7 Fakta Mansa Musa Terkaya Sejagat, Hartanya Mencapai Rp5,7 Kuadriliun

7 Fakta Mansa Musa Terkaya Sejagat, Hartanya Mencapai Rp5,7 Kuadriliun
Kaisar Mali, Mansa Musa (1280-1337 Masehi) tercatat sebagai orang terkaya di dunia yang memiliki harta Rp5,7 Kuadriliun. Foto ilustrasi/istimewa
Jika ditanya siapa orang terkaya di dunia, mungkin banyak yang menjawab Elon Musk, Bill Gates, Carlos Slim, Warren Buffet, Mark Zuckerberg, atau para Sultan Arab yang dikenal bergelimang harta. Atau anggota dinasti era modern seperti Rothschild, Rockefeller, atau Carnegie.

Elon Musk tercatat sebagai orang paling tajir di dunia dengan total kekayaan 223 Miliar Dollar AS (sekitar Rp3.481 Triliun). Namun, jumlah kekayaan Elon Musk ini ternyata masih jauh di bawah sosok Kaisar yang satu ini.

Namanya tercatat dalam sejarah sebagai orang terkaya di dunia. Beliau adalah Raja Mali, Kaisar Mansa Musa (1280-1337 Masehi) atau dikenal sebagai Musa Keita I. Dialah orang terkaya sejagat yang memiliki harta kekayaaan lebih dari Rp5,72 Kuadriliun atau setara dengan Rp5.720 Triliun.

"Ya, manusia terkaya sepanjang masa adalah orang Afrika, kawasan yang hari ini dikenal sebagai benua orang-orang miskin. Raja Mali Mansa Musa ialah orang terkaya yang pernah tercatat dalam sejarah," kata Dai yang juga Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.

Berikut beberapa fakta tentang Kaisar Mali, Mansa Musa:

1. Berkuasa di Kerajaan Mali pada Tahun 1307 M
Keita I atau Mansa Musa adalah seorang Kaisar Kerajaan Mali, Afrika Barat yang bertahta pada tahun 1307. Ia berkuasa selama 25 tahun dari Tahun 1312 sampai tahun 1337 M. Pada saat Mansa Musa naik tahta, wilayah Kekaisaran Mali mencakup bekas wilayah Kekaisaran Ghana di Mauritania selatan dan di Melle (Mali) serta wilayah-wilayah sekitarnya. Ia memiliki banyak gelar seperti "Amir Melle", penguasa tambang dan penakluk Ghanata. Mali dikenal sebagai pusat perdagangan emas yang membuat pemimpinnya Mansa Musa menjadi orang terkaya dalam sejarah.

2. Wilayah Kekuasaannya 2.218 Kilometer
Wilayah kekuasaan Mansa Musa membentang lebih dari 3.218 Kilometer dari Samudera Atlantik ke Timbuktu, termasuk wilayah yang sekarang menjadi negara Chad, Pantai Gading, Gambia, Guiena, Guinea-Bissau, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria dan Senegal. Kekayaannya didapatkan dari akses tak terbatas atas melimpahnya tambang emas di wilayah kekuasaannya saat itu.

3. Memiliki Kekayaan Rp5,7 Kuadriliun
Nyaris tidak ada data pasti tentang jumlah kekayaannya. AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa yang bisa dihitung di angka US$ 400 Miliar atau sekitar Rp5,72 Kuadriliun atau Rp5.720 Triliun. Sedangkan yang tidak bisa dihitung jumlahnya lebih besar lagi. Sebagian menyebutkan total kekayaannya adalah 800 Miliar Dollar AS. Jauh di atas kekayaan Elon Musk yang berjumlah 223 Miliar Dollar AS.

4. Berangkat Haji Membawa 60.000 Orang
Mansa Musa pernah berangkat Haji dari Mali bersama rombongan sebanyak 60.000 orang. Ia membawa serta seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya. Juga membawa serta ribuan kambing dan sapi untuk persediaan makanan. Rombongan yang sangat luar biasa yang tidak pernah ada dalam sejarah. Perjalanannya seperti sebuah kota yang bergerak di tengah gurun pasir.

Para budaknya mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Ratusan unta beruntun, masing-masing mengangkut ratusan Kilogram emas murni.

5. Sedekahkan 3 Kuintal Bijih Emas kepada Fakir Miskin
Dalam perjalanannya itu ada 80 ekor unta mengangkut bijih emas seberat 3 Kuintal. Emas ini dibagi-bagikan kepada fakir miskin yang dilewati rombongan Mansa Musa. Beliau benar-benar seorang penguasa yang sangat dermawan.

6. Tindakannya Membagi-bagikan Harta Membuat Timur Tengah Inflasi
Dikisahkan, kedermawanannya membagi-bagikan emas di kota-kota yang dilintasinya menyebabkan ekonomi di Timur Tengah mengalami inflasi. Karena nilai emas langsung jatuh dan harga-harga pun naik.

Sang Raja Mali itu meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga Al-Umari yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung Mansa Musa. Di Kairo, Mansa Musa berbelanja gila-gilaan dan membayarnya jauh lebih tinggi dari harga seharusnya. Kedatangannya menyebabkan inflasi parah di Mesir selama 12 tahun setelah kunjungan tersebut.

Perusahaan teknologi AS, SmartAsset, memperkirakan (berdasarkan penyusutan nilai emas), perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$ 1,5 Miliar atau sekitar Rp21,4 Triliun di seantero Timur Tengah.

7. Sangat Peduli Pendidikan
Selain muslim yang taat, Mansa Musa juga dikenal sebagai Raja yang sangat peduli dengan pendidikan. Sekembalinya dari Mekkah, sang raja membawa serta banyak sarjana, ulama dan Arsitek dari wilayah Islam. Usaha memajukan peradaban melalui pendidikan terus dilakukan Mansa Musa dengan banyak mengeluarkan biaya operasional untuk memenuhi perpustakaan Universitas Sankore yang saat itu telah memiliki koleksi buku sebanyak 700.000 buah.

Setelah Mansa Musa meninggal dunia Tahun 1337 M pada usia 57, kerajaannya diwariskan kepada anak-anaknya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Penerusnya adalah anaknya bernama Maghan I, salah satu penguasa yang memulai kemunduran kekaisaran Mali sampai mengalami disintegrasi pada awal abad ke-17. Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari menjadi titik akhir kehancuran Kerajaan Mali.

Kini Mali berubah menjadi negera Republik Mali yang sebelumnya dijajah oleh Prancis. Salah satu budaya orang Mali dikenal mengenakan jubah berwarna yang merupakan ciri khas Afrika Barat.

rhs)Rusman H Siregar

No comments: