Uzbekistan, Lahir Sang Legenda Perawi Hadis

Pengunjung melihat peta tempat asal ulama Uzbekistan yang saat pameran foto Uzbekistan di Gedung Bayt Al-Quran TMII, Jakarta, Jumat (8/2).
Pengunjung melihat peta tempat asal ulama Uzbekistan yang saat pameran foto Uzbekistan di Gedung Bayt Al-Quran TMII, Jakarta, Jumat (8/2).
Jejak keterkaitan Nusantara dengan Uzbekistan minim terekam data sejarah.


Uzbekistan merupakan rahim yang melahirkan banyak ulama besar dalam sejarah peradaban Islam.


Di antaranya Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi di bidang hadits, Imam Nasafi dan Imam Zamakhsyari di bidang tafsir, Imam Maturidi di bidang teologi, Ibnu Sina dalam bidang kedokteran dan filsafat, serta al-Khawarizmi di bidang matematika.

Di Nusantara, tidak mudah untuk menelusuri jejak ulama Uzbekistan karena referensi dan datanya sangatlah minim. 

Namun, yang jelas ulama Uzbekistan disebut memiliki kontribusi besar dalam memperkuat rancang bangun dakwah di Nusantara, khususnya di tanah Jawa. 


Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ), Muchlis M Hanafi mengatakan, memang belum ada indikasi kuat tentang jaringan langsung antara ulama Uzbekistan dan Indonesia. 


Karena, menurut dia, ulama yang masuk ke Nusantara didominasi oleh ulama dari Timur Tengah. 


"Tetapi sesungguhnya ulama-ulama Uzbekistan itu adalah mereka yang telah memberikan kontribusi besar dalam peradaban Islam, termasuk di Nusantara," ujar Muchlis saat ditemui Republika.co.id di sela-sela acara seminar bertema "Jejak ulama Uzbekistan di Nusantara" di Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta Timur, Kamis (7/2).


Ia mencontohkan seperti halnya Imam Bukhari. Menurut dia, kitab karangan Imam Bukhari sangat popoler di Indonesia. 


Selain itu, nama Bukhari juga kerap digunakan untuk menamai orang Indonesia karena pengaruh ulama Uzbekistan.


Begitu juga dengan nama Ibnu Sina juga sering digunakan untuk menamai bayi ataupun tempat.


"Orang kita yang nama Bukhari itu kan banyak sekali. Orang tidak sadar kalau itu sebenarnya berasal dari nama tempat di Uzbekistan," ucapnya.


Ia mengatakan, banyak jejak-jejak ulama Uzbekistan lainnya yang seakan hilang di Nusantara, sehingga melalui seminar tersebut pihaknya mencoba untuk menemukan kembali jejak itu dan merangkai kembali hubungan yang terputus. 


"Misalnya ada artefak makam seperti di Tuban itu Asmorokondi. Itu dari kata Samarkand. Itu yang diurai dalam seminar ini," kata Muchlis.<

No comments: