Penjelasan Logika Nabi Ibrahim saat Melakukan Pencarian
Ibrahim , saat melakukan pencarian, sangat menyadari bahwa Allah menguasai alam semesta , tetapi pertanyaannya adalah: Apakah sumber kekuatan itu terdiri dari benda-benda langit ini, atau suatu Wujud Yang Mahakuasa, yang lebih tinggi daripadanya?
Dalam buku "Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW" karya Ja'far Subhani disebutkan, setelah mengkaji kondisi-kondisi benda-benda di langit yang berubah-ubah, Ibrahim mendapatkan bahwa wujud-wujud yang cerah dan bersinar itu sendiri tunduk pada ketetapan -terbit, terbenam, dan lenyap- menurut sistem tertentu dan berotasi pada suatu jalan yang tak berubah-ubah.
"Ini membuktikan bahwa mereka tunduk pada kehendak dari sesuatu yang lain; suatu kekuatan yang lebih besar dan lebih kuat mengontrol mereka dan membuat mereka berotasi pada orbit yang telah ditentukan," tulis Ja'far Subhani.
Pernyataan Teoritis
Menurut Ja'far Subhani, alam semesta sepenuhnya memiliki "peluang-peluang" dan "kebutuhan-kebutuhan." Berbagai makhluk dan fenomena alami tak pernah lepas dari Yang Mahakuasa.
Mereka membutuhkan Tuhan Yang Mahatahu dalam setiap detik, siang dan malam - Tuhan yang tidak pernah lalai akan kebutuhan mereka. Benda-benda langit itu hadir dan diperlukan pada suatu saat dan tak hadir serta tak berguna pada saat lainnya.
Wujud seperti itu tidak mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk menjadi tuhan dan wujud lainnya, untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan mereka
Teori ini dapat diperluas dalam bentuk berbagai pernyataan teoritis dan filosofis. Misalnya, kita mungkin mengatakan: Benda-benda langit ini bergerak dan berputar pada sumbunya masing-masing.
Apabila gerakannya itu tanpa pilihan dan atas paksaan semata-mata, tentulah ada tangan yang lebih kuat yang mengendalikannya. Apabila gerakannya sesuai dengan kehendaknya sendiri, haruslah dilihat apakah tujuan dari gerakan itu.
Apabila mereka bergerak untuk mencapai kesempurnaan, seperti benih yang bangkit dari bumi untuk tumbuh menjadi pohon dan berbuah, maka itu berarti mereka memerlukan suatu wujud yang independen, kuasa, dan bijaksana yang akan menyingkirkan kekurangan-kekurangan mereka dan menganugerahkan kepada mereka sifat kesempurnaan.
Apabila gerakan dan rotasi mereka menuju kepada kelemahan dan kekurangan, dan halnya seperti orang yang melewati usia puncaknya dan memasuki sisi usia yang salah, maka itu berarti gerakannya cenderung kepada kemunduran dan kehancuran, dan dengan demikian tidak sesuai dengan posisi sebagai tuhan yang akan menguasai dunia dan segala isinya.
Miftah H. Yusufpati
(mhy)
No comments:
Post a Comment