemimpin bukanlah yang kebal terhadap kritik. Karenanya, pemimpin yang sejati adalah yang mau mendengarkan keluhan dan kritik dari rakyat.

Pemimpin yang bijak selalu menerima saran dari siapa saja asal bisa memberikan solusi. Dan tidak antipasti terhadap masukan darimana pun.

Hal ini pernah dijalani sahabat Nabi, Umar bin Khathab. Meski dikenal keras perangainya, tetapi Umar sangat lembut terhadp rakyatnya. Dan pula mau mendengarkan apa saja yang disampaikan dari sahabat maupun rakyat kecil yang dipimpinya.

Suatu ketika khalifah Umar bin Khathab sedang duduk-duduk bersama sahabatnya. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ditangannya terdapat rambut bekas cukuran. Dengan wajah yang kesal, orang tersebut melemparkan rambut yang dipegangnya ke dada Sang Khalifah.

Para sahabat melihat hal demikian tentu tak tinggal diam atas sasaran lemparan yang ditujukan kepada Khalifah Umar. Namun, Umar berhasil mengendalikan emosinya dan ia pun mencegah para sahabat jangan sampai melampiaskan kemarahan padanya.

Khalifah Umar memungut rambut yang dilempar tadi sambil bertanya,
apa sebenarnya yang terjadi.

“Demi Allah, bila engkau berbohon api Neraka taruhannya, wahai Umar,” tegas orang tersebut dengan nada marah.

Orang ini kemudian menjelaskan bahwa seorang Gubernur Abu Musa al Asy’’ary menjatuhkan hukuman kepadanya dengan cambuk dan dicukur rambutnya dengan pisau cukur, padahal ia mengaku tak bersalah.

Umar menjadi paham apa masalahnya. Umar kemudian melirik semua yang hadir, dan berkata, “Seandainya seluruh rakyat memiliki keberanian seperti saudara ini, aku lebih senang daripada semua jizyah yan pernah dikatuniakan Allah kepada kita.”

Setelah itu, Umar berkirim surat kepada Gubernur Abu Musa agar ia memberi kesemoatan kepada orang itu untuk mengambil qishas.

Ibrah

Alangkah indahnya jika semua pemimpin mudah mendengar keluhkesah bawahan atau rakyat. Bahkan saran dan kritik itu bukan sebuah ancaman untuk menjauhkan wibawa pemimpin. Tetapi sesuanguhnya itulah pesan perbaikan atau solusi yang diinginkan bawahan atau rakyat kita.

Seorang pemimpin harus memberikan kebebasan berpendapat agar masyarakat punya keberanian berpendapat, meskipun berupa kritikan kepadanya. Siapaun yang menyampaikan kritik, saran bahkan solusi dan pendapat yang benar harus ditampung dan sebisanya dijalankan meski pun mungkin tidak enak bagi dirinya.*/Akbar Muzakki

No comments: