Melihat dari Dekat Benda Peninggalan Rasulullah, Begini Penampakannya

Melihat dari Dekat Benda Peninggalan Rasulullah, Begini Penampakannya
Di antara benda peninggalan Rasulullah SAW yang menarik perhatian pengunjung adalah Imamah/serban (kiri), darah bekam (foto kanan), rambut dan kayu siwak beliau. Foto/Rusman H Siregar
Rasa haru dan rindu muncul seketika saat menyaksikan benda-benda peninggalam Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (SAW). Bahkan ada yang tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat langsung Artefak Rasulullah SAW di Aula SMK Negeri 1 Kota Padangsidimpuan Sumatara Utara, Selasa-Rabu kemarin (1-2/2/2022).

Suasana damai dan tenang begitu terasa meskipun ratusan pengunjung menyesaki tempat digelarnya pameran artefak tersebut. Umat muslim di Padangsidimpuan patut bersyukur karena dapat melihat langsung benda-benda mulia tersebut.

Benda-benda mulia yang pernah melekat di tubuh Rasulullah itu dipamerkan di sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh pemandu dan panitia Pameran Artefak Rasulullah SAW. Masing-masing artefak Rasulullah itu ditutupi dengan kaca sehingga tidak dapat disentuh sembarangan oleh pengunjung.

Di antara benda-benda yang dipamerkan yaitu, rambut Nabi, Imamah Nabi, kiswah penutup Makam Nabi, janggut Nabi, darah bekam Nabi, reflika tongkat Nabi, panah Nabi, siwak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Selain itu, ada kaligrafi dengan ukiran khas, benda-benda peninggalan Kesultanan Turki Utsmani dan lainnya.

Imamah Nabi

Salah satu yang menarik perhatian pengunjung yaitu imamah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Imamah adalah kain panjang dan lebar yang dililitkan di kepala berbentuk bulat seperti peci. Orang awam biasanya menyebutnya serban atau sorban yang biasa dipakai para Ulama.

Memakai Imamah (sorban) termasuk sunnah Nabi. Anas bin Malik radhiyallahu 'angu mengatakan: "Warna yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah hijau." Namun selain itu Rasulullah juga menyukai warna putih. Ada juga keterangan bahwa Nabi pernah memakai pakaian berwarna hitam, merah hati, abu-abu dan warna campuran.

Imamah yang dibawa ke pameran ini adalah serban dengan lilitan kain berwarna hijau, sesuai warna kesukaan Nabi. Warnanya masih tampak jelas dan kondisi kainnya pun masih terlihat utuh.

Untuk diketahui, Rasulullah tidak hanya memiliki satu serban. Diceritakan, Imamah berwarna hijau ini diserahkan kepada sahabat Mu'adz Bin Jabal radhiyalllahu 'anhu ketika Mua'adz diperintahkan berdakwah ke Palestina.

Serban ini kemudian disimpan secara turun-temurun oleh keturunan Mu'adz. Ada 9 koleksi Serban Nabi yang terdaftar secara resmi dan tersebar di beberapa negara. Artinya, benda-benda peninggalan Rasulullah itu cukup banyak dan hingga sekarang masih terjaga keasliannya.

Rambut Nabi

Selain imamah Nabi, ada juga potongan rambut Rasulullah yang sangat indah. Dari balik kaca, penampakan rambut mulia Nabi itu terlihat hitam dan lurus.

Pengunjung tidak diperbolehkan menyentuhnya kecuali hanya melihat dan menyentuh kaca bagian luar tempat rambut mulia itu dipajang. Penampakan rambut Nabi ini tidak begitu panjang, ukurannya tidak lebih dari 10 Cm dan hanya beberapa helai saja. Qatadah pernah menyebutkan bahwa: " Rambut Rasulullah SAW tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya".

Pernah dikisahkan Al-Habib Munzir Al-Musawwa (pendiri Majelis Rasulullah SAW) berkunjung kepada seseorang yang memiliki koleksi rambut baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Rambut mulia itu diperlihatkan kepada khalayak tanpa adanya penutup kaca. Sehingga orang-orang boleh melihat, mencium dan bertabarruk (mengambil barokah) kepada rambut baginda Nabi mulia itu.

Seorang yang dikenal Majdub (nyeleneh) mendapat giliran untuk mencium rambut Nabi. Bukannya mencium, ia malah mengeluarkan pemetik api lantas membakar rambut mulia itu.

Ajaibnya, di saat orang-orang berusaha mencegahnya, pemilik koleksi malah tenang-tenang saja dan membiarkannya. Lalu si Majdub ditanya kenapa melakukan tindakan itu (membakar rambut Nabi)? Katanya: "Saya hanya ingin memastikan apakah ini rambut asli Nabi atau bukan?"

Dan terbukti, ketika api yang dinyalakan si Majdub menyentuh rambut Nabi, rambut mulia itu sama sekali tidak terbakar api. Benarlah kata ulama bahwa "Cahaya" tidak dapat dikalahkan oleh api.


Banyak yang bertanya terkait keaslian benda-benda peninggalan Rasulullah itu. Ketua Ketua Panitia Pameran Artefak Peninggalan Rasulullah Buya Muhammad Arkan Lc MA mengatakan, artefak Rasulullah ini merupakan warisan Museum Artefak Rasulullah (MAR) milik arkeolog asal Malaysia (alm) Prof Dr H Abdul Manan Embong. Benda-benda peninggalan Nabi ini dikumpulkan dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Yordania, Turki hingga Syiria.

Keaslian artefak ini sudah terjamin karena semuanya memiliki sertifikat langsung dari negara-negara masing-masing. Salah satu lembaga penjamin keaslian artefak Nabi ialah Saudi Commision for Tourism dan National Heritage. Barang-barang Rasulullah ini dipelihara dan dirawat dengan baik oleh Tim Arkeolog asal Malaysia.

"Melalui pameran artefak Nabi ini, kita berharap dapat menumbuhkan rasa cinta (Mahabbah) umat muslim kepada Rasulullah dan dimudahkan menjalankan sunnah-sunnah Nabi khusunya muslim di Kota Padangsidimpuan dan Tapanuli bagian Selatan," kata Ustaz Muhammad Arkan didampingi Koordinator Pelaksana dan Perlengkapan Pameran, Ganti Tua Siregar.

Usai menggelar pameran selama dua hari, Artefak peninggalan Nabi tersebut rencananya dibawa ke Ponpes Al-Yusufiyah Huta Holbung, Tapanuli Selatan. Sebelumnya, panitia pameran Artefak ini sudah melakukan roadshow di Padepokan Majelis Taqlim Kota Langsa, Aceh. Kemudian Artefak tersebut dibawa ke Madrasah Tuan Guru Babussalam Desa Besilam Babussalam Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga berkesempatan melihat dan mencium artefak Rasulullah di Masjid Baitussolihin, Jalan Karya Bakti, Medan Johor.

Beruntunglah orang yang memuliakan Nabi kita yang mulia, sumber cahaya, cahaya di atas cahaya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad, Ahlul Bait dan semua sahabat beliau.

(rhs)
 Rusman H Siregar

No comments: