Sebutan Al-Malik dan Fir’aun dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an, penguasa Mesir terdapat dua sebutan; Al-Malik dan Fir’aun. Fir’aun adalah penguasa dari pedalaman Mesir, berbeda dengan Al-Malik

DALAM Al-Qur’an, penguasa Mesir menggunakan beberapa istilah atau sebutan, yaitu Al-Malik, Fir’aun dan Al-Aziz. Sebutan Al-Malik dalam Al-Qur’an digandengkan dengan masa kenabian Yusuf Alaihi As-Salam, sedangkan Fir’aun dengan Nabi Musa. Kedua Nabi di atas berada di Mesir, tetapi sebutan penguasa (raja) yang berada pada masa keduanya berbeda, Al-Malik dan Fir’aun.

Kalau kita tilik lebih jauh, menurut Ibnu ‘Asyur, pengarang Tafsir At-Tahrir wa Tanwir, mengatakan bahwa sebutan Al-Malik dalam Al-Qur’an, karena penguasa Mesir saat itu berasal dari luar negeri Mesir, mereka dari Kan’aniyin, Arab, atau dari daerah lainnya (selain Mesir). Dan mereka menjadi Penguasa pada masa dinasti hyksos. Hyksos adalah bangsa penggembala (ملوك الرعاة) asal Asia yang hijrah ke Mesir dari kawasan timur delta Nil.

والتعريف في (الْمَلِكُ) للعهد، أي ملك مصر. وسمّاه القرآن هنا ملكاً ولم يسمه فرعون لأن هذا الملك لم يكن من الفراعنة ملوك مصر القبط، وإنما كان ملكاً لمصر أيام حَكَمها (الهكسوس)، وهم العمالقة، وهم من الكنعانيين، أو من العرب، ويعبر عنهم مؤرخو الإغريق بملوك الرعاة، أي البدو” (التحرير والتنوير؛ ابن عاشور، بيروت – لبنان: مؤسسة التاريخ العربي، 1420هـ، [12/68]، ترقيم المكتبة الشاملة، الإصدار الثاني).

Berbeda dengan Fir’aun. Fir’aun adalah sebutan atau gelar umum untuk penguasa atau raja yang digunakan di Masir.

Seperti istilah Najasyi di Habasyah (mungkin hari ini adalah Ethiopia, atau daerah yang berada di daratan benua Afrika), sebuatan Kisra untuk penguasa Persia (sekarang Iran dan sekitarnya). Kaisar sebutan untuk penguasa Romawi, sedangkan Fir’aun digunakan untuk penguasa Mesir.

Tetapi dalam Al-Qur’an, penguasa Mesir terdapat dua sebutan yaitu Al-Malik dan Fir’aun. Maka, Fir’aun menurut Ibnu Asyur, penguasa yang berasal dari Mesir sendiri, atau juga penguasa yang berasal dari pedalaman Mesir, berbeda dengan Al-Malik.

Al-Qur’an membedakan dua masa dari masa kenabiaan Yusuf AS dan Musa AS. Seperti dalam Al-Qur’an yang menggunakan kata Fir’aun adalah Ayat!

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آَلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ)[سورة البقرة:49).

“Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (QS: Al-Baqarah: 49)

Tetapi, Al-Qur’an memggunakan sebutan Al-Malik pada masa kenabian Yusuf AS. Bagaimana dengan Al-Aziz?, Ada yang menyebutkan bahwa Al-Aziz adalah seorang bangsawan yang bernama Qitfir.

Ada pula yang menyebutkan, Al-Aziz adalah raja penguasa pada masa Nabi Yusuf, ada pula yang menyebutnya sebagai perdana menteri, atau wakil dari raja. Allahu’alam Bishawab.*/ Dr. Halimi Zuhdy, pengajar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Malang)

Rep: Ahmad
Editor: -

No comments: