Dialog Abu Dzar Al-Ghifari dengan Rasulullah SAW dari Masalah Salat sampai Wahyu Paling Besar

 

Dialog Abu Dzar Al-Ghifari dengan Rasulullah SAW dari Masalah Salat sampai Wahyu Paling Besar " data-src="https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2023/06/08/70/1120841/dialog-abu-dzar-alghifari-dengan-rasulullah-saw-dari-masalah-salat-sampai-wahyu-paling-besar-aog.jpg" alt="Dialog Abu Dzar Al-Ghifari dengan Rasulullah SAW dari Masalah Salat sampai Wahyu Paling Besar">
Abu Dzar Al-Ghifari adalah sahabat Nabi SAW yang miskin. Foto/Ilustrasi: Ist
Abu Dzar Al-Ghifari merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terdahulu memeluk Islam. Beliau berasal dari suku Ghifar. Dikenal sebagai sosok yang memiliki keteguhan hati, berpikiran matang dan visioner.

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis tentang dialog Abu Dzar Al-Ghifari dengan Rasulullah SAW tentang salat sampai wahyu yang paling besar. Berceritalah Abu Dzar, suatu kali dirinya mendatangi Rasulullah SAW, yang kala itu tengah berada di dalam masjid.

Rasulullah SAW bertanya, "Hai Abu Dzar, apakah engkau telah salat?"

Aku (Abu Dzar) menjawab, "Belum."

Rasulullah SAW bersabda, "Berdirilah dan salatlah kamu!" Maka aku berdiri dan salat, setelah itu aku duduk lagi dan beliau SAW bersabda: "Hai Abu Dzar, mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan setan jin."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah setan manusia itu ada?"

Beliau SAW menjawab, "Ya ada."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan salat?"

Rasulullah SAW menjawab: "Salat adalah sebaik-baik pekerjaan; barang siapa yang ingin mempersedikitnya atau memperbanyaknya (hendaklah ia melakukan apa yang disukainya —dari salatnya itu—)."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan puasa?"

Rasulullah SAW menjawab: "Amal fardu yang berpahala dan di sisi Allah ada tambahannya."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan sedekah?"

Rasulullah SAW menjawab, "Pahalanya dilipatgandakan dengan kelipatan yang banyak."

Aku bertanya, "Manakah sedekah yang terbaik, wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW menjawab: "Hasil jerih payah dari orang yang merasa sedikit atau yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi kepada orang yang fakir."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, nabi manakah yang paling pertama?"

Beliau menjawab, "Adam."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah dia seorang nabi?"

Nabi SAW menjawab, "Ya, dia seorang nabi dan juga orang yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah SWT."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ada berapakah para rasul itu?"

Rasulullah SAW menjawab, "Tiga ratus belasan orang, jumlah yang cukup banyak."

Di lain kesempatan beliau SAW bersabda, "Tiga ratus lima belas orang rasul."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, wahyu apakah yang paling besar yang pernah diturunkan kepada engkau?"

Rasulullah SAW menjawab: Ayat kursi, yaitu, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” ( QS Al-Baqarah : 255)

Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Imam Nasai juga meriwayatkan hadis ini melalui Abu Umar Ad-Dimasyqi dengan sanad yang sama. Hadis ini telah diriwayatkan dengan sangat panjang lebar oleh Imam Abu Hatim ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya.

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: