Kejujuran Imam Rib’i bin Hirásy

ilustrasi

Al-Hajaj bin Yüsuf al-Tsaqafi, panglima yang kejam ini akhirnya mengampuni putra Imam Rib’I bin Hirasy karena kejujuranya

IA

adalah seorang imam panutan. Ia juga seorang hafidz (penghafal Al-Quran) dan sang hujahh Islam.

Nama lengkapnya, Rib’i bin Hiråsy al-Ghathfâni. Seorang generasi tabi’in dari penduduk Kufah. Termasuk saudara seorang hamba shaleh yakni Rib’i bin Hiråsy yang “berbicara” setelah wafat.

Rib’i bin Hirâsy adalah murid dari sejumlah sahabat terkemuka Nabi ﷺ; ia meriwayatkan hadis dari mereka.

la sosok yang disepakati sebagai perawi hadis yang tepercaya (tsiqah), jujur, dan hadis-hadisnya dapat dijadikan hujah. la wafat tahun 104 H di wilayah Umar bin ‘Abdul Aziz.

Di seantero Kufah, Rib’i bin Hiråsy dikenal sebagai orang jujur yang seumur hidupnya tak pernah berbohong. la memiliki dua orang putra yang tengah diburu oleh al-Hajaj bin Yüsuf al-Tsaqafi, panglima yang dikenal amat kejam, haus darah, gemar perang, dan selalu yakin dapat membinasakan siapa pun yang menentangnya.


Hari itu, al-Hajjâj tengah berkumpul bersama pasukan. la menyinggung kedua putra Ribi’i bin Hirásy yang tengah ia buru.

Salah seorang pasukan menyahut, “Ayah kedua anak itu adalah orang yang diyakini masyarakat kita tak pernah berbohong seumur hidupnya. Panggillah dia dan tanyailah dia, aku yakin hari ini dia pasti berbohong.”

Al-Hajjaj pun mengutus beberapa pasukan untuk memanggilnya. Betapa cepat beberapa pasukan itu kembali. Dan saat itu juga muncullah seorang syekh tua yang bungkuk. 

Al-Hajjâj segera menyambutnya dengan bertanya, “Mana kedua putramu?” Rib’i bin Hirâsy spontan menjawab, “Keduanya di rumah.

Seluruh pasukan yang hadir termasuk al-Hajâj didera kebingungan dan tak habis pikir dengan kejujuran macam ini.

Akibat kejujurannya, Al-Hajjáj pun tak mampu berkata lain, “Aku memaafkan kedua putramu karena kejujuranmu.*/dari Qisasul Auliya’ (Kisah para kekasih Allah, Muhammad Khalid Tsabit (Qaf)

Rep: Ahmad
Editor: -

No comments: