Ulama Jika Bergaul dengan Penguasa, Cenderung kepada Kemunafikan

Ulama Jika Bergaul dengan Penguasa, Cenderung kepada Kemunafikan

SA`AD bin Abi Waqash tidak pernah mendatangi para penguasa, sebaliknya ia berusaha menjauh dari mereka. Hingga suatu saat anak-anaknya bertanya, ”Telah mendatangi para penguasa, siapa-siapa yang tidak sepertimu dalam bersahabat dengan Rasulullah juga dalam awal masuk Islam, sekiranya engkau juga mendatangi mereka?”

Sa`ad pun berkata, ”Wahai anak-anaku, apakah aku akan mendatangi bangkai yang telah dikelilingi oleh kaum itu? Demi Allah, jika aku mampu aku tidak akan mengikuti mereka dalam hal itu.”

Mereka pun berkata,”Wahai ayah kami, kita akan mati dalam keadaan kurus.” Sa’ad pun menjawab, ”Wahai anak-anakku, aku mati dalam keadaan sebagai mu’min yang kurus lebih aku cintai daripada aku mati sebagai munafiq yang gemuk.” (Ihya` Ulumiddin, 1/255)

Sa’ad bin Abi Waqash pun memilih beruzlah di Aqiq hingga wafat pada tahun 55 hijriyah. Lalu dimakamkan di Baqi` di mana ia merupakan bagian dari 10 sahabat yang memperoleh kabar gembira masuk surga, yang wafat paling akhir. (Al Ithaf, 1/391)

Imam Al Ghazali berkomentar mengenai kisah di atas, ”Hal ini merupakan isyarat bahwasannya siapa yang memasuki pintu-pintu penguasa, maka ia tidak selamat dari nifaq dan itu bertentangan dengan iman. (Ihya` Ulumiddin, 1/255)*

No comments: