Negeri yang Pernah Disinggahi Nabi Muhammad SAW

Negeri yang Pernah Disinggahi Nabi Muhammad SAW
Negeri yang pernah disinggahi Nabi Muhammad SAW selain Arab Saudi adalah Suriah dan Yordania. Foto/Ilustrasi: Ist
Negeri yang pernah disinggahi Nabi Muhammad SAW selain Arab Saudi adalah Suriah dan Yordania. Di Suriah, Nabi sempat singgah di Kota Busra saat ikut berdagang dengan pamannya, Abu Thalib . Sedangkan di Yordania, di Gua Ashabul Kahfi di ujung Desa Rajib, Kota Abu Alanda.

Di sisi lain, pada saat melakukan perjalanan Isra Nabi Muhammad SAW juga singgah di beberapa tempat. Hanafi Muhallawi dalam bukunya yang berjudul "Amaakin Masyhuurah fi Hayaati Muhammad SAW" dan telah diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani menjadi "Tempat-Tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah" menyebut beberapa tempat yang dikunjungi Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina.

Dalam Hadis Nabi SAW yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa beliau bersabda: "Maka aku mengendarai Buraq dan Jibril bersamaku. Lalu aku terus melanjutkan perjalanan. Selanjutnya Jibril berkata, 'Turunlah dan sholatlah Engkau." Lalu aku pun melaksanakannya.

Selanjutnya Jibril berkata, “Tahukah engkau di mana engkau sholat? Engkau sholat di tanah Tayyibah (tanah yang bagus), yang menjadi tempat tujuan berhijrahmu.'

Kemudian Jibril berkata, “Turun dan sholatlah engkau.' Maka aku pun sholat.

Selanjutnya Jibril bertanya lagi, "Tahukah engkau di mana engkau sholat? Engkau sholat di Thur Sina, tempat Musa as berdialog dengan Tuhannya."

Kemudian Jibril berkata, "Turun dan sholatlah engkau." Maka aku turun, lalu aku melaksanakan sholat.

Selanjutnya Jibril berkata lagi, "Tahukah engkau di mana engkau sholat? Engkau telah sholat di Bait Lahm (Betlehem), tempat dilahirkannya Isa as ”

Hanafi Muhallawi mengatakan dari pengamatan terhadap urutan teks hadis ini, kita akhirnya mengetahui—sesudah terlaksananya janji Allah berupa tersebarnya Islam di tempat itu—bahwa maksud dari tanah Tayyibah yang dituju oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra tersebut, tak lain sesungguhnya adalah kota Madinah al-Munawwarah.

Kota ini menjadi tempat hijrah Rasulullah SAW beserta para sahabatnya yang mulia. Bahkan kota ini menjadi tempat tinggal Rasulullah SAW hingga hari wafatnya. Dan selanjutnya sebagai tempat dikuburkannya jasad beliau yang mulia.

Tempat berikutnya adalah tanah Thur Sina yang tanah di sekitarnya diberkahi Allah. Hal itu dimulai ketika di sana Nabi Musa as berbicara dengan Tuhannya serta ketika Allah memerintahkan Musa as untuk mengemban risalah langit untuk disampaikan kepada Fir'aun beserta bani Israel.

Hanafi Muhallawi mengatakan berdasarkan kesepakatan para pakar, baik dari sudut pandang geografis, historis, dan sudut pandang keilmuan bahwa tanah ini termasuk sebagai bagian termulia dari bumi Mesir yang penuh keberkahan.

Tanah ini pernah dikunjungi oleh para nabi secara keseluruhan yang diawali dari Nabi Ibrahim as, diikuti kemudian oleh Nabi Isa as dan Musa as yang kemudian dikunjungi oleh Rasulullah SAW yang dikenal sebagai sang penutup kenabian dan kerasulan.

Hal ini yang mendorong sejumlah besar para sejarawan untuk menjuluki tanah ini sebagai tanah tempat risalah-risalah samawiyah (risalah langit).

Selanjutnya sebelum tiba di Baitul-Magdis, beliau sempat mengunjungi Betlehem, tempat dilahirkannya Nabi Isa as.

Kota Busra Suriah
Busra adalah sebuah kota di Suriah bagian selatan, wilayah provinsi Daraa. Kota ini merupakan pusat administratif dari sub-distrik Nahiyah yang terdiri dari sembilan wilayah lokal dengan total populasi 33.839 pada tahun 2004. Penduduknya sebagian besar adalah Muslim Sunni.

Edward Robinson, dalam "Biblical Researches in Palestine" menyebut Busra merupakan kota tua yang bersejarah. Pada era kekuasaan Romawi, Busra merupakan ibu kota provinsi yang makmur. Kemudian dilanjutkan sebagai kota administratif yang penting pada masa kekuasan Islam, namun perannya menjadi kurang penting pada masa pemerintahan Turki Utsmani. Saat ini, kota Busra merupakan sebuah situs arkeologi yang besar dan telah dicanangkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.

Nabi Muhammad --saat itu belum diangkat menjadi nabi dan rasul-- berdagang ke Bushra. Di sini beliau bertemu dengan seorang rahib Yahudi bernama Buhaira. Buhaira kala itu takjub melihat Nabi Muhammad dan mengatakan melihat kenabian dalam diri Rasul.

Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan tentang siapa sang pendeta itu. Kata Buhaira/Bahira berasal dari bahasa Aram yang berarti terpilih. Jadi, nama itu sebenarnya adalah nama gelar baginya, sedangkan nama baptisnya adalah Segeus atau Gergeus.

Muhammad Ridha dalam kitab "Sirah Nabawiyyah" menjelaskan Buhaira dikenal sebagai seorang pendeta yang menguasai ilmu falak dan perbintangan.

Dia membangun biaranya di pinggir jalan utama menuju ke Syam dan selalu tinggal di dalamnya. Dia tinggal di sana khususnya pada musim lewat para pelancong dan kafilah dagang. Kemudian dia menyerukan kepada mereka untuk tidak menyembah berhala dan hanya mengesakan Allah.

Buhaira menemukan tanda kenabian di pundak Nabi Muhammad. Yakni di antara kedua pundaknya, dan lalu Buhaira mencium antara kedua pundaknya. Buhaira pun berpesan pada, paman Nabi—Abu Thalib yang kala itu membawa Rasulullah untuk berdagang—untuk menjaga keponakannya itu. Sebab, keponakan Abu Thalib itu dikatakan bukanlah orang biasa.

Gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda, Yordania
Nabi Muhammad SAW juga diyakini pernah mampir ke gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda, Yordania pada saat berdagang ke Negeri Syam.

Dalam buku Kisah-kisah dalam Surat Al-Kahf (2019) karya Angga Mulyana, Ashabul Kahfi terjadi pada sebuah negari bernama Afasus yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Decyanus yang memerintah pada 249 hingga 251 mesehi.

Dilansir dari laman Lonely Planet, gua ini terdiri dari beberapa bagian. Ada gua utama yang dikenal dengan nama Ahl Al Kahf adalah delapan kuburan kecil yang disegel.

Meskipun tertutup, tapi ada lubang di dalamnya. Di sana ada kerangka tubuh manusia. Disebutkan dalam Al-Qur'an, gua itu menjadi tempat berlindung para pemuda yang melarikan diri karena kekejaman Raja Dikyanus.

Mereka diancam hukuman mati karena menolak perintah yang menyuruh mereka untuk menyembah berhala. Karena mempertahankan keimanannya, mereka pun ditidurkan oleh Allah SWT selama 309 tahun Hijriah atau 300 tahun Masehi.

Di dekat pintu gua ditemukan kerangka rahang atas anjing yang diriwayatkan ikut bersama dan menjaga mereka.
(mhyMiftah H. Yusufpati

No comments: