Surat Yusuf Ayat 69: Kisah Pertemuan Nabi Yusuf dan Bunyamin yang Mengharukan

Surat Yusuf Ayat 69: Kisah Pertemuan Nabi Yusuf dan Bunyamin yang Mengharukan
Nabi Yusuf alaihissalam akhirnya bertemu dengan Bunyamin, saudara kandung yang amat disayanginya. Foto ilustrasi/tangkapan layar Film Nabi Yusuf
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf

Apa yang dinanti Nabi Yusuf akhirnya dikehendaki Allah. Beliau bertemu kembali dengan saudara-saudaranya termasuk dengan saudara kandung yang amat dicintainya, Bunyamin.

Kisah pertemuan Nabi Yusuf dengan Bunyamin ini cukup mengharukan. Beliau tak kuasa menahan air matanya ketika duduk berhadapan dalam satu meja. Bunyamin tidak tahu kalau orang yang berada di hadapannya adalah saudaranya yang pernah dikabarkan hilang saat remaja.

Berikut lanjutan kisahnya diceritakan dalam Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 69. Allah Ta'ala berfirman:

وَلَمَّا دَخَلُوْا عَلٰى يُوْسُفَ اٰوٰٓى اِلَيْهِ اَخَاهُ قَالَ اِنِّيْٓ اَنَا۠ اَخُوْكَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: "Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: 'Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (Surat Yusuf ayat 69)

Pesan dan Hikmah
1. Ketika para saudara Nabi Yusuf tiba di Kerajaan Mesir, Yusug pun menghampiri saudaranya Bunyamin sambil berbisik kepadanya: "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

2. Sebuah penyambutan hormat terhadap saudara yang datang dengan penuh hangat. Nabi Yusuf memnujukkan sikap dan ucapan yang baik, santun, menyenangkan dan menghibur. Menampakkan wajah gembira ketika bertemu saudara termasuk sunnah para Nabi.

Dalam sebuah riwayat diceritakan, tatkala saudara-saudara Yusuf masuk ke tempatnya, mereka memperkenalkan Bunyamin seraya berkata: "Inilah saudara kami Bunyamin, yang diminta datang bersama-sama dengan kami, sekarang kami memperkenalkannya kepada Baginda."

Nabi Yusuf menjawab: "Terima kasih banyak, dan untuk kebaikan ini niscaya kami akan menyediakan balasannya." Lalu Nabi Yusuf menyediakan hidangan makanan untuk mereka yang semuanya berjumlah 11 orang. Tiap-tiap meja untuk dua orang, sehingga semuanya sudah duduk berhadap-hadapan pada lima meja dalam lima buah kamar yang tertutup.

Hanya tinggal Bunyamin sendirian tidak mempunyai pasangan. Nabi Yusuf berkata kepada tamu-tamunya: "Kamu yang sepuluh orang, masing-masing berdua masuklah ke dalam kamar. Karena yang seorang ini, yaitu Bunyamin tidak mempunyai kawan, maka baiklah saya yang menemaninya."

Setelah Nabi Yusuf dan Bunyamin berdua dalam sebuah kamar, maka Yusuf merangkulnya dengan penuh kemesraan semabri berkata: "Apakah kamu suka menerima aku sebagai saudaramu, ganti dari saudaramu yang hilang itu?" Bunyamin menjawab: "Siapa yang akan menolak mendapatkan saudara seperti engkau yang mulia ini? Namun engkau tidak dilahirkan dari Bapakku Yakub dan ibuku Rahil."

Karena tidak tahan mendengar ucapan itu, Nabi Yusuf menangis dan merangkul Bunyamin seraya berkata: "Akulah Yusuf, saudaramu yang dikatakan hilang itu." Lalu Yusuf menasihati saudaranya, supaya jangan bersedih atas apa yang telah dikerjakan oleh saudara-saudaranya terhadapnya.

Nabi Yusuf memberitahukan pula kepada Bunyamin rencananya terhadap saudara-saudaranya, untuk menguji mereka, apakah akhlaknya masih seperti dahulu atau sudah ada perubahan. Maksudnya supaya Bunyamin jangan terkejut, bila nanti terjadi hal-hal yang dilakukan Yusuf yang terasa janggal baginya.

(bersambung)!

(rhs)

No comments: