Mantra yang Dibolehkan saat Mengobati Orang yang Kerasukan Jin

Mantra yang Dibolehkan saat Mengobati Orang yang Kerasukan Jin
Pada dasarnya Islam tidak melarang menggunakan mantra-mantra untuk mengobati orang yang kerasukan jin. Foto/Ilustrasi: bbc
Pada dasarnya Islam tidak melarang menggunakan mantra-mantra untuk mengobati orang yang kerasukan jin . Hanya saja, mantra-mantra itu dilakukan menurut syari’at.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab "Majmu’atul Fatawa" mengatakan mengobati orang yang kerasukan jin dengan mantra-mantra dan doa-doa perlindungan ada dua bentuk.

Pertama, jika mantra-mantra dan doa-doa perlindungan itu termasuk diketahui maknanya, dan seseorang boleh mengucapkannya di dalam agama Islam, orang itu berdoa kepada Allah, menyebut kepadaNya, berbicara kepada makhlukNya, dan semacamnya, maka sesungguhnya seseorang boleh membacakan mantra itu kepada seseorang yang kerasukan jin dan mendoakan perlindungan (dengannya).

Menurut beliau hal ini karena sesungguhnya telah tetap di dalam (hadis) shahih dari Nabi SAW mengizinkan mantra-mantra selama bukan merupakan kesyirikan. Dan Beliau SAW bersabda:

مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ

Barangsiapa mampu memberikan manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah dia lakukan. [HR Muslim , no. 2199].

Kedua, jika di dalam mantra-mantra itu terdapat kalimat-kalimat yang diharamkan, seperti di dalamnya terdapat kesyirikan atau kalimat-kalimat yang tidak diketahui artinya, dimungkinkan di dalamnya terdapat kekafiran, maka seorang pun tidak boleh membacakan mantra dengannya, atau berdoa, atau bersumpah (dengannya), meskipun jin terkadang pergi dari orang yang kesurupan dengan mantra-mantra seperti itu. Karena sesungguhnya, apa yang Allah dan RasulNya haramkan, bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.

Baca juga: Doa yang Diajarkan Jibril Agar Terhindar dari Gangguan Jin
https://kalam.sindonews.com/read/367598/69/doa-yang-diajarkan-jibril-agar-terhindar-dari-gangguan-jin-1615979036

Sementara itu, Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar dalam kitabnya berjudul "Alamul Jin Wasy Syayathin" mengatakan yang paling baik digunakan untuk melawan jin yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah dzikrullah (dzikir kepada Allah) dan bacaan Al Qur`an.

"Dan yang paling besar dari itu ialah bacaan ayat kursi, karena sesungguhnya orang yang membacanya akan selalu dijaga oleh penjaga dari Allah, dan ia tidak akan didekati oleh setan sampai Subuh, sebagaimana telah shahih hadis tentang itu," tuturnya.

Kejadian mengeluarkan jin dari tubuh seseorang juga pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW, antara lain ditunjukkan oleh hadis berikut ini:

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَ لَمَّا اسْتَعْمَلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الطَّائِفِ جَعَلَ يَعْرِضُ لِي شَيْءٌ فِي صَلَاتِي حَتَّى مَا أَدْرِي مَا أُصَلِّي فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ رَحَلْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ابْنُ أَبِي الْعَاصِ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا جَاءَ بِكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَرَضَ لِي شَيْءٌ فِي صَلَوَاتِي حَتَّى مَا أَدْرِي مَا أُصَلِّي قَالَ ذَاكَ الشَّيْطَانُ ادْنُهْ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَجَلَسْتُ عَلَى صُدُورِ قَدَمَيَّ قَالَ فَضَرَبَ صَدْرِي بِيَدِهِ وَتَفَلَ فِي فَمِي وَقَالَ اخْرُجْ عَدُوَّ اللَّهِ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ الْحَقْ بِعَمَلِكَ قَالَ فَقَالَ عُثْمَانُ فَلَعَمْرِي مَا أَحْسِبُهُ خَالَطَنِي بَعْدُ

Dari Utsman bin Abil ‘Ash, dia berkata: Ketika Rasulullah SAW menjadikanku gubernur di Thaif, ada sesuatu yang mendatangiku di dalam sholatku, sehingga aku tidak mengetahui sholatku. Ketika aku melihat hal itu, aku pergi kepada Rasulullah SAW. Beliau bertanya, ”(Itu) Ibnu Abil ‘Ash?”

Aku menjawab,”Ya, wahai Rasulullah.”

Beliau bertanya, ”Apa yang menyebabkanmu datang?”

Aku menjawab, ”Wahai, Rasulullah. Ada sesuatu yang mendatangiku di dalam sholatku, sehingga aku tidak mengetahui sholatku.”

Beliau berkata, ”Itu adalah setan, mendekatlah engkau!” Maka aku mendekati Beliau, lalu aku duduk di atas ujung-ujung telapak kakiku. Lalu Beliau memukul dadaku dengan tangannya dan meludahi mulutku, seraya berkata, ”Keluarlah wahai musuh Allah!” Beliau melakukannya tiga kali, lalu bersabda, ”Kembalilah kepada tugasmu”.

Utsman mengatakan,”Sungguh aku tidak menyangkanya mengangguku setelah itu.” [HR Ibnu Majah, no. 3548, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani].

(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: