3 Perbedaan Syiah dan Sunni, Salah Satunya Rukun Islam

3 Perbedaan Syiah dan Sunni, Salah Satunya Rukun Islam
3 perbedaan Syiah dan Sunni, salah satunya rukun Islam. Syiah tidak memasukkan du syahadat dalam rukun tersebut. Foto/Ilustrasi: Dictio
Perbedaan Syiah dan Sunni cukup banyak. Salah satunya adalah perihal rukun Islam dan rukun Iman. Kaum Sunni menyebut rukun Islam ada 5 perkara. (1) Dua syahadat, (2) sholat, (3) puasa, (4) zakat, dan (5) haji. Sedangkan Syiah juga menyebut 5 namun berbeda komponennya. Rukun Islam Syiah adalah: (1) sholat, (2) puasa, (3) zakat, (4) haji, dan (5) Wilayah.

Rukun Islam Sunni berdasarkan hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

”Islam dibangun di atas 5 rukun: Syahadat laa ilaaha illallah dan bahwa Muhamamd utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berangkat haji, dan puasa ramadhan.” (HR. Bukhari 8 & Muslim 16).

Rukun Islam kaum Syiah tidak mencantumkan dua kalimah syahadat . Namun mencantumkan Wilayah untuk rukun Islam kelima. Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pengasuh KonsultasiSyariah.com menjelaskan yang dimaksud rukun Wilayah adalah bahwa penentuan imam atau khalifah, itu murni ditunjuk oleh Allah (manshab ilahi), sebagaimana nubuwah (kenabian). Karena itu, dalam syiah, imam atau khalifah, tidak bisa ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau pemilihan.

Dalam Ushul al-Kafi – salah satu rujukan utama dalam Syiah – dinyatakan,

عن أبي جعفر (عليه السلام) قال: بني الاسلام على خمس: على الصلاة والزكاة والصوم والحج والولاية ولم يناد بشئ كما نودي بالولاية، فأخذ الناس بأربع وتركوا هذه – يعني الولاية –

Dari Abu Ja’far – alaihis salam – dia mengatakan, Islam dibangun di atas 5 rukun: sholat, zakat, puasa, haji, dan wilayah. Beliau menyerukan paling keras untuk rukun wilayah. Namun manusia hanya mengambil 4 rukun pertama, dan meninggalkan ini (yaitu rukun wilayah).

Dalam riwayat lain, terdapat tambahan,

قال زرارة: فقلت: وأي شئ من ذلك أفضل؟ فقال: الولاية أفضل، لأنها مفتاحهن والوالي هو الدليل عليهن

Zurarah bertanya kepada Abu Ja’far, “Mana rukun islam yang paling afdhal? Abu Ja’far menjawab, “Walayah paling afdhal. Karena ini kunci semuanya, dan Wali adalah petunjuk untuk yang lainnya.” [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 2/18].

Kedua, perbedaan Syiah dan Sunni adalah tentang rukun Iman. Kaum Sunni meyakini rukun iman ada 6 yakni (1) Iman Kepada Allah, (2) Iman Kepada Malaikat, (3) Iman Kepada Kitab-Kitab, (4) Iman Kepada Para Rasul, (5) Iman Kepada hari kiamat, dan (6) Iman Kepada Qadha Qadar.

Hal ini didasarkan pada hadis Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang iman,

الْإِيمَانِ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Iman adalah kamu beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk. (HR. Bukhari 50, Muslim 8, Nasai 4990, dan yang lainnya).

Sedangkan kaum Syiah meyakini bahwa rukun iman ada 5 yakni (1) Tauhid, (2) Nubuwah (Kenabian), (3) Imamah, (6) Keadilan, dan (6) al-Ma’ad (Kiamat).

Tokoh Syiah, Syaikh al-Muntadzari mengatakan,

أصول الدين خمسة: التوحيد والعدل والنبوة والإمامة والمعاد

”Ushuluddin (prinsip iman) ada lima: tauhid, keadilan, nubuwah (kenabian), imamah, dan al-Ma’ad (qiyamat).” (Minal Mabda’ ila al-Ma’ad, al-Muntadzari, 181).

Hal yang sama juga ditegaskan oleh al-Huly, dalam bukunya, an-Nafi’ yauma al-Hasyr,

وأصول الدين خمسة التوحيد والعدل والنبوة والإمامة والمعاد

”Ushuluddin (prinsip iman) ada lima: tauhid, keadilan, nubuwah (kenabian), imamah, dan al-Ma’ad (qiyamat).” (an-Nafi’ yauma al-Hasyr, al-Huly, 13).

Ketiga, perbedaan kitab Suci Sunni dan Syiah. Menurut Ustadz Ammi Nur Baits, kitab suci kaum muslimin (Sunni) adalah al-Quran yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi SAW. Setelah beliau wafat, al-Quran telah sempurna dan tidak lagi ada tambahan wahyu yang turun. Al-Quran kaum muslimin, terdiri dari 30 juz, 114 surat, dengan jumlah ayat sekitar 6 ribuan.

Hanya saja mereka berbeda pendapat tentang selebihnya. Ada yang mengatakan, 6204 ayat, 6014 ayat, 6226 ayat, dan ada juga yang mengatakan 6236 ayat.

Sedangkan al-Quran versi Syiah berbeda. Ada 3 aqidah syiah tentang kitab suci al-Quran:

1. Mereka mengakui sebagian al-Quran yang dipegang kaum muslimin. [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241]

2. Mereka meyakini bahwa al-Quran yang dipegang kaum muslimin telah disimpangkan oleh para sahabat, sehingga tidak semua ayat al-Quran masih otentik. Beberapa ayat telah diubah dan sebagian besar dibuang para sahabat.

3. Syiah memiliki al-Quran versi lain, yang tidak ada dalam al-Quran yang beredar di tengah kaum muslimin, jumlah ayatnya 17.000. Ada dua keterangan yang mereka sampaikan, (1) al-Quran itu langsung diturunkan kepada Fatimah, (2) al-Quran itu diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau berikan hanya ke Fatimah. [Ushulul Kaafi, Al Kulaini, 2/634, dan keterangan Yasir Habib, musuh sahabat].

Kaum Syiah menyebut kitab suci tambahan khusus mereka sebagai mushaf Fatimiyah. Mushaf ini tidak dimiliki oleh kaum muslimin pada umumnya. Menurut salah satu riwayat mereka, Jibril hanya mendektekannya kepada Fatimah, kemudian ditulis oleh Ali bin Abi Thalib ra.

Dalam kitab Ushul al-Kafi – salah satu rujukan utama syiah – dinyatakan, ketika Imam as-Shodiq – alaihis salam – ditanya tentang mushaf Fatimah – alaihas salam – beliau menjawab,

“Sesungguhnya Fatimah, sepeninggal Rasulullah SAW, beliau berkabung selama 75 hari. Beliau sangat bersedih karena wafatnya ayahnya. Jibril selalu mendatangi Fatimah, dan turut berkabung atas kematian ayahnya. Jibril menghibur Fatimah, dan menyampaikan tentang keadaan ayahnya dan kedudukan ayahnya. Jibril juga menyampaikan keadaan masa depan keturunan Fatimah. Sementara Ali mencatat semua yang disampaikan Jibril. Itulah Mushaf Fatimah.” [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241].

Mushaf Fatimah jauh lebih tebal dibandingkan al-Quran umat Islam. Mushaf Fatimah 3 kali lebih tebal dibandingkan al-Quran kaum muslimin.

Dalam Ushul al-Kafi juga disebutkan, bahwa Abu Abdillah – alaihis salam – mengatakan, “Kami memiliki mushaf Fatimah alaihas salam. Mereka tidak tahu, apa itu mushaf Fatimah? Mushaf Fatimah berisi seperti quran kalian ini 3 kali lipat. Demi Allah, tidak ada satupun bagian (dalam mushaf Fatimah) yang dijelaskan dalam Quran kalian satu hurufpun.” [al-Kafi, al-Kulaini, jilid 1, hlm. 287]

(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: