Ketika Ibnu Hajar Kritik Kerumunan Doa Bersama Saat Pandemi

Korban taun pada saat itu abad ke-14 jumlahnya tidak sedikit. Dalam satu-dua hari saja, yang wafat bisa mencapai 70 ribu orang. Taun ini juga menyebar ke Yaman dan Negeri Hijaz. Kemudian, di Mesir, yang meninggal dalam 10 bulan, banyak. Setiap harinya itu seribu orang. Jadi, sekali lagi, itu bukan satu hal yang bisa dianggap enteng oleh kita.
Salah satu bab di dalam Badzlu diberi judul Hal-hal yang disyariatkan pengamalannya setelah mewabahnya Taun.
Al-Asqalani antara lain mengkritik ritual doa bersama yang dilakukan warga Damaskus ketika taun mewabah di sana pada tahun 749 H. Sebagai ahli sunnah Rasulullah SAW, al-Asqalani menegaskan praktik keagamaan semacam itu pada saat terjadinya wabah adalah per buatan bidah. Mengutip al-Manbaji (wafat 785), ia juga memberikan contoh betapa fatalnya membiarkan kerumunan saat wabah menyeruak.
Di jantung negeri Suriah itu, para pembesar mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama keluar dari rumah masing-masing dan menuju tanah lapang. Di sanalah mereka semua bermunajat dan melakukan istighatsah bersama.
Praktik ini mirip dengan prosesi sholat minta hujan (istisqa'). Sependapat dengan al-Manbaji, Hajar al-Asqalani pun mengingkari perkumpulan massa ini. Faktanya, menurut laporan yang ada, jumlah penderita taun pun meningkat tajam usai acara doa bersama tersebut.
Ibnu Hajar al-Asqalani juga menuturkan kasus di Mesir pada 27 Rabi'ul Akhir 833 H. Mulanya, di tengah situasi wabah jumlah penderita yang wafat tidak sampai 40 orang. Waktu itu, Muslimin setempat banyak yang mengamalkan puasa sunnah di rumah masing-masing. Namun, para tokoh kemudi an menyerukan warga pada tanggal 4 Jumadal Awal untuk sama-sama menuju tanah lapang.
Di sana, mereka berkumpul untuk melaksana kan doa bersama. Setelah itu, lanjut al-Asqa lani, angka kematian akibat wabah melonjak tajam. Bahkan, dilaporkan lebih dari seribu orang yang wafat setiap harinya. Dalam bahasa sekarang, lonjakan ini lantaran diabaikannya anjuran untuk social distancing sementara waktu hingga wabah mereda.
No comments:
Post a Comment