Kisah Guru Sufi Menyarankan Bayazid Al-Busthami Membatalkan Haji

 Kisah Guru Sufi Menyarankan Bayazid Al-Busthami Membatalkan Haji

Kakbah adalah rumah kesalehan, tapi aku menyimpan misteri-Nya yang terdalam. Foto/Ilustrasi: Ist
Kisah epik mistik seorang guru sufi yang menyarankan Bayazid Al-Busthami
agar membatalkan haji dipaparkan Jalal al-Din Rumi dalam dalam buku Masnavi-ye Man'ai.

Suatu saat di pertengahan abad ke-9 M, Bayazid Al-Busthami berjalan kaki dari rumahnya di Iran utara-tengah menuju Makkah , untuk menunaikan Perjalanan hampir 2.500 kilometer.

Di setiap kota dan desa yang dilaluinya, dia mencari para mistikus dan orang suci setempat, berharap menemukan guru sejatinya sendiri.


Akhirnya, di sebuah kota yang tidak disebutkan namanya, Bayazid bertemu dengan seorang Sufi yang miskin dan buta, bungkuk karena usia. Orang bijak menanyakan rencananya, dan Bayazid mengatakan kepadanya bahwa dia bertujuan untuk menyelesaikan haji.

“Berjalan saja di sekitarku tujuh kali, itu lebih baik daripada haji,” jawab syekh tua itu.

Lalu dia melanjutkan:

"Selesaikan haji Anda dengan demikian! Raih akhir perjalanan Anda! Anda lari ke Safa, memasuki kemurnian; Anda telah melakukan umrah; hidup selamanya! Dia menilai saya jauh lebih tinggi, saya bersumpah, daripada hanya rumah-Nya.

Mari kita bandingkan: Bahwa Kakbah adalah rumah kesalehan, tapi aku menyimpan misteri-Nya yang terdalam; di dalam Kakbah tidak ada yang pernah melangkah dan hati saya yang murni hanya Tuhan yang akan menerima; ketika Anda telah melihat saya, Anda juga telah melihat Tuhan; Anda akan melingkari Kakbah yang paling benar."

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: