Islam Memiliki Jejak Kuat di Portugal

 Warga membagikan makanan buka puasa di hari pertama Ramadhan di Mouraria, Lisbon. Muslim di Portugal sangat minoritas, hanya 50 ribu orang, kebanyakan imigran dari Afrika

Warga membagikan makanan buka puasa di hari pertama Ramadhan di Mouraria, Lisbon. Muslim di Portugal sangat minoritas, hanya 50 ribu orang, kebanyakan imigran dari Afrika

Foto: AP
Portugal merupakan negara Eropa Barat yang paling toleran terhadap keberagaman.
Islam memiliki jejak kuat di Portugal sejak abad kedelapan. Islam berjaya di tanah ini berkat Thariq bin Ziyad yang berhasil menaklukan Semenanjung lberia dari Bangsa Visigoth pada 711 M. Selama berabad-abad, sejak 711-1249 M, negara ini berada di bawah kekuasaan Islam.   

Kini, Portugal merupakan negara Eropa Barat yang paling toleran terhadap keberagaman dalam agama. Secara tegas, negara yang terletak di Semenanjung Iberia ini menganut sekularisme, memisahkan antara kepentingan keagamaan dan pemerintahan. 

Tempatnya berada di kota kecil Sintra atau 50 km dari Lisbon. Kastil tersebut dipagari benteng kokoh yang berliku-liku di atas perbukitan. Selain sebagai benteng pertahanan, kastil ini juga berfungsi untuk memantau gerakan musuh dari pantau Atlantik. 

National Palace of Sintra

Bangunan lain yang paling menguatkan bahwa Islam pernah berkuasa di Portugal adalah National Palace of Sintra. Bangunan yang didominasi warna putih ini merupakan tempat tinggal resmi gubernur pada masa Islam.

Bangunan ini menyimpan seni gambar dan ukiran peninggalan Islam. Sejarah Sintra Palace dimulai di Moor Al-Andalus, setelah Dinasti Umayyah menaklukan Hispania di abad kedelapan, ketika itu, Sintra memiliki dua istana. Satu terletak di atas sebuah bukit yang menghadap Sintra. Hal ini dikenal sebagai Castelo dos Mouros (Kastil Moor) dan sekarang nyaris hancur. 

Benteng kedua terletak menurun dari Castelo dos Mouros dan kediaman Islam Moor Taifa Lisbon penguasa daerah. Menurut ahli geografi Arab Al-Bacr gedung ini dibangun sekitar abad ke-12, setelah kekuasaan berpindah ke tangan Raja Afonso Henriques. Rol

No comments: