Malam Lailatul Qadar, Permohonan Nabi Muhammad agar Umat Islam Diberi Umur Panjang
Pada malam itu (Lailatul Qadar), Allah SWT telah menurunkan Al-Quran yang kemudian menjadi mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang tahu kapan terjadinya malam lailatul qadar.
Namun hadist riwayat Bukhari menyebut, malam lailatul qadar jatuh pada 10 malam terakhir Ramadan, yakni pada hitungan malam ganjil. Ciri-ciri semesta pada malam lailatul qadar juga bisa diketahui.
Di antaranya langit cerah, udara sejuk, tidak hujan dan pada siang hari matahari tidak menyengat. Bagi umat Islam, malam lailatul qadar adalah malam yang istimewa.
Sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan, Allah SWT akan melipatgandakan pahala serta mengabulkan doa yang dipanjatkan umat Muhammad SAW. Karenanya pada malam lailatul qadar umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan berdoa.
Dalam buku Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah (1996), Al-Hafidz Syekh Al-Qasthalaniy di kitab Al-Mawahib Al-Ladunniyyah menjelaskan tentang sejarah turunnya malam lailatul qadar
Turunnya firman Allah SWT mengenai malam lailatul qadar adalah atas permohonan Rasulullah SAW kepada Allah SWT mengingat umur umatnya yang demikian pendek dibanding dengan umur umat para nabi terdahulu.
“Permohononan dikabulkan Allah seiring dengan kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada beliau (Nabi Muhammad SAW)”.
Sementara dalam kitab Asbabun Nuzul, yakni seperti diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dan Al-Wahidi (bersumber Mujahid) menyebut Rasulullah pernah menyebut seorang Bani Israil yang berjuang fi sabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus.
Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan surat Al Qadar, bahwa satu malam lailatul qadar lebih baik daripada perjuangan Bani Israel selama 1.000 bulan.
“Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada lailatul qadar. Tahukah engkau (hai Muhammad) apakah lailatul qadar? Lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan”. (QS Al Qadar: 1-3)
(shf)Solichan Arif
No comments:
Post a Comment