3 Gaya Rambut Nabi Muhammad SAW yang Mengagumkan

3 Gaya Rambut Nabi Muhammad SAW yang Mengagumkan, Boleh Ditiru
Peninggalan rambut Nabi Muhammad SAW yang mulia tersimpan di beberapa museum, salah satunya di Museum Topkapi Istanbul Turki. Foto/Ist
Keindahan fisik Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam (SAW) digambarkan sempurna oleh para sahabat. Fisik yang indah, wajah yang tampan, perawakan yang bagus, akhlak mulia dan hati yang pemurah menunjukkan kesempurnaan beliau sebagai manusia terpilih.

Setiap mata yang melihatnya pasti terpesona dan menaruh hormat padanya. Siapa yang berkumpul dengannya akan mencintainya. Orang yang menceritakan sifatnya pasti akan berkata: "Belum pernah aku melihat sebelum dan sesudahnya orang yang seistimewa Beliau." (Riwayat Imam Ahmad)

Nabi Muhammad SAW adalah panutan dalam segala hal termasuk urusan penampilan. Beliau bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Kulitnya tidak terlalu putih juga tidak sawo matang. Rambutnya ikal tidak terlalu keriting, tidak pula lurus kaku. Beliau diangkat Allah (menjadi Rasul) dalam usia 40 tahun.

Dalam satu riwayat beliau pernah bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَالْيُكْرِمْهُ

Artinya: "Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaklah memuliakannya." (HR Abu Dawud)

Lalu seperti apa gaya rambut Rasulullah SAW ? Dalam satu kajian Ustaz Musa Muhammad menceritakan penampilan dan gaya rambut Nabi Muhammad SAW. Beberapa gaya rambut Rasulullah SAW ini bisa ditiru dalam rangka menghidupkan sunnah Nabi.

Dari Ibnu Abbas berkata, Nabi suka menyamakan diri dengan mereka para ahli kitab terhadap hal-hal yang tidak diperintahkan di dalamnya (Syariat). Para ahli kitab itu membiarkan rambutnya menjuntai leluasa sedangkan orang-orang musyrikin menyibakkan rambutnya. Maka, Nabi Muhammad menjuntaikan rambutnya kemudian menyibakkannya. (HR Al-Bukhari, Muslim)
Sementara itu, Al-Barra' radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Nabi pernah memanjangkan rambutnya hingga menutupi separuh telinganya. Imam at-Tirmidzi dalam Kitab "Syamail Muhammadiyah" mengutip beberapa hadis yang menjelaskan perihal bentuk dan panjang rambut.

Berikut tiga keadaan rambut Nabi Muhammad SAW berdasarkan beberapa Hadis.

1. Panjang Rambut Nabi Sampai Daun Telinga
Diriwayatkan dari al-Bara' bin Azib bahwa panjang rambut Rasulullah SAW adalah sampai daun telinga (wafrah).

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا مربوعا، بعيد ما بين المنكبين، عظيم الجمة إلى شحمة أذنيه

Artinya: "Rasulullah berperawakan sedang, bahunya bidang, dan rambutnya lebat sampai daun telinga." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

2. Memanjang Sampai Bahu
Hadis berikutnya menyebutkan bahwa rambut Baginda Rasulullah SAW memanjang sampai ke bahu. Berikut redaksi hadisnya:

له شعر يضرب منكبيه

Artinya: "Rambut Rasulullah sampai bahu." (HR Al-Bukhari-Muslim)

3. Antara Telinga dan Bahu
Dalam hadis lain disebutkan rambut Rasulullah SAW terurai antara telinga dan bahu.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم شعر رجلا بين أذنيه ومنكبيه

Artinya: "Rambut Rasulullah SAW tidak terlalu lurus dan ikal, dan terurai antara kedua telinga dan bahunya." (HR Ibnu Majah)

Ustaz Musa Muhammad menjelaskan, Hadis pertama menunjukkan rambut Nabi sampai daun telinga (wafrah). Hadis kedua menjelaskan rambut Nabi sampai bahu (jummah), dan hadis terakhir mengatakan rambut Rasulullah antara telinga dan bahu (limmah). Rasulullah tidak pernah "diketahui" para Sahabat dalam berbagai tarikh sampai plontos.

Memanjangkan Rambut Hukumnya Sunnah

Artinya, dalam urusan rambut, Rasulullah tidak selalu memanjangkan atau memendekkan rambutnya tetapi melakukannya secara berkala. Dalil bahwa hukum asal perbuatan Nabi adalah ibadah, sebagaimana keumuman firman Allah berikut:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut (mengingat) Allah."
(QS Al-Ahzab ayat 21)

Ayat di atas menunjukkan setiap perbuatan yang dilakukan dalam rangka meniru Rasulullah itu dihukumi sebagai ibadah. Imam Ahmad dalam Al-Mughni mengatakan: "Hal ini (memanjangkan rambut bagi laki-laki) hukumnya sunnah. Seandainya kami mampu melakukannya, maka akan kami lakukan, tetapi ada faktor kesibukan dan biaya yang diperlukan."

Pendapat ini dikuatkan oleh perbuatan Rasulullah yang memanjangkan rambutnya, padahal perbuatan ini perlu waktu (sibuk mengurusnya) dan perlu biaya (untuk minyak rambut dan semisalnya). Andaikan ini bukan sunnah, maka Nabi tidak akan susah payah melakukannya.

"Oleh sebab itu jika gaya rambut gondrong atau pendek seseorang dilakukan dengan niat untuk mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW, maka sejatinya orang itu telah melaksanakan sunnah dan mendapat pahala," kata Ustaz Musa Muhammad.

Akan tetapi mereka yang memanjangkan atau memendekkan rambut hanya karena trend dan tidak didasari niat mengikuti Sunnah Nabi, maka apa yang dilakukannya itu tidak akan mendapat pahala. Imam An-Nawawi berpendapat: "Demikianlah, Nabi belum pernah mencukur gundul rambutnya pada tahun-tahun hijrah kecuali di tahun Hudaibiyah, 'Umratul-qadha dan haji wada".

Nah, sebagai muslim kita harus selalu bersyukur bahwa untuk mendapatkan pahala Sunnah terkadang dengan cara-cara yang tidak disangka-sangka seperti dalam urusan rambut. Kemudian, untuk laki-laki khususnya dalam perawatan janggut, Rasulullah SAW bersabda: "Berpenampilan bedalah dari orang-orang musyrik, panjangkanlah jenggot, potonglah kumis."

Mengenai cara memotongnya juga telah dijelaskan. Seorang sahabat bernama Ibnu Umar memotong janggutnya dengan cara digenggam lalu dipotong sisanya. Inilah yang akhirnya menjadi standar bagi umat muslim. Mencukur kumis dan memelihara janggut sepanjang genggaman tangan setelah dagu.

Adapun soal menggunting rambut, secara umum umat Islam dilarang menggunting rambut pada saat berduka atau sedang tertimpa musibah.

Menyisir Rambut dan Meminyakinya
Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW adalah menyisir rambut dan meminyakinya.

"Aku tak pernah melihat orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah SAW. Rambutnya mencapai kedua bahunya. Kedua bahunya bidang. Beliau bukanlah seorang yang berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi." (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, yang bersumber dari Al-Bara bin 'Azib radhiyallahu 'anhu)

Bentuk memuliakan rambut adalah dengan membersihkannya, menyisirnya, meminyakinya dan tidak membiarkannya dalam keadaan semerawut tidak terurus. (Fadihul Qadhir, Imam Al-Munawi)

Adapun faedah mengenal sifat fisik Rasulullah SAW dapat menumbuhkan mahabbah (kecintaan) kepada beliau dan menambah keimanan. Dengan demikian, kita akan dimudahkan mengamalkan sunnah-sunnah beliau. Semoga kita termasuk orang yang beruntung dikumpulkan bersama beliau.

(rhs)Rusman H Siregar

No comments: