Doa Nabi Isa Memohon Hidangan dari Langit, Perhatikan Susunan Katanya

Doa Nabi Isa Memohon Hidangan dari Langit, Perhatikan Susunan Katanya
Doa Nabi Isa memohon hidangan dari langit sering dijadikan wirid untuk kelancaran dan kemudahan rezeki. Foto ilustrasi/ist
Salah satu doa Nabi Isa 'alaihissalam yang masyhur adalah ketika beliau bermohon kepada Allah meminta hidangan dari langit. Doa ini sering dijadikan wirid untuk kelancaran dan kemudahan rezeki.

Doa Nabi Isa ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah. Allah menceritakan kisah Nabi Isa memohon hidangan dari langit sebagai jawaban permohonan Al-hawariyun, pengikut setia Nabi Isa yang berjumlah 12 orang.

Berikut doa Isa ibnu Maryam:

اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنۡزِلۡ عَلَيۡنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوۡنُ لَـنَا عِيۡدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنۡكَ‌ۚ وَارۡزُقۡنَا وَاَنۡتَ خَيۡرُ الرّٰزِقِيۡنَ

Allaahumma Robbanaa anzil 'alainaa Maaa'idatam minas samaaa'i takuunu lanaa 'iidal li awwalinaa wa aakirinaa wa Aayatam minka warzuqnaa wa Anta Khairur Raaziqiin.

Artinya:
Ya Allah Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS Al-Maidah Ayat 114)

Dalam ayat ini, Nabi Isa memulai doanya itu dengan ucapan: "Allahuma Rabbana". Kata-kata tersebut mengandung sifat-sifat keagungan Allah yaitu: ketuhanan, kekuasaan, hikmah dan kebijaksanaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya sebagai Penguasa, Pendidik, Pemelihara dan Pemberi nikmat.

Nabi Isa melanjutkan doanya dengan permohonan agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Nabi Isa mengharapkan agar hari ketika hidangan itu turun akan menjadi hari raya bagi mereka dan generasi mereka selanjutnya. Hal ini juga akan menjadi tanda atau bukti bagi kekuasaan Allah.

Nabi Isa mengakhiri doanya dengan ucapan: "Berilah kami rezeki, karena Engkau adalah Pemberi rezeki Yang Paling Utama."

Dalam tafsir Kemenag, hal yang perlu kita perhatikan dalam doa ini ialah Nabi Isa lebih dahulu menyebutkan manfaat rohaniah yang akan diperoleh bila Allah mengabulkan doanya. Kemudian baru manfaat jasmaniah.

Faedah rohaniah ialah: turunnya hidangan itu akan merupakan hari yang amat penting dalam kehidupan umatnya, dan akan mereka jadikan hari raya, dimana mereka akan selalu mengenang rahmat Allah, dan mereka akan mengagungkan kebesaran kekuasaan-Nya. Hal ini akan menambah keyakinan mereka, dan akan memperkokoh keimanan kepada Allah.

Adapun faedah jasmaniah ialah makanan itu akan merupakan rezeki yang akan menghilangkan rasa lapar dan mengembalikan kesegaran dan kekuatan jasmani mereka.

Lain halnya kaum hawariyyin ketika mereka mengemukakan permintaan itu kepada Nabi Isa. Mereka mendahulukan penyebutan faedah jasmaniah, dan sesudah itu menyebutkan faedah rohaniahnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan susunan doanya itu, Nabi Isa mengajarkan kepada umatnya, agar mereka lebih mengutamakan sisi rohaniah daripada materil jasmaniah.

Disebutkan "Ma'idah" dalam surah ini yang berarti "hidangan" maka kata tersebut disepakati menjadi nama bagi Surat ini, yaitu Surat Al-Ma'idah. Terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan Madaniyyah. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah, yaitu di waktu Haji Wada'.

(rhs)Rusman H Siregar

No comments: