Kisah Orang Badui yang Lantang kepada Nabi Muhammad Akhirnya Masuk Islam

Kisah Orang Badui yang Lantang kepada Nabi Muhammad Akhirnya Masuk Islam
Kisah sekumpulan orang Arab Badui yang bersikap lantang kepada Nabi Muhammad menarik untuk disimak. Terdapat pelajaran berharga dalam kisah ini. Foto ilustrasi/ist
Dikisahkan, sekumpulan orang Arab Badui dari kabilah Bani Tamim datang berduyung-duyun ingin menemui Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Rombongan Badui ini berjumlah 70 orang lengkap dengan delegasi pujangga kebanggaan mereka.

Mereka ingin membuktikan kebenaran Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam sebagai Rasul utusan Allah. Orang-orang Arab Badui ini memang dikenal tak punya tata krama dan sopan santun.

Mereka menantang Rasulullah SAW untuk bertanding menyampaikan syair dan pidato. Bahkan dengan lantangnya mereka memanggil Rasulullah dengan panggilan nama. Sebuah panggilan yang tidak menunjukkan tata krama dan sopan santun.

Kebanyakan mereka memang tidak mengerti tata krama dan tidak tahu cara menghormati orang lain. Namun karena kebijaksanaan Rasulullah dan keluhuran akhlaknya, orang-orang Arab Badui ini akhirnya takluk dan hatinya luluh.

Ibnu Ishaq menceritakan dalam Kitab Sirah-nya bahwa tahun ke-9 Hijrah itu merupakan tahun mengalirnya para delegasi dari seluruh Jazirah Arab. Setelah pembebasan Mekkah seusai Perang Tabuk, dan Kabilah saqif dari thaif masuk Islam dan ikut membaiat Rasulullah SAW. Maka datanglah berbagai delegasi ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Zaid bin Arqam bahwa sekumpulan orang-orang Badui berkata kepada kawan-kawannya: "Marilah kita menemui laki-laki (Muhammad) itu, apabila ia benar-benar seorang Nabi, maka kitalah yang paling bahagia beserta dia, dan jika ia seorang raja maka kita pun akan beruntung dapat hidup di sampingnya."

Maka datanglah Zaid bin Arqam kepada Rasulullah menyampaikan kabar itu lalu mereka datang beramai-ramai menemui beliau yang kebetulan sedang berada di kamar salah seorang istrinya. Mereka memanggil dengan suara yang lantang sekali: "Ya Muhammad, ya Muhammad, keluarlah dari kamarmu untuk berjumpa dengan kami karena tujuan kami sangat indah dan celaan kami sangat menusuk perasaan."

Nabi kemudian keluar untuk menemui mereka dan turunlah ayat Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 4:

اِنَّ الَّذِيۡنَ يُنَادُوۡنَكَ مِنۡ وَّرَآءِ الۡحُجُرٰتِ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُوۡنَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau (Muhammad) dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti." (QS Al-Hujurat Ayat 4)

Menurut Qatadah, rombongan itu berjumlah 70 orang. Mereka berkata, "Kami ini dari Bani Tamim, kami datang ke sini membawa pujangga-pujangga kami dalam bidang syair dan pidato untuk bertanding dengan penyair-penyair kamu."

Nabi menjawab: "Kami tidak diutus untuk mengemukakan syair dan kami tidak diutus untuk memperlihatkan kesombongan, tetapi bila kamu mau mencoba, boleh kemukakan syairmu itu."

Maka tampillah salah seorang pemuda di antara mereka membangga-banggakan kaumnya dengan berbagai keutamaan. Rasulullah menampilkan Hassan bin Sabit untuk menjawab syair mereka dan ternyata Hassan dapat menundukkan mereka semuanya.

Setelah mereka mengakui keunggulan Hassan, mereka lalu mendekati Rasulullah SAW dan mengucapkan dua kalimat Syahadat dan masuk Islam.

Kebijaksanaan Nabi Muhammad menghadapi orang-orang Badui dari Bani Tamim itu akhirnya berkesudahan dengan baik. Sebelum pulang, mereka mendapat petunjuk tentang jalan kebenaran dan pelajaran tentang akhlak dalam pergaulan.

Inilah salah satu sisi keindahan Islam, sejak dahulu sudah mengajarkan akhlak dan bagaimana tata krama menghormati orang lain.

(rhs)Rusman H Siregar

No comments: