7 Sifat Setan Ini Paling Banyak Ditiru dalam Kehidupan Sehari-hari

Waspada, 7 Sifat Setan Ini Paling Banyak Ditiru dalam Kehidupan Sehari-hari
Disadari atau tidak, sebagai manusia kita sering meniru sifat-sifat setan dalam kehidupan sehari-hari, padahal sifat setan ini sangat menjerumuskan dan mengundang murka Allah Taala. Foto ilustrasi/ist
Disadari atau tidak, ada sifat-sifat setan yang sering ditiru manusia dalam kesehariannya. Sifat-sifat setan ini, membuat manusia terjerumus dan akan mendapat murka Allah Subhanahu wa ta'ala. Sifat-sifat setan seperti apa itu?

Setan selalu kegirangan bila manusia terhasut oleh bisikan dan menjadi pengikutnya. Tentu sebagai muslim, kita harus selalu memohon perlindungan Allah Ta'ala dari godaan setan tersebut. Namun, tanpa kita sadari, sadar atau tidak, ternyata dalam keseharian, banyak hal yang justru kita meniru sifat-sifat setan tersebut.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 7 sifat setan yang malah paling banyak ditiru manusia, yakni:

1. Sifat ‘Ujub

Sifat ini merupakan sifat senang membanggakan diri sendiri sehingga membuat kita merasa paling hebat dalam segala hal. Sifat ‘Ujub termasuk dalam kategori dosa besar, karena dalam hati akan tertanam suatu sifat yang dapat menghilangkan kekuasaan Allah.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-A’raf ayat 99 :

اَفَاَمِنُوۡا مَكۡرَ اللّٰهِ‌ ۚ فَلَا يَاۡمَنُ مَكۡرَ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ


“Maka Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi”. (QS Al A'raf : 99)

Sikap ini tercermin pada rasa tinggi diri dalam bidang keilmuan, amal perbuatan ataupun kesempurnaan moral sehingga orang yang memiliki sifat ujub merasa terhindar dari siksa neraka.

2. Sifat takabbur

Sifat ini harus dijauhi. Takabbur adalah sifat dan perbuatan yang merasa dirinya lebih segalanya dan menilai orang lain lebih rendah. Setan memiliki sifat ini karena menganggap dirinya lebih baik dari pada Nabi Adam alaihissalam.

Allah Ta'ala berfirman:

“Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman; Apakah yang menghalangi engkau (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (iblis) menjawab ”Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku daripada api dan sedangkan dia Engkau ciptakan daripada tanah“. (QS. Al-A’raf:12)

Sebagai mukmin, kita perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai cara agar dijauhkan dari sifat takkabur ini. Seperti menumbuhkan rasa saling menghormati antar sesama dan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

3.Sifat sombong

Jauh sebelum Nabi Adam alaihissalam diciptakan, iblis merupakan makhluk yang taat. Iblis merasa dirinya jauh lebih mulia dari Nabi Adam, sehingga merasa tak pantas untuk bersujud kepadanya. Karena hal itu Iblis dikeluarkan dari surga.

Allah Ta'ala berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah (sujud penghormatan dan pemuliaan) kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Namun ia enggan dan sombong Dia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqarah: 34).

4. Sifat menggoda (Al-Waswasah)

Maksud menggoda di sini yaitu adanya percakapan hati yang dibisikkan oleh setan. Bisikan yang dilakukan oleh setan tidak mencerminkan kebaikan dan manfaat.

Dalam surat Al-Ar'raf ayat 20, Allah Ta'ala berfirman :

“Kemudian syaitan membisikkan fikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (syaitan) berkata, ”Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal(dalam syurga)” (QS. Al-A’raf [7]:20).

Dari ayat tersebut terlihat Iblis berusaha memperdaya Adam dan Hawa sehingga keduanya dikeluarkan dari surga. Sifat ini perlu dihindari karena perbuatan setan yang dibenci Allah.

5. Sifat ingkar janji

Dalam Al-Qur'an Allah memberikan contoh sifat ingkar janji yang dilakukan oleh setan. Allah berfirman:

“Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan Sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu” (QS. Al-Anfal :48)

Ayat tersebut turun ketika peperangan badar, di mana iblis berjanji kepada orang musyrikin untuk menolong mereka menentang orang Islam. Ketika pasukan Islam bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berhadapan dengan pasukan musyrikin, iblis menyamar sebagai seorang lelaki bersama tentara.

Kemudian iblis berkata kepada orang musyrikin: "Kamu tidak akan kalah hari ini dan aku adalah penolong kamu".
Namun saat iblis melihat tentara malaikat, dia pun mundur dan tidak memberi pertolongan kepada tentara musyrikin, dia telah mengingkari janjinya untuk menolong mereka.

Dari kisah ini sudah jelas bahwa iblis adalah pembohong dan pemangkir janji. Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberi kemenangan kepada tentara Islam di dalam peperangan tersebut.

6. Sifat menghasut (Nazgh)

Nazgh berarti mencerca atau menfitnah, menghasut, membujuk dan membisik. Sifat-sifat itu merupakan sifat iblis laknatullah. Nazgh mengantarkan seseorang pada keraguan dan kerusakan akidah.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-A’raf [7]: 200).

7.Sifat hasad atau dengki

Dengki merupakan perasaan batin yang tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain. Orang yang dengki akan berusaha untuk melenyapkan kenikmatan yang diperoleh orang lain. Dengki merupakan penyakit hati yang dapat menghancurkan pahala amal.

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam menggambarkan betapa tercelanya kedengkian itu. Beliau bersabda:

إِيَّاكُ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ (رواه البخاري عن أبي هريرة)


”Kedengkian memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar” (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah).

Wallahu A'lam
(wid)Widaningsih

No comments: