5 Penguasa yang Pernah Bersurat dengan Nabi Muhammad SAW

5 Penguasa yang Pernah Bersurat dengan Nabi Muhammad SAW
Setidaknya ada 5 penguasa yang berkirim surat dengan Nabi Muhammad. Foto/Ilustrasi: al-arabya
Setidaknya ada 5 penguasa yang pernah bersurat dengan Nabi Muhammad SAW . Surat-surat tersebut sebagai balasan atas surat yang dikirim Nabi tentang ajakan memeluk Islam. Ada yang berisi sambutan baik, ada yang menolak dengan sangat kasar.

Muhammad Husain Haekal dalam "Sejarah Hidup Muhammad" menyebutkan Kisra Maharaja Persia , merespons surat ajakan Nabi memeluk Islam dengan kemarahan. Dia menyobek-nyobek surat Nabi. Penguasa Persia ini tidak membalas surat Rasulullah SAW , namun memerintahkan Badzan, pengusaha Yaman, untuk membawa kepala Nabi Muhammad SAW kepadanya.

Nah, menindaklanjuti perintah Kisra inilah Badzan lalu mengirimkan utusan dengan sepucuk surat kepada Nabi Muhammad SAW. Surat itu memerintahkan Nabi agar segera berangkat menghadap Kisra bersama-sama dengan kedua orang itu tanpa menunggu-nunggu.

Badzan memerintahkan pula kepada kedua utusannya supaya menyelidiki dengan seksama di mana Rasulullah berada, agar teliti dalam segala urusan, dan supaya melapor kepadanya sewaktu-waktu. Hanya saja, Kisra keburu mati dan digantikan Syiruya (Kavadh II).

Nabi Muhammad memberi tahu tentang kondisi terbaru di Persia itu kepada utusan-utusan Badzan. Kepada mereka dimintanya pula supaya menjadi utusan-utusannya kepada Badzan dengan mengajaknya menganut Islam.

Setelah utusan-utusan Badzan itu kembali dan pesan Nabi disampaikan kepada penguasa itu, dengan senang hati Badzan menjadi muslim dan tetap sebagai penguasa Nabi Muhammad di Yaman.

Penguasa Romawi Timur
Surat balasan juga disampaikan Penguasa Romawi Timur, Raja Heraclius. Ia mendapat surat yang sama dari Rasulullah SAW.

Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, meriwayatkan teks surat untuk Heraclius itu. Bunyi surat itu adalah:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Heraclius penguasa Romawi. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk. Masuk Islamlah, niscaya kamu selamat. Masuk Islamlah, niscaya Allah memberimu pahala dua kali lipat. Jika kamu berpaling, kamu akan menanggung dosa orang-orang Romawi.

Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang sama di antara kita, bahwa kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun; dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sembahan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka. "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Setelah membaca surat dari Nabi, Heraclius mengumpulkan para pembesar kerajaan. Semula Heraclius disebutkan ‘mempercayai’ kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad. Namun karena para pembesar dan rakyatnya tidak menghendaki rajanya menjadi seorang Muslim, maka Heraclius tetap mempertahankan agama lamanya, Kristen.

Heraclius dikenal sebagai raja yang digdaya. Di bawah pemerintahannya, Romawi Timur memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Ia berhasil mengalahkan Persia yang mencoba menyerang wilayahnya. Bahkan menyerang balik hingga ke jantung wilayah Persia.

Heraclius juga berhasil merebut Palestina dan menegakkan kekuasaannya berlandaskan agama Kristen di sana.

Ibnu Taimiyah berkata: “Nabi SAW telah menulis surat kepada raja Persia dan Romawi, dan keduanya tidak masuk Islam, akan tetapi raja Romawi memuliakan surat Rasulullah SAW dan juga utusan beliau, maka negerinya tetap jaya, sehingga dikatakan bahwa kerajaan itu tetap ada pada anak keturunannya hingga hari ini."

Pembesar Kopti di Mesir
Muqauqis, seorang pembesar Kopti di Mesir juga membalas surat Nabi Muhammad. Kepada Nabi ia memberitahukan bahwa ia memang percaya, bahwa seorang nabi akan datang, tetapi kedatangannya itu di Syam.

Ia menyambut utusan utusan Nabi Muhammad SAW dengan segala penghormatan sebagaimana mestinya. Kemudian ia mengirim hadiah di tangan utusan itu berupa dua orang dayang-dayang, seekor bagal putih, seekor himar, sejumlah harta dan bermacam-macam produksi Mesir lainnya.

Salah satu dayang-dayang itu adalah Maria. Ia diterima Nabi sendiri dan yang kemudian telah melahirkan Ibrahim. Satu lainnya, Sirin dihadiahkannya kepada Hassan bin Thabit.

Muqauqis tidak sampai menganut Islam, sebab dia takut kerajaan Mesir akan direnggut oleh Romawi. Kalau tidak karena itu tentu ia akan sudah beriman dan termasuk orang yang telah mendapat hidayah pula.

Penguasa Najasyi di Abisinia
Nabi juga menerima balasan surat dari Najasyi di Abisinia. Ia menerima utusan Nabi dengan baik. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ia telah masuk Islam.

Surat Nabi kepada Najasyi di samping surat yang berisi ajakan kepada Islam disertai pula sepucuk surat lain dengan permintaan supaya umat Muslimin yang ada di Abisinia sudah dapat dikembalikan ke Madinah.

Dalam hal ini Najasyi telah menyiapkan dua buah kapal yang akan mengangkut mereka itu dengan dipimpin oleh Ja'far bin Abi Talib. Dalam rombongan ini ikut pula Umm Habiba binti Abi Sufyan setelah suaminya meninggal, yaitu Abdullah ibn Jahsy yang datang ke Abisinia sebagai Muslim kemudian menjadi Nasrani dan tetap menganut agama Nasrani itu sampai matinya.

Sekembalinya dari Abisinia Umm Habiba kemudian menjadi salah seorang isteri Nabi.

Amir Omman dan Bahrin
Rasulullah SAW juga menerima balasan surat dari amir-amir (penguasa-penguasa) Arab, baik mereka yang dari Yaman atau dari Omman. Mereka membalas surat Nabi dengan kasar. Hanya amir Bahrain yang membalasnya dengan baik dan dia pun masuk Islam.

Sebaliknya amir Yamama, ia memperlihatkan kesediaannya akan masuk Islam asal dia diangkat jadi gubernur. Karena ambisinya itu oleh Nabi ia dikutuk.

Penulis-penulis sejarah menyebutkan, bahwa tidak berselang setahun kemudian orang itu pun meninggal.
(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: