Datangnya Angin Lembut sang Pencabut Nyawa Jelang Kiamat

Datangnya Angin Lembut sang Pencabut Nyawa Jelang Kiamat
Pada saat menjelang kiamat Allah SWT mendatangkan angin yang lembut untuk mencabut roh orang-orang beriman. Foto/Ilustrasi: Ist
Pada saat menjelang kiamat Allah SWT mendatangkan angin yang lembut untuk mencabut roh orang-orang beriman. Setelah itu, tak ada lagi orang yang menyebut "Allah ... Allah." Mereka yang tinggal adalah manusia durjana. Kepada merekalah kiamat itu terjadi.

Dalam kitab Asyraathus Saa’ah karya Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil disebutkan tentang sifat angin ini. Ia adalah angin yang lebih lembut daripada sutera. "Hal itu merupakan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman pada zaman yang penuh dengan fitnah dan kejelekan," tutur Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.

Dijelaskan dalam hadis an-Nawwas bin Sam’an yang panjang tentang kisah Dajjal, turunnya Nabi Isa as, dan keluarnya Yajuj dan Majuj:

إِذْ بَعَثَ اللهُ رِيْحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقِبْضُ رُوْحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ؛ يَتَهَارَجُوْنَ فِيْهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُوْمُ السَّاعَةُ.

“Tiba-tiba saja Allah mengutus angin yang lembut, sehingga (angin tersebut) mengambil (mewafatkan) mereka dari bawah ketiak-ketiak mereka, lalu diambillah setiap roh mukmin dan muslim, dan yang tersisa hanyalah manusia yang paling durjana. Mereka menggauli wanita-wanita mereka secara terang-terangan bagaikan keledai, maka kepada merekalah kiamat akan terjadi.”

Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

"Dajjal keluar, kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam seakan-akan ia adalah Urwah bin Mas’ud, lalu beliau mencarinya (Dajjal), kemudian membinasakannya."

"Selanjutnya manusia berdiam selama tujuh tahun di mana tidak ada permusuhan di antara dua orang. Lalu Allah mengutus angin dingin dari arah Syam, tidak ada seorang pun di muka bumi yang memiliki kebaikan atau keimanan sebesar biji sawi di dalam hatinya melainkan Allah mencabutnya, walaupun seseorang di antara kalian masuk ke tengah-tengah gunung niscaya angin tersebut akan memasukinya sehingga ia mencabutnya (mewafatkannya).” (HR Muslim)

Beberapa hadis telah menunjukkan bahwa keluarnya angin ini terjadi setelah turunnya Nabi Isa as, tepatnya setelah terbunuhnya Dajjal dan binasanya Yajuj dan Majuj.

Demikian pula, sesungguhnya keluarnya angin tersebut terjadi setelah matahari terbit dari barat, setelah keluarnya binatang besar (dari perut bumi) juga berbagai macam tanda-tanda besar kiamat lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka keluarnya angin sangat dekat dengan terjadinya kiamat.

Hadis-hadis yang menjelaskan keluarnya angin ini sama sekali tidak bertentangan dengan hadis:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي؛ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ، ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, mereka akan senantiasa ada sampai hari Kiamat.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain:

ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِك.

“Selalu menampakkan kebenaran, orang yang menghinakan mereka tidak akan pernah bisa membahayakannya, hingga datang perintah Allah sementara mereka tetap dalam keadaan demikian.”(HR Muslim)

Makna hadis ini bahwa mereka senantiasa berada di atas kebenaran hingga angin lembut tersebut mencabut nyawa mereka menjelang kiamat. Jadi, makna (أَمْرُ اللهِ) adalah berhembusnya angin tersebut.

Dijelaskan dalam hadits Abdullah bin ‘Amr ra bahwa munculnya angin tersebut berasal dari arah Syam, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Sementara dijelaskan di dalam hadis lain dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ رِيْحًا مِنَ الْيَمَنِ، أَلْيَنُ مِنَ الْحَرِيْرِ، فَلاَ تَدَعُ أَحَدًا فِـيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيْمَانٍ؛ إِلاَّ قَبَضَتْهُ.

‘Sesungguhnya Allah mengirimkan angin dari arah Yaman yang lebih lembut daripada sutera, angin itu tidak akan pernah meninggalkan seorang pun yang di dalam hatinya terdapat keimanan seberat biji sawi melainkan dia mencabutnya (mewafatkannya).” ( HR Muslim )

Boleh jadi, angin itu berasal dari dua sisi yakni dari arah Syam dan dari arah Yaman. Kedua, bisa juga bahwa awalnya dari salah satu di antara dua daerah tersebut, kemudian sampai ke arah lainnya (dari dua arah itu), dan menyebar di sana.

(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: