Jejak Islam di negeri Peureulak Kerajaan Pereulak

 kemudian dipimpin Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat yang melanjutkan peperangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006 Masehi.
Ilustrasi nisan sejarah.
KHALIFAH Usman bin Affan mengirimkan delegasi ke China pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi. Dalam perjalanannya, delegasi ini singgah di Aceh seraya memperkenalkan Islam. Salah satu lokasi persinggahan delegasi tersebut yaitu di Peureulak.
Sejak berlabuhnya delegasi dari Arab tersebut banyak penduduk setempat yang mengikuti ajaran Islam. Hal tersebut diikuti dengan kerapnya pedagang-pedagang muslim yang singgah di Peureulak untuk membeli hasil bumi sembari berdakwah.
Sebagai penghasil kayu yang terkenal, Peureulak menjadi sorotan pedagang-pedagang asing sehingga menjadi pelabuhan niaga yang maju pada abad VIII hingga abad XII. Perkembangan pelabuhan tersebut membuat Perlak menjadi kota niaga. Pendiri kesultanan Peureulak adalah Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah yang merupakan keturunan pendakwah dari Arab. Kerajaan Peureulak didirikan pada tanggal 1 Muharam 225 Hijriyah atau 840 Masehi. Saat itu kerajaan Mataram Hindu di pulau Jawa masih berjaya.
Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah adalah Putra dari Sayed Ali Al-Muktabar turunan Arab dan Puteri Makhdum Tansyuri dari kerajaan Peureulak. Selanjutnya terus menerus Generasi Dinati Sayed Maulana Abdul Aziz Syah memerintah Kerajaan Peureulak dari 840 hingga 864 Masehi.
Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah dan isterinya Putri Meurah Mahdum Khudawi keduanya merupakan pendiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Pendiri Kerajaan Perlak ini mangkat pada 864 Masehi di Gampong Bandar Khalifah, Bandrong, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur Provinsi Aceh.
================
Langkah pertama yang dilakukan Sultan Alaidin saat mendirikan Kerajaan Perlak adalah mengubah nama Bandar Peureulak menjadi Bandar Khalifah. Hal tersebut dilakukan guna menjauhi pengaruh Hindu yang saat itu masih berkembang subur di Nusantara.
Sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, Kerajaan Perlak kian berjaya dengan letak pelabuhan yang strategis dan hasil alam yang melimpah.
Pada tahun 956 kerajaan ini dirudung konflik akibat ketegangan politik antara Sunni dan Syiah. Namun konflik ini berakhir dengan perdamaian dan membuat Peureulak dipecah menjadi dua kerajaan. Pertama; Kerajaan Peureulak Pesisir yang dipimpin oleh Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah. Kerajaan ini dipengaruhi oleh golongan Syiah.
Kedua; Kerajaan Peureulak Pedalaman yang dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat. Kerajaan ini dipengaruhi oleh Islam Sunni.
Tidak lama berpisah, dua kerajaan ini kemudian bersatu kembali saat Kerajaan Budha Sriwijaya menyerang Peureulak pada tahun 988 Masehi. Dalam pertempuran tersebut Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah meninggal dunia.
Kerajaan Pereulak kemudian dipimpin Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat yang melanjutkan peperangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006 Masehi.
Meski muncul di awal-awal perkembangan Islam di Asia Tenggara, namun Kerajaan Peureulak memiliki tamaddun (kebudayaan) tinggi. Kerajaan ini memiliki angkatan perang, hubungan diplomatik luar negeri, kemakmuran ekonomi dan pusat ilmu pengetahuan seperti dayah tertua di Asia Tenggara. Dayah tersebut diberinama Zawiyah Cot Kala.
Setelah lama berjaya, Kerajaan Peureulak kemudian mengalami kemunduran pada awal abad XIII. Sebagai penggantinya, muncul kerajaan baru di ujung Sumatera yaitu Kerajaan Islam Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malikussaleh.
Hingga sekarang Peureulak dikenal sebagai “Mekkah” nya Aceh karena menjadi cikal bakal Islam di daerah ini, sementara Samudera Pasai dikenal sebagai “Kota Madinah” disebabkan sebagai kerajaan yang kemudian menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara.[](bna)

No comments: