Kondisi Terkini Rumah Tempat Nabi Muhammad SAW Dilahirkan

Begini Kondisi Terkini Rumah Tempat Nabi Muhammad SAW Dilahirkan
Perpustakaan Makkah al-Mukarramah, dulunya adalah tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW. Foto/Ilustrasi: Islamiclandmarks
Rasulullah SAW dilahirkan di rumah kakeknya yang bernama Abdul Muthalib . Sejak Wahabi berkuasa, rumah maulid itu dijadikan Maktabah Makkah al-Mukarramah yang berarti Perpustakaan Makkah al-Mukarramah.

Dalam buku berjudul "Situs-Situs dalam Al-Quran" karya Syahruddin El-Fikri disebutkan sejumlah pihak mengemukakan alasan dijadikannya rumah Abdul Muthalib tersebut sebagai perpustakaan. Intinya adalah untuk menghindari pemujaan oleh sebagian umat Islam terhadap tempat tersebut.

Bahkan, kalangan Wahabi sebenarnya bermaksud menghancurkan tempat itu. Tujuannya agar tempat tersebut tidak dijadikan sebagai berhala-berhala baru atau tempat pemujaan. Mereka tidak ingin ada situs-situs Islam yang menjadi sesembahan umat Islam.

Demikian halnya dengan pemerintah Arab Saudi, mereka juga pernah merencanakan untuk menghancurkan bangunan tersebut dengan maksud untuk memperluas Masjid al-Haram. Namun, akhirnya dibatalkan.

Kini, rumah itu telah dijadikan sebagai perpustakaan. Di sana-sini dilakukan renovasi untuk menjaga bangunan tersebut agar tetap terjaga dan terpelihara. Hanya saja, lokasi tersebut sengaja disembunyikan dari perhatian khalayak umum agar tidak ada pemujaan terhadap tempat tersebut. Di dalamnya berisi berbagai buku-buku dan literatur sebagai bacaan umat Islam untuk menggali beragam ilmu pengetahuan.

Lembah Abu Thalib
Dalam Sirah an-Nabawiyah, tempat kelahiran Nabi Muhammad itu dulunya dikenal dengan Lembah Abu Thalib. Ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, rumah itu ditempati oleh Aqil bin Abi Thalib, yang kemudian diikuti oleh anak keturunannya. Selanjutnya, rumah itu dibeli oleh Khizran.

Dalam perkembangannya, di lokasi tersebut sempat dibangun sebuah masjid oleh Al-Khaizuran, ibu dari Khalifah Harun alRasyid, khalifah kelima Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Namun, bangunan itu kemudian dihancurkan dan dijadikan perpustakaan oleh Syekh Abbas Ottoman (1370 H/1950 M).

Hanafi Muhalawi mengutip Dr. Ahmad Syibli dalam bukunya berjudul "Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah" juga menyebutkan pada saat Nabi hijrah ke Yatsrib, rumah ini kemudian ditempati oleh Aqil bin Abu Thalib.

Tentang rumah ini, pada saat haji Wada, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda sewaktu Zaid menanyakan rumah yang akan beliau tempati selama musim haji. Nabi Muhammad SAW pada saat itu menjawab, “Apakah rumah yang ditempati Aqil masih ada?”

Menurut sejarahnya, rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW ini tetap berada di tangan Aqil dan anaknya sampai kemudian beralih ke tangan salah seorang keturunan Muhammad bin Yusuf, saudara laki-laki dari Hajjaj bin Yusuf. Ia lalu menggabungkannya ke dalam rumahnya yang dikenal dengan sebutan al-baidha'.

Kondisi seperti ini terus berlangsung hingga kemudian Ratu al-Khaizuran, ibu Khalifah Musa dan Harun, memisahkannya dari rumah Ibnu Yusuf dan menjadikannya masjid.

Masjid tersebut dapat ditemukan di lorong yang terletak di bagian depan rumah Ibnu Yusuf yang dikenal dengan sebutan lorong maulid.

Sangat Sederhana
Kini, kaum Muslimin dengan mudah mengenali tempat itu karena di atasnya tertulis Maktabah Makkah al-Mukarramah yang berarti Perpustakaan Makkah al-Mukarramah.

Konon, bangunan yang berdiri sekarang ini tetap berdiri karena desakan Wali Kota Mekkah, Syekh Abbas Qaththan, yang meminta agar Raja Saudi Arabia, King Abdul Aziz, mengizinkannya untuk membangun perpustakaan di tempat tersebut. Akhirnya terwujudlah bangunan itu.

Bangunan yang ada sekarang ini ukurannya sekitar 10 x 18 m. Dibandingkan dengan bangunan lainnya, bangunan ini sangat sederhana sekali. Bahkan, oleh pemerintah Arab Saudi, bangunan itu terkadang dibiarkan terkunci khawatir akan dijadikan tempat pemujaan.

Parahnya, selain buku-buku, di bagian sebelah kiri bangunan itu digunakan sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang yang tak terpakai. Sementara pada bagian kanan, langsung berhadapan dengan tempat pengambilan air Zamzam. Bagian belakangnya berbatasan dengan jalanan yang biasa dilalui baik oleh masyarakat maupun jamaah haji (dan umrah) yang ingin melaksanakan ibadah ke Masjid al-Haram.

Ya, dibandingkan dengan sejumlah bangunan yang ada di Mekkah lainnya, tempat yang dipercaya sebagai rumah kelahiran Nabi Akhir Zaman itu, sangat sederhana. Bahkan, pemerintah Arab Saudi terkesan sengaja memperlakukan demikian agar tempat itu dilupakan orang. Para petugas perpustakaan pun terkadang tidak mengizinkan pengunjung masuk dan berlama-lama berada di dalamnya.

(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: