Haikal Sulaiman yang Diklaim Zionis Israel, Fakta atau Mitos?
Kelompok zionis Israel mengeklaim Masjid al-Aqsa di Baitul Makdis, al-Quds, Palestina, sebagai lokasi Haikal Sulaiman (Solomon's Temple). Dan, mereka pun berambisi untuk merobohkan masjid suci ketiga milik umat Islam itu agar di sana dapat dibangun kuil tempat ibadah yang diidamkannya.
Mahdy Saied menuturkan dalam buku Fadhailu al-Masjidi al-Aqsha, Haikal Sulaiman itu hanyalah mitos yang digembar-gemborkan zionis. Tambahan pula, Nabi Sulaiman SAW justru melanjutkan pembangunan Masjid al-Aqsha, bukan menggusur dan lalu membangun sebuah kompleks baru.
Tidak mungkin putra Nabi Daud AS itu mendirikan sebuah kuil, sebagaimana dituduhkan sebagian Yahudi. Bahkan, kaum pengiman Talmud menyebut dalam riwayat-riwayat bahwa Sulaiman AS adalah anak hasil zina. Maka, bagaimana mungkin menghinakan Sulaiman di satu sisi, tetapi kemudian mengeklaim sebuah kuil megah atas nama beliau?
Menurut kaum Yahudi yang meyakininya, Haikal Sulaiman bukanlah sebuah tempat ibadah, melainkan rumah tempat Tuhan (Yahweh) berdiam. Dalam bahasa Ibrani, sebutannya adalah Heikhal atau lengkapnya, Beit Ha Mikdash, 'rumah Yahweh.' Ukuran Haikal, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka, ialah sebagai berikut: panjang 30 m, lebar 10 m, dan tinggi 15 m.
Mereka mengeklaim, Sulaiman membangun Haikal pada tahun 960 sebelum Masehi (SM) sebagai rumah bagi Tuhan dan tempat penyembelihan korban. Lokasinya ada di atas bukit tempat Qubbat ash-Shakhrah kini. Karena itu, kawasan itu disebut Yahudi sebagai Bukit Haikal. Sementara, Muslimin menyebutnya sebagai bagian dari kompleks karena Masjid al-Aqsa secara keseluruhan.
Mahdy mengatakan, orang yang pertama kali menarik perhatian Yahudi terhadap ide pembangunan Haikal adalah Musa bin Maimun. Dokter Yahudi yang sempat bekerja pada Bani Umayyah di Andalusia ini pernah berziarah ke al-Quds pada 1267 M.
Ratusan tahun kemudian, tepatnya pada 1560 M, seorang rabi merekayasa ide ritual menangis atau meratap di tembok sisi Masjid al-Buraq--bagian dari Kompleks Masjid al-Aqsa.
Alasannya, tembok itu diklaimnya bagian dari sisa-sisa Haikal Sulaiman. Inilah yang sekarang populer sebagai Tembok Ratapan.
Sumber satu-satunya ...
Sumber satu- satunya perihal Haikal ialah Talmud. Padahal, kitab itu ditulis kalangan pemuka (rabi) Yahudi, bukan 100 persen wahyu Illahi.
Utamanya pada 587 SM, bangsa Babilonia dari Irak menyerang al-Quds. Dalam invasi ini, al-Aqsa runtuh dan Tabut Perjanjian terbakar. Termasuk yang mengalami rusak parah adalah mushaf-mushaf Taurat.
Pada masa raja Persia Koresh Agung, kaum Yahudi dipersilakan kembali ke Palestina. Sampai di al-Quds, nyaris tiada mushaf-mushaf Taurat yang tersisa. Bahkan, nyaris tiada di antara para rabi yang hafal seluruh Taurat.
Maka begitu di tanah suci, sebagian rabi menulis Taurat dari hasil pemikiran sendiri atau, kalaupun ada, hafalan-hafalan yang tersisa dari Taurat asli.
Dengan demikian, ide tentang Haikal Sulaiman bukanlah dari ajaran Taurat asli, melainkan gubahan yang dikarang para rabi yang menyeleweng dari tauhid Nabi Musa AS. Hal lainnya, Masjid al-Aqsha sudah ada jauh sebelum Bani Israil ada.
Allah SWT telah menetapkan kawasan suci itu sebagai lokasi berdirinya tempat ibadah, bukan tempat untuk menyekutukan-Nya; apalagi menganggap bahwa Diri-Nya bersemayam di sana.
Dengan demikian, menurut Mahdy, Masjid al-Aqsa sudah ada sebelum Sulaiman. Kemudian, sang nabi datang, membangun, dan memperbaikinya. Maka jadilah itu sebuah masjid milik umat yang setia di jalan tauhid (Islam), sedangkan tanahnya milik bangsa Palestina.Rol
No comments:
Post a Comment