Kisah Umar: Janji pada Para Janda hingga Diadili Merpati
Namun, hatinya berubah menjadi lembut sesudah dirinya mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci Alquran. Sejak itu, Umar bin Khattab menjadi pembela Islam dan setia membersamai dakwah Rasulullah SAW.
Pada masa sesudah wafatnya Nabi SAW, Umar termasuk dalam jajaaran Khulafaur rasyidin. Ia naik menjadi pemimpin kaum Muslimin setelah Abu Bakar ash-Shiddiq, selaku khalifah pertama, berpulang ke rahmatullah.
Sebagai amirul mukminin, Umar selalu mengutamakan kepentingan agama dan rakyat di atas pribadinya seorang. Sahabat yang berjulukan al-Faruq ini juga hidup bersahaja.
Ia sangat memperhatikan kondisi masyarakat yang miskin, termasuk dari kalangan janda. Para perempuan itu umumnya kehilangan suami masing-masing, yang gugur dalam medan jihad fii sabilillah.
Khalifah Umar bin Khattab pernah berjanji kepada para janda, yaitu selalu memberikan mereka minum pada malam hari. Sampai pada suatu malam, Thalhah melihat al-Faruq memasuki rumah seorang wanita. Siang harinya, Thalhah pun mendatangi rumah itu.
Ternyata, di dalam hanya ada seorang wanita tua yang buta. Perempuan itu tidak bisa apa-apa. Hanya terdiam duduk.
Thalhah bertanya kepadanya, "Apa yang dilakukan laki-laki yang datang semalam ke sini?"
Wanita tua itu menjawab, "Awalnya karena dia berjanji akan mendatangi janda-janda, memberi mereka bantuan pada malam hari, dan dia menjanjikan kepada saya. Dia datang kepada saya, memberikan yang saya butuhkan, dan menjaga saya dari hal yang berbahaya."
Perkara burung merpati ...
Dalam musnadnya, Imam Syafi'i meriwayatkan dari Nafi bin Abdul Harits. Dikisahkan, suatu ketika Umar bin Khattab mengunjungi Kota Makkah lalu dia masuk ke balai pertemuan.
Waktu itu bertepatan dengan hari Jumat. Umar ingin bergegas ke masjid dan memotong jalan melewati balai itu.
Umar melintas sambil mengibaskan sorban ke arah orang yang sedang berdiri di tempat itu. Dan, ternyata mengenai burung merpati. Saat merpati itu mencoba terbang, tiba-tiba muncul ular lalu mematuknya hingga tewas.
Ketika shalat Jumat telah ditunaikan, Nafi dan Utsman bin Affan menemui Umar. Al-Faruq lalu berkata, "Segera kalian adili saya. Hari ini saya sudah melakukan suatu kesalahan besar."
"Apakah yang terjadi?" tanya Nafi.
"Tadi saya lewat di balai pertemuan untuk memotong jalan supaya lebih cepat sampai di masjid. Kemudian, saya mengibaskan sorban ke arah yang berdiri. Tiba-tiba, sorban saya mengenai seekor burung merpati."
"Saya takut merpati itu celaka. Saya pun coba menerbangkannya, tetapi tidak berhasil. Justru kemudian muncul ular dan mematuk burung itu hingga tewas. Awalnya saya ingin menerbangkan burung itu di tempat yang lebih aman. Ternyata tempat yang saya pilih adalah tempat kematiannya," sambung Umar.
Nafi berkata kepada Utsman, "Menurutku, untuk masalah Amirul mukminin ini, dia dikenakan denda membayar seekor domba putih."
Utsman menyahut, "Ya, saya juga berpendapat demikian."
Maka kemudian, sang khalifah diperintahkan membayar denda tersebut.Rol
No comments:
Post a Comment