Nasib Roh Manusia yang Berbuat Kesyirikan

Begini Nasib Roh Manusia yang Berbuat Kesyirikan
Nasib roh manusia yang berbuat kesyirikan amat memilukan. Baunya busuk dan disia-siakan. Foto/Ilustrasi: Ist
Nasib roh manusia yang berbuat kesyirikan dan orang-orang kafir sangat buruk. Roh itu keluar dari jasad berbau busuk seperti kotoran. Roh itu akan disambut penghuni langit dengan berkata: “Roh jahat dari bumi, lalu ada dikatakan, "Pergilah bersamanya sampai ajal terakhir”

Kondisi roh kaum kafir dan musyrik ini disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim . Hal yang berbeda terjadi pada roh kaum mukmin.

Dari Abu Hurairah ra , ia berkata, “Jika roh seorang mukmin keluar (dari jasadnya), dua malaikat menerima dan menaikkannya.”

ammad (salah satu perawi hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan Muslim) berkata, “Disebutkan bau wangi rohnya, dikatakan seperti kasturi”

Abu Hurairah berkata, “Penghuni langit berseru, 'Roh baik datang dari bumi. Semoga Allah bersalawat atasmu dan atas jasad yang sebelumnya kau aktifkan', lalu ia pergi menghadap Tuhannya, kemudian Dia berkata, 'Pergilah kalian bersamanya sampai ke ajal terakhir.'

Sedangkan dalam hadis riwayat al-Barra, Rasulullah SAW menyebutkan penghormatan yang diberikan kepada roh seorang hamba yang saleh setelah keluar dari jasadnya, yaitu para malaikat Allah bersholawat kepada roh yang baik itu, dibukakan baginya pintu langit, diberikan kafan dan wewangian dari surga, rohnya mengeluarkan bau-bau wewangian yang melebihi wanginya kasturi, kemudian para malaikat membawanya dalam sebuah perjalanan mulia dan terhormat.

Sedangkan roh orang jahat dilaknat oleh malaikat langit saat ia keluar dari jasad, lalu pintu langit tertutup baginya. Setiap regu malaikat berseru di pintu langit agar tidak naik di hadapan mereka.

Selain itu, roh tersebut diberi kain kafan dan bebauan dari neraka. Darinya keluar bau busuk yang membuat malaikat menderita, lalu ia dinaikkan ke langit, tapi pintu-pintu langit tidak terbuka baginya, maka roh itu dicampakkan dengan penuh kemurkaan.

Dalam hadis al-Barra' ibn Azib, Rasulullah SAW melukiskan perjalanan roh manusia dari kematian sampai ke barzakh:

Ketika rohnya keluar dari jasadnya, semua malaikat di antara langit dan bumi dan semua malaikat di langit bersholawat kepadanya, dan dibukakan baginya pintu-pintu langit.

Para penghuni pintu langit memohon kepada Allah agar bisa naik menyertainya. Begitu malaikat maut mengambilnya, mereka tidak membiarkannya sekejab mata pun. Mereka segera mengambil dan meletakkannya di kafan dan wewangian.

Itulah makna ayat, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu lidak melalaikan kewajibannya” ( QS al-An'am : 61)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut darinya keluar bau wangi kasturi terwangi yang ada di bumi. Mereka lalu naik bersama roh tersebut. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat kecuali yang dilewati berseru, “Siapakah roh yang baik ini?”

Mereka menjawab, “Fulan bin Fulan”—dengan nama terbaik yang disebutkan padanya ketika di dunia. Ketika berhenti di langit dunia, mereka meminta dibukakan pintu baginya, lalu dibukalah. Disambutlah ia oleh para malaikat mugarrabin di tiap langit sampai ke langit berikutnya, terus ke langit ke tujuh.

Allah berfirman, “Tulislah kitab catatan hamba-Ku di Illiyyin. Tahukah kamu apakah Iiliyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)" ( QS al-Muthaffifin : 19-21).

Kitab catatannya lalu ditulis di Illiyyin, kemudian ada seruan, “Kembalikan dia ke bumi, karena sesungguhnya dari bumi Aku menciptakan mereka, ke bumi Aku mengembalikan mereka, dan dari bumi Kukeluarkan mereka pada kali lainnya.”

Rasulullah SAW menceritakan roh jahat yang dicabut dari seorang hamba kafir atau orang jahat. Beliau bersabda bahwa setelah rohnya tercabut:

Ia dilaknat oleh setiap malaikat (yang menghuni ruang| antara langit dan bumi serta semua malaikat di langit. Pintu-pintu langit ditutup. Tiap penghuni langit berdoa kepada Allah agar rohnya tidak melewati mereka. Rohnya lalu diambil, dan ketika diambil, mereka tidak membiarkan roh itu di tangan malaikat maut barang sekejap pun dan segera memasukkannya ke tempat basuhan.

Lalu dari roh tersebut keluar bau bangkai yang paling busuk di bumi. Setelah itu, para malaikat membawanya naik (ke langit). Setiap kali mereka melewati sekumpulan malaikat, yang dilewati berseru, “Siapakah toh busuk ini?” Yang ditanya menjawab, “Fulan bin fulan,”—dengan menyebut nama terburuk yang biasa dipanggilkan kepadanya di dunia. Ketika akhirnya berhenti di langit dunia, ia minta dibukakan pintu langit, tapi tidak dikabulkan.

(Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat, “Tidaklah mereka dibukakan pintu pintu langit dan tidak masuk surga sampai unta dapat masuk ke lubang jarum). ( QS al-A'raf : 10)

Lalu Allah berfirman, “Catatlah kitabnya di Sijin, di bumi yang rendah!”

Kemudian Ia berfirman, “Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah, ke tanah Kukembalikan mereka, dan dari tanah Kukeluarkan mereka pada kali lain.”

Rohnya lalu dilemparkan dari langit sampai mengenai jasadnya. (Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat, “Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh?) Lalu rohnya dikembalikan ke jasadnya. ( QS al-Hajj : 31)

Ibn Majah meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Orang mati itu sungguh didatangi malaikat maut. Jika ia orang saleh, malaikat berkata, “Keluarlah, wahai jiwa yang baik yang bersemayam di jasad yang baik! Keluarlah dalam keadaan terpuji! Bergembialah dengan ketenteraman dan karunia, dan Tuhan tidak murka padamu!”

Kata-kata itu terus diucapkan sampai rohnya keluar, kemudian malaikat itu membawanya naik ke langit. Ia minta dibukakan (pintu langit) baginya. Ditanya, “Siapa ini?“

Malaikat menjawab, “Fulan.”

Dijawab, “Selamat datang, wahai jiwa yang baik yang dulu bersemayam di jasad yang baik! Masuklah dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah dengan ketentraman dan karunia, dan Tuhan tidak murka kepadamu.”

Kata-kata itu diucapkan kepadanya sampai ia berhenti di langit tempat Allah Yang Mahaluhur dan Mahamulhia.

Maksudnya bukannya langit berisi Allah dan membatasi zat-Nya. Mahasuci Ia dari sedemikian, Allah di atas langit-langit-Nya. Allah berfirman tentang kursiNya, “Kursi-Nya mencakup langit dan bumi.” ( QS al-Bagarah : 255)

Rasulullah SAW memberitakan bahwa posisi langit di kursi seperti sebuah cincin di dataran luas di bumi. Demikian juga, kursi di 'Arasy seperti sebuah cincin di dataran luas di bumi. Ini mirip dengan ayat, “Dan sungguh aku akan salib kalian di pangkal pohon kurma," (QS Thaha: 71) dan ayat, “Maka berjalanlah kalian di bumi,” (QS al-Bara'ah: 2).

Maksudnya, bukan mereka di dalam pohon kuema dan di dalam bumi. Maksud ayat di atas adalah, Allah berada di atas dan mengatasi langit. Hadis di atas juga mirip ayat, “Apakah kalian yang ada di langit merasa aman dengan ditenggelamkannya bumi bersama kalian? ( QS al-Mulk : 16).

Artinya, kalian yang berada di atas. Juga semisal sabda Rasulullah SAW tehadap budak wanita, "Di mana Allah?”

Jawabnya, “Di langit.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Bebaskan dia, sebab dia telah beriman," (HR Muslim)

Orang Jahat
Jika ia orang jahat, sang malaikat berkata, “Keluarlah, wahai jiwa yang jahat yang bersemayam di jasad yang busuk! Keluarlah dalam keadaan tercela! Bergembiralah dengan air (di neraka) yang sangat panas dan sangat dingin?”

Kata-kata itu terus diucapkan sampai rohnya keluar, kemudian malaikat itu membawanya naik ke langit. Ia minta dibukakan (pintu langit| baginya.

Ditanya, “Siapa ini?”

Malaikat menjawab, “Fulan.”

Dikatakan, “Tidak ada penyambutan untuk jiwa yang busuk yang dulu bersemayam di jasad yang busuk. Pulanglah dalam keadaan tercela! Kau tidak dibukakan pintu!” Lalu ia dilepas dari langit, dan kemudian sampai di kubur.” (Diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam Sunannya, dan telah disahihkan oleh Syekh Nashir dalam Shahih Jami' ash-Shaghir)

mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: