Masjid Agung Al-Nuri yang Dihancurkan ISIS

Pada saat penyelesaiannya, menara setinggi 45 meter itu berdiri tegak. Namun, saat pelancong dan pemikir abad pertengahan, Ibnu Batutah, mengunjungi Mosul pada abad ke-14, menara itu miring. Kemudian, menara tersebut mendapat julukan al-Hadba atau Si Bungkuk.
Tak ada yang tahu penyebab kemiringan menara. Menurut kepercayaan setempat, menara itu membungkuk kepada Nabi Muhammad SAW. Cerita itu mengabaikan fakta Rasulullah SAW meninggal beberapa abad sebelum masjid itu dibangun.
Namun para ahli percaya, kemiringan disebabkan angin barat laut, efek matahari pada batu bata di sisi selatan, atau gypsum lemah yang digunakan menahan batu bata.

Masjid Agung Al Nuri di Kota Tua Mosul, Irak. Masjid tersebut dihancurkan ISIS yang tak rela melihat masjid dikuasai pasukan Irak.
Selain itu, bom yang menghantam Mosul selama Perang Iran-Irak juga merusak pipa bawah tanah di dekat pangkalan menara. Hal itu melemahkan pondasi.
Pada 2012, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menghitung menara miring itu memiliki ketinggian 2,5 meter dari sumbu tegak lurus. UNESCO menyebut menara mengalami pelemahan struktural cukup serius, dan berisiko runtuh.
Pada 2 Juni 2014, UNESCO mengumumkan program konservasi dengan pemerintah provinsi Nineveh yang bertujuan menstabilkan menara. Namun, pekan itu terjadi bentrokan mematikan di Mosul. Militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) meluncurkan serangan mendadak di kawasan masjid. Masjid Agung al-Nuri telah menjadi fokus simbolis dari pertempuran antara pasukan Irak dengan ISIS.
Setelah menduduki kota, ISIS menuju Ibu Kota Baghdad dan merebut kendali sebagian besar provinsi Nineveh, Salahuddin, dan Diyala dalam hitungan hari. Bahkan, pada 12 Juni, militan ISIS membunuh Imam Masjidil Haram Mohammed al-Mansouri karena menolak bergabung dengan mereka.
No comments:
Post a Comment