Doa Nabi Ibrahim: Jauhkanlah Aku beserta Anak Cucuku dari Menyembah Berhala

 Doa Nabi Ibrahim: Jauhkanlah Aku beserta Anak Cucuku dari Menyembah Berhala

Nabi Ibrahim as pun berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kemusyrikan. Foto/Ilustrasi: Ist
Syaikh Prof Dr Abdur Razaq bin Abdul Muhsin al-Badr mengatakan sesungguhnya kewajiban setiap muslim adalah berhati-hati terhadap syirik dan sangat takut jika terjatuh ke dalamnya. Nabi Ibrahim as pun berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kemusyrikan:

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ


Artinya: "Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia." ( QS Ibrâhîm/14 :35-36)

Dalam bukunya berjudul "al-Jaami’ lil-Buhuts war-Rasaa`il" (Daar Kunuuz Isybiliya, 2005), al-Badr menjelaskan Nabi Ibrahim as takut jika sampai menyembah berhala-berhala , sehingga beliau berdoa agar Allah menyelamatkan beliau dan anak cucu beliau dari menyembah berhala.

"Apabila Nabi Ibrahim Khalilullah saja memohon agar Allah menjauhkan diri beliau dan diri anak keturunan beliau dari menyembah patung-patung, apatah lagi seharusnya orang-orang yang selain beliau," katanya.

Tidak diragukan lagi, bahwa hati yang hidup tentu sangat takut terhadap kemusyrikan. Ia pasti akan sangat menjaga diri dari kemungkinan terjerumus dalam kemusyrikan dan akan senantiasa berdoa terus menerus agar Allah menyelamatkannya dari kemusyrikan.

Dengan demikian, maka hal ini akan menuntut seorang mukmin untuk berusaha memahami hakikat syirik, sebab-sebabnya, prinsip-prinsipnya dan macam-macamnya, agar ia tidak sampai terjatuh ke dalam syirik.

Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim supaya membersihkan baitullah sesudah Allah memberikan tempat kepada Ibrahim di baitullah tersebut, dan melarang berbuat syirik. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ


Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun (syirik) dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku’ serta sujud”. ( QS al-Hajj/22 :26)

in-ketika-umat-islam-meniru-umat-nabi-musa-1678673036">Kisah Zatu Anwat dalam Perang Hunain, Ketika Umat Islam Meniru Umat Nabi Musa
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: