Saat Dinikahi Rasulullah, Apakah Maria Al-Qibtiyah Sudah Bersyahadat?
Namun, dalam sejarah dijelaskan bahwa umat Islam dulu banyak yang menikah dengan wanita yang memiliki keyakinan agama berbeda. Bahkan, hal ini sudah terjadi sejak era kenabian, di mana Rasulullah menikah dengan seorang wanita ahlul kitab, Maria Al-Qibtiyah.
Saat bertemu dengan Maria, Rasulullah menyukainya. Dalam buku Beginilah Rasulullah Menggauli Istri-istrinya, Badrut Tamam menjelaskan, istri-istri Nabi pun cemburu atas kehadiran wanita Mesir itu, sehingga Nabi harus menitipkan Maria di rumah Haritsah bin Nukman yang teletak di sebelah Masjid Nabawi.
Kemudian, Rasulullah menawarkan kemerdekaan bagi Maria yang saat itu masih berstatus sebagai hamba sahaya. Beliau pun juga menyampaikan keinginannya untuk menikahinya. Namun, Maria menolak dan tetap memilih menjadi budak Rasulullah.
Dalam buku Biografi Istri-Istri Nabi, Ali Yusuf Subekti mengungkapkan, Maria saat itu masih meyakinkan dirinyai bahwa dia hanyalah seorang hamba sahaya dengan tujuan agar tetap memiliki hati yang luhur sesuai ajaran agama Kristen. Rasulullah kemudian menerima pilihan Maria dan sama sekali tidak keberatan atas keputusan nya itu.
Kendati demikian, Rasulullah akhirnya mengubah status Maria menjadi istrinya di ka langan keluarganya. Rasulullah menempat kan Maria tidak tidak jauh dari rumah para ummul mukminin dengan statusnya yang tidak sama dengan istri-istrinya yang lain.
Maria dikenal dengan sebutan Sariyyat Rasulullah, yakni istri sah menurut syariat, tetapi tidak berstatus resmi sebagi istri sepenuhnya. Sebab, Maria merupakan wanita pemberian atau hadiah dari pihak lain yang berstatus hamba sahaya.
Terdapat dua pendapat di kalangan cendikiawan terkait dipilihnya Maria sebagai hadiah untuk Rasulullah dari pemimpin Mesir, Raja Muqauqis. Pertama, Abu Shalilh Al-Arman mengatakan bahwa Maria dikirim kan Muqauqis untuk menjalin kerja sama yang baik dengan Rasulullah. Kedua, agar Maria bisa menjelaskan kepada kaumnya tentang kebenaran Muhammad sebagai nabi atau sekadar sebagai raja biasa.
Tugas seperti itu tentu sangat sulit bagi Maria jika tidak tinggal bersama Rasulullah dalam satu atap. Sementara, Raja Muqauqis ti dak menemukan gadis lain yang lebih baik dari Maria Al-Qibtiyah untuk menyelidiki Nabi Muhammad. Raja Muqauqis juga mengi rim saudari Maria yang bernama Si rin serta beberapa orang untuk melindungi Maria.
Dalam buku Biografi Istri-Istri Nabi dijelaskan, saat pergi ke negeri Hijaz, Maria mengenakan pakaian biarawati. Kemudian, ia masuk ke dalam rumah Rasulullah yang sederhana. Maria juga melihat pola hidup Rasulullah yang sederhana.
Di rumah Rasulullah, Maria makan di meja makan yang terbuat dari kulit, makan makanan yang dimakan hamba sahaya. Maria mengetahui bahwa pola hidup Muhammad yang sederhana itu sama dengan yang dia baca dalam kitab Injil yang dibawa Isa putra Maryam.
Setelah dijadikan istri, Maria merasakan betul perhatian dan kasih sayang Ra sulullah. Hatinya menjadi tenteram dan jiwanya menjadi tenang. Meskipun ia bukan ummul mukminin, hanya sariyyah, tapi ia ridha diminta Rasullah untuk mengenakan hijab seperti istri Nabi yang lain.
Maria melahirkan putra Rasulullah yang diberi nama Ibrahim. Namun, dalam usia kurang dari dua tahun, Ibrahim menderita sakit dan kemudian meninggal dunia. Tak begitu lama sepeninggal Ibrahim pada tahun ke-10, pada 12 Rabiul Awal tahun ke11 Hijriyah, Rasulullah pun wafat.
Masih simpang siur..
Pakar sejarah Islam dan ahli fikih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat, mengatakan, pada saat Rasulullah menikahi Maria AlQib tiyah, belum diketahui secara pasti apakah saat itu Maria sudah membaca syahadat atau masih belum. Karena, menurut dia, riwayat yang ada masih simpang siur.
"Riwayatnya itu rada banyak yang simpang siur. Ada yang bilang dia (Maria) belum masuk Islam. Ada yang bilang dia sudah masuk Islam," ujar Ustaz Sarwat kepada Republika beberapa waktu lalu.
Namun, menurut dia, sebenarnya itu bukan masalah pernikahan beda agama karena Maria adalah seorang budak yang dihadiahkan untuk Rasulullah. Menurut dia, saat itu, Maria tidak dinikahi seperti pada umumnya pernikahan yang harus ada akad nikah.
"Jadi, begitu dihadiahkan kepada Rasulullah, dia (Maria) itu menjadi miliki Rasulullah," kata direktur Rumah Fikih Indonesia ini.
Sama halnya dengan saudari Maria yang bernama Sirin. Menurut Ustaz Sarwat, Sirin juga dihadiahkan Rasulullah kepada salah seorang sahabatnya yang penyair, Hassan bin Sabit. Menurut Ustaz Sarwat, saat itu, Sirin juga tidak dinikahi sebagai perikahan pada umumnya.
Jadi, saat Maria dikirim dari Mesir ke Ma dinah itu, apakah dia sudah baca syahadat dulu atau belum, itu ajayang simpang siur. Tapi, pada dasarnya menikahi wanita ahlul kitab itu banyak dilakukan para sahabat, jelas Ustaz Sarwat.
Walaupun, menurut dia, pada masa pemerintahan Islam selanjutnya, Khalifah Umar bin Khattab mengeluarkan sebuah peraturan yang melarang umat Islam untuk menikahi wanita ahlul kitab. Akhirnya, Umar menjadi seorang khalifah yang keras menolak pernikahan beda agama, baik antara laki-laki Muslim dan perempuan ahli kitab, maupun perempuan Muslimah dengan laki-laki ahli kitab.
"Tapi, Abu Hurairah saat itu ngomel tidak mau mencerahkan istrinya yang ahlul kitab. Orang Allah bilang halal, kenapa Umar bilang haram. Kira-kira seperti itu,"kata Ustaz Sarwat.
Pada awal perkembangan Islam, nikah beda agama memang menjadi tren di masyarakat Arab, di mana mereka senang menikahi perempuan musyrik. Karena biasanya perempuan-perempuan itu mem punyai jabatan bagus dimasyarakatnya atau dengan kata lain mereka adalah perempuan yang berpangkat.
Ustaz Sarwat menjelaskan, nikah beda agama itu juga sempat menjadi tren pada era Khalifah Umar bin Khattab karena pada masa itu umat Islam gencar me naklukkan negeri-negeri yang terdapat perempuan-perempuan ahli kitab.
"Sempat terjadi di era Umar itu. Kan penaklukan Islam itu marak terjadi di masa Umar, ke Syam, ke Suriah, Damaskus, termsuk ke Mesir. Itu kan dulu negeri ahli-ahli kitab. Dan banyak para penkaluk Muslim itu ke sana tidak membawa bini, sampai di sana nikahlah sama ahli kitab," jelasnya.ROl
No comments:
Post a Comment