4 Batasan Takwa Menurut Ali bin Abi Thalib

4 Batasan Takwa Menurut Ali bin Abi Thalib
Sahabat Nabi SAW, Ali bin Abi Thalib, memberikan tuntunan agar kita umat Islam menjadi orang yang bertakwa. Karena takwa inilah yang akan mengantar kepada surga. Foto ilustrasi/ist
Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sekaligus khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib , memberikan tuntunan agar kita umat Islam menjadi orang yang bertakwa. Karena takwa inilah yang akan mengantar kepada surga.

Agar bertakwa , umat Islam harus tahu batasannya agar gelar itu tertanam padanya. Umat harus mengerjakan amal saleh yang bisa mendatangkan Rahmat dan cinta Allah. Dengan begitu, dia akan menjadi orang bertakwa.

Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :

"Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa." (HR. Muslim)

Pertanyaannya, bagaimana agar Allah cinta dan menjadikan kita orang bertakwa ? Tentu saja akukanlah amalan-amalan yang bisa mengundang cinta-Nya Allah. Baik dalam bersikap kepada orang lain, bersikap kepada diri sendiri, terlebih lagi bersikap kepada Allah.

Karena jika Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai kita, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat akan kita raih. Ujungnya adalah Allah akan mengembalikan kita ke tempat terbaik, yakni surga.

Hadis nabi di atas menegaskan bahwa "Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa." Artinya, salah satu cara agar mendapat cinta dan surgaNya adalah dengan menjadi pribadi yang bertakwa.

Jika kita merujuk kepada hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam sebagaimana yang disebutkan di atas, maka ada cara agar bisa dicintai Allah dan menjadi orang bertakwa.

Sahabat Ali bin Abi Thalib memberikan batasan ciri-ciri orang yang bertakwa, yakni :

1. Merasa takut kepada Allah.

Takut kepada Allah berbeda dengan ketakutan kita kepada makhluk, jika kita takut kepada harimau maka kita akan menjauhinya. Namun, jika kita takut kepada Allah maka kita harus mendekati-Nya dengan senantiasa meningkatkan kualitas ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

Efek positif dari rasa takut ini, maka akan muncul sikap hati-hati dalam berbuat, sehingga perbuatan kita tidak akan seenaknya, namun akan penuh pertimbangan.

2. Tadabbur Al-Qur'an.

Tadabbur artinya membaca Al-Quran disertai dengan memahami isinya. Al-Quran berisi pedoman dan petunjuk hidup, maka agar hidup ini selaras dan sesuai dengan kehendak Allah, salah satu caranya adalah dengan mengikuti petunjuk dari Al-Quran.

3. Qana'ah dalam hidup.

Qana'ah artinya merasa cukup dengan nikmat diberikan Allah. Sehingga hidup penuh dengan rasa syukur. Qanaah bukan berarti pasif, tapi aktif dalam berikhtiar, fokus dan bersungguh-sungguh dalam beramal, namun untuk hasil sepenuhnya diserahkan kapada Allah

4. Bersiap-siap menghadapi kematian.

Orang yang bertakwa senantiasa ingat mati, sehingga hidupnya menjadi produktif dalam beramal sebagai bekal kepulangannya. Tiada waktu untuk leha-leha dan bermalas-malasan, karena dia tahu bahwa maut pasti akan datang sewaktu-waktu.
Baginya, waktu adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan untuk memperbanyak amal ibadah.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara lagi : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.” (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas).

Dalam buku Sinaaq Nahwal Jinaan, karya Syaikh Khalid Abu Syadi dijelaskan bahwa takwa harus diraih umat Islam dengan semangat, yakni seperti mengikuti perlombaan.

Apalagi, jalan untuk menuju takwa itu sangatlah banyak dan terbentang. Semua garak-gerik muslim harus bernilai ibadah, maka hal itu sudah menjadi landasan orang tersebut bertakwa.

Syaikh Khalid menulis bahwa janganlah menunda-nunda perbuatan untuk menghantar kita menuju derajat takwa. Berhati-hatilah dengan sikap menunda-nunda. Karena itu sangat membahayakan. Kita harus selalu mengingat Allah setiap saat. Jangan lengah untuk hal itu.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَا ذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَا شْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ


"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)

Karena dengan selalu mengingat Allah lah, kita akan dicintaiNya. Mendatangkan derajat takwa lalu menjadi penyebab turunnya Rahmat Allah Ta'ala.

Wallahu A'lam
(wid)Widaningsih

No comments: