Said Nursi, Ulama dan Pemikir Agung dari Turki (4)

Said Nursi, Ulama dan Pemikir Agung dari Turki (4)
Ilustrasi potret Said Nursi.
Said Nursi mengalami transformasi spiritual yang menyebabkannya berubah dari Said Qadim ke Said Jadid.

Setelah pulang ke Istanbul, Nursi diangkat menjadi anggota Darul Hikmah al-Islamiyah. Pengangkatan itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.

Pengangkatan itu dilakukan sebagai penghargaan kepada Said Nursi. Darul Hikmah beranggotakan para ulama terkemuka. Ia pun mengalami transformasi spiritual yang menyebabkannya berubah dari Said Qadim ke Said Jadid.

Ketika Inggris berhasil menduduki Istanbul pada 16 Maret 1920, ia menyelesaikan buku karangannya yang berjudul “Al-Khuthuwat as-Sittah” (Enam Langkah) yang mengkritik serangan Inggris.

Atas jasanya terhadap Turki dan Perang Dunia I, ia berulang kali diundang ke Ankara oleh Mustafa Kemal Ataturk. Ia lalu berangkat memenuhi undangan itu pada 1922. Said Nursi tak betah tinggal di Ankara karena kebanyakan anggota dewan tidak aktif shalat, suatu hal yang membuatnya sangat sedih.

Ia pun berpidato di Majelis Nasional pada 19 Januari 1923. Ia berseru agar anggota dewan menjalankan kewajiban Islam. Said Nursi diasingkan pemerintah ke Burdur, Turki Barat, setelah terjadinya pemberontakan di Turki Timur di bawah pimpinan seorang pemimpin Tarekat Naqsyabandiah pada 1925.

Padahal, Said Nursi sama sekali tak terlibat dalam pemberontakan itu. Sejak itu, ia hidup di penjara atau pengasingan selama 24 tahun. Selama periode ini, dia mengarang kitab yang paling monumental, yakni Risalah Nur.

Setelah bebas dari penjara Eskisehir, Nursi dikirim ke tempat pengasingan kedua, yaitu Kastamonu pada 1936 selama tujuh tahun. Selama tinggal di Kastamonu, ia melanjutkan penulisan Risalah Nur.

Pada periode ini, Nursi selalu berkoresponden dengan para muridnya secara rahasia. Surat-suratnya disalin dan disebarkan ke berbagai kampung, desa, dan kota-kota sekitar Kastamonu.




Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Heri Ruslan

No comments: