Kisah Nabi Yusuf Diminta Menakwilkan Mimpi Sang Raja

Kisah Nabi Yusuf Diminta Menakwilkan Mimpi Sang Raja
Seorang pelayan kerajaan menemui Nabi Yusuf di penjara untuk menakwilkan mimpi sang raja. Foto/tangkapan layar film Nabi Yusuf
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf

Pada ayat selanjutnya, kita akan mengulas kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam yang diminta menakwilkan mimpi sang raja. Diceritakan sebelumnya, para pembesar dan tokoh kerajaan tidak ada yang mampu menafsirkan mimpi raja.

Tiba-tiba seorang pelayan mengingat Nabi Yusuf yang sama-sama pernah mendekam di penjara. Dari sinilah sisi terang Nabi Yusuf akan dibebaskan dari penjara dengan reputasi yang bersih dan terpuji.

Allah menceritakan kisah ini dalam Surat Yusuf Ayat 46 berikut:

يُوْسُفُ اَيُّهَا الصِّدِّيْقُ اَفْتِنَا فِيْ سَبْعِ بَقَرٰتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَّسَبْعِ سُنْۢبُلٰتٍ خُضْرٍ وَّاُخَرَ يٰبِسٰتٍۙ لَّعَلِّيْٓ اَرْجِعُ اِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُوْنَ


Artinya: "(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." (QS Yusuf Ayat 46)

Pesan dan Hikmah
1. Napi yang dianggap pelayan dan pernah satu penjara dengan Yusuf bukan pelayan atau pekerja sembarangan. Sepertinya dia memiliki akses yang dipercaya. Terbukti ucapan atau usulannya agar diperkenankan menemui Yusuf didengarkan dan dituruti sang raja.

2. Nabi Yusuf dipanggilnya oleh mantan napi itu dengan gelar Shiddiq yang berarti dipercaya atau yang benar dan jujur. Karena tabir mimpinya mengandung kebenaran hingga bisa dipercaya. Dialah yang telah merasakan kebenaran dan kejujurannya Yusuf saat dipenjara dan menabirkan mimpinya.

3. Sang pelayan yang bebas pun menyampaikan isi mimpi rajanya kepada Yusuf tanpa ada penambahan dan pengurangan sama sekali. Inilah sikap yang harus dijaga saat kita menyampaikan informasi jangan pernah mengurangi atau menambahkan ucapan dan statemen penguasanya.

4. "Agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Kalimat ini menjadi alasan kuat sang pelayan yang selamat itu bahwa dia tidak salah pilih orang yang bisa menabirkan mimpi, Karena dia sudah merasakan dan mengalaminya sendiri, hingga mimpi sang raja kali ini diharapkannya bisa dirasakan pula kebenaranya oleh raja dan para tokoh yang telah berkumpul di majlis kerajaan.

(rhs)

No comments: