Kisah Nabi Muhammad SAW Memuji Umatnya dan Tangisan Para Sahabat

Kisah Nabi Muhammad SAW Memuji Umatnya dan Tangisan Para Sahabat
Dalam satu riwayat Rasulullah SAW memuji umatnya karena hidup dengan berbuat amal kebaikan. Jika mereka berbuat buruk mereka beristighfar memohon ampun kepada Allah. Foto/SINDOnews
Dalam satu Hadis diceritakan Rasulullah Muhammad SAW memuji umatnya. Suat malam Nabi Muhammad mendapati beberapa sahabat menangis ketika membaca Al-Qur'an.

Berikut kisahnya diketengahkan Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitabnya "Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah".
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda:

خِيَارُ أُمَّتِيْ مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ وَإِذَا أَحْسَنُوْا اسْتَبْشَرُوْا وَإِذَا أَسَاءُوْا اسْتَغْفَرُوْا وَإِذَا سَافَرُوْا قَصَرُوْا صَلَاتَهُمْ وَأَفْطَرُوْا مِنْ صَوْمِهِمْ وَاِنَّ شِرَارَ أُمَّتِى الَّذِيْنَ وُلِدُوْا فِى النِّعَمِ وَغُذُوْا فِى النِّعَمِ وَهِمَّتُهُمْ أَلْوَانُ الطَّعَامِ وَأَلْوَانُ الشَّرَابِ وَإِذَا تَكَلَّمُوْا تَشَدَّقُوْا وَإِذَا مَشَوْا تَبَخْتَرُوْا وَيْلٌ لِلْجَرَّارِيْنَ أَذْيَالًا وَالْأّكَّالِيْنَ إِفْضَالًا وَالنَّاطِقِيْنَ أَشْعَارًا

Artinya: "Orang-orang pilihan dari umatku adalah mereka yang bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ketika mereka berbuat baik maka mereka merasa senang, tatkala mereka berbuat buruk maka mereka ber-istighfar (memohon ampun). Ketika mereka bepergian maka mereka meng-qashar sholat mereka dan membatalkan puasa mereka. Sesungguhnya seburuk-buruk umatku adalah mereka yang dilahirkan di dalam kenikmatan, diberi makan di dalam kenikmatan, himmah (keinginan) mereka adalah berbagai macam makanan dan berbagai macam minuman, tatkala mereka berbicara maka mereka bermulut besar, dan tatkala mereka berjalan maka mereka angkuh. Celakalah bagi orang-orang yang menyeret-nyeret ujung pakaian, orang-orang yang makan secara berlebihan, dan orang-orang yang melantunkan syair-syair... dan seterusnya."

Dalam hadis itu Rasulullah SAW memuji umatnya, yaitu mereka yang hidup dengan berbuat amal kebaikan dan mencela sebagian mereka yang lain seolah-olah Beliau memotivasi umatnya untuk melakukan taat dan istiqomah pada sifat itu.

Pada suatu malam dari beberapa malam Bulan Rajab, Nabi terbangun untuk melihat di dalam masjid apakah ada sahabat yang terbangun. Ketika berada di dekat pintu masjid, Nabi mendengar suara Abu Bakar ash-Shiddiq sedang menangis di dalam sholat. Sahabat Abu Bakar hendak mengkhatamkan Al-Qur'an dalam 2 rakaat. Ketika beliau sampai pada ayat ini:

إِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS At-Taubah ayat 111)

Menangislah Abu Bakar dengan tangisan sedih yang teramat. Rasulullah SAW pun berhenti di samping pintu masjid, sedangkan air mata Abu Bakar menetes-netes di atas tikar.

Di sisi masjid, terdengar pula suara sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, sedang menangis dengan suara yang keras. Ia hendak menghatamkan Al-Qur'an dalam 2 rakaat. Namun ketika sampai pada ayat ini:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: "Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya orang yang ber-akallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar ayat 9)

Meneteslah air mata Ali bin Abi Thalib di atas tikar. Di sisi lainnya di dalam masjid, Sahabat Mu'adz bin Jabal sedang menangis dengan suara yang keras, ia hendak mengkhatamkan Al-Qur'an di dalam sholat, kecuali ia hanya membaca separuh atau sepertiga Al-Qur'an kemudian ia mengawali surat lainnya secara berurutan. Mu'adz menangis di dalam sholat dan air matanya menetes di atas tikar.

Kemudian sahabat Bilal bin Rabah berada di pojok masjid melaksanakan sholat dan menangis. Kemudian Rasulullah SAW ikut menangis bersama mereka, lalu Nabi pulang ke rumahnya dalam keadaan bahagia dan mereka tidak mengetahui kehadiran Nabi SAW.

Alasan Para Sahabat Menangis
Ketika pagi telah tiba, mereka datang ke masjid dan melaksanakan sholat Fajar (sholat Subuh) di belakang Nabi. Selesai sholat, Nabi menghadapkan wajahnya ke arah mereka, lalu bertanya dengan rasa bahagia, "Wahai Abu Bakar, mengapa kamu menangis pada ayat ini (At-Taubah ayat 111)?"

Sahabat Abu Bakar pun menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, sedangkan Allah Yang Maha Luhur telah berfirman, "Aku telah membeli diri hamba-hamba-Ku", tatkala seorang budak memiliki cacat maka ia tidak akan dibeli. Atau tampaklah cacatnya setelah pembelian, maka pembeli akan mengembalikannya. Jika aku mempunyai cacat ketika pembelian atau tampak adanya cacat setelah pembelian, maka Allah Yang Maha Luhur akan mengembalikanku, lalu aku akan menjadi penghuni neraka. Karena alasan itulah aku menangis".

Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata: "Katakan kepada Abu Bakar wahai Nabi Muhammad, tatkala pembeli mengetahui cacat budak dan tetap membelinya bersamaan dengan adanya cacat itu, maka tiada kekuasaan baginya untuk melakukan pengembalian. Sedangkan Allah Yang Maha Luhur adalah Dzat Yang Maha Mengetahui atas cacat hamba-Nya sebelum Dia menciptakannya. Bersamaan dengan cacatnya, Allah membelinya dan tidak akan mengembalikannya, maka demikian pula cacat itu ketika setelah pembelian".

Sama halnya seseorang yang telah membeli 10 budak, lalu ia menemui satu budak tanpa cacat dari mereka. Pembeli pun berkeinginan untuk mengambil budak tanpa cacat dan mengembalikan sisanya, maka syariat tidak memerintahkan demikian itu, tetapi memerintahkan menerima semuanya.

Allah telah membeli setiap orang-orang mukmin, termasuk di dalam akad penjualan itu ada orang-orang yang bersih hatinya, hamba-hamba pilihan, para Nabi dan para Rasul. Dengan demikian, hamba yang memiliki cacat tidak akan dikembalikan oleh Allah.

Rasulullah SAW pun merasa bahagia dan begitu pula para sahabat. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib. "Wahai Ali, mengapa kamu menangis ketika membaca ayat ini (Az-Zumar: 9)?"

Ali pun menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, Allah Yang Maha Luhur berfirman: "Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9).

Bapak kami yaitu Nabi Adam adalah manusia paling mengetahui dan Allah berfirman tentangnya:

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا

Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya." (Al-Baqarah: 31)

Bagaimana kami bisa menyamainya?".

Kemudian datanglah Malaikat Jibril dan berkata: "Katakan kepada Ali wahai Nabi Muhammad, makna ayat itu bukan seperti yang kamu kira. Tetapi, tidaklah sama di hari Kiamat antara orang kafir dengan orang mukmin. Karena sesungguhnya orang kafir tidaklah menyembah kecuali pada berhala, ia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.

Sedangkan orang mukmin menyembah Allah dan mengatakan di setiap waktu dan masa: "Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah." Ketika mereka berbuat baik maka mereka merasa bahagia, tatkala mereka berbuat buruk maka mereka memohon ampun, dan tatkala mereka bepergian maka mereka mengqashar sholat mereka dan membatalkan puasa mereka".

Maka tidaklah sama antara orang kafir dengan orang-orang mukmin. Karena sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah neraka dan tempat kembali orang mukmin adalah surga".

Demikian kisah Rasulullah SAW memuji umatnya dan tangisan para Sahabat ketika membaca Al-Qur'an. Semoga kisah ini menambah keimanan kita dan semakin bersemangat berbuat amal saleh.

(rhs)Rusman H Siregar

No comments: