Para Pendusta Agama Menurut Penjelasan Surat Al-Maun

Inilah Para Pendusta Agama Menurut Penjelasan Surat Al-Maun
Surat Al Maun merupakan surat yang menjelaskan hakikat para pendusta agama dan mendustakan hari pembalasan. Foto istimewa
Dalam Al-Qur'an, surat Al Ma'un merupakan surat yang menjelaskan hakikat para pendusta agama dan mendustakan hari pembalasan. Karakter utama mereka adalah sewenang-wenang kepada anak yatim dan tidak mau menolong orang miskin.

Surat ini juga berisi ancaman kepada orang- orang munafik yang lalai dari sholatnya, memamerkan sholatnya padahal ia sering meninggalkan sholat itu dan lalai dari tujuannya. Mereka juga tidak mau membantu orang lain. Bahkan meminjamkan sesuatu saja berat, apalagi bersedekah dan membayar zakat. Mereka itulah orang-orang yang celaka.

Berikut bunyi surat Al-Ma’un, tulisan arab, latin dan artinya:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

fa żālikallażī yadu''ul-yatīm

Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn

Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

fa wailul lil-muṣallīn

Artinya:" Maka celakalah orang yang sholat"

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya"

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

allażīna hum yurā`ụn

Artinya: "Yang berbuat ria"

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

wa yamna'ụnal-mā'ụn

Artinya:"Dan enggan (memberikan) bantuan".

Asbabun Nuzul dan Keutamaan

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti mengutip dari Imam Ibnul Mundzir, beliau menjelaskan bahwa ada hadis Tharif Abu Thalhah yang sumbernya berasal dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu Dalam sumber tersebut, dijelaskan bahwa surat Al-Ma’un diturunkan untuk orang yang munafik.

Karena orang-orang munafik selalu memamerkan shalat di hadapan orang mukmin, dengan sikap yang riya atau sombong. Tetapi jika disekitarnya tidak ada orang mukmin, maka orang munafik akan meninggalkan sholat.

Sedangkan menurut As Saddi, surat ini mengenai Walid bin Mughirah. Ada juga yang mengatakan terkait Abu Jahal. Namun semuanya hampir sama, mereka menyakiti anak yatim yang datang meminta bantuan.

Dalam surat Al-Ma’un juga terdapat sifat dan perilaku yang tercela, seperti tidak membayar zakat, tidak mau bersedekah dengan fakir miskin dan tidak memiliki simpati dengan yatim piatu. Orang yang tidak menyadari sifat tercela tersebut, maka akan mendapatkan siksa dari api neraka dan bisa dikatakan sebagai golongan orang yang mendustai agama Islam.

Surat Al-Ma’un memiliki keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Makna dari surat ini dapat disimpulkan, bahwa surat Al-Ma’un bisa dijadikan sebagai peringatan bagi umat Muslim, agar memiliki sifat yang baik pada anak yatim.

Selain itu, surat Al-Ma’un juga menegaskan agar umat Muslim tidak boleh memiliki sifat sombong, tidak boleh munafik, harus memaknai setiap sholat dan hindari perbuatan riya. Surat ini selalu mengingatkan umat Muslim untuk menolong sesame dan selalu mengandalkan shalat, agar terhindar dari perbuatan kejahatan.

Karena dalam surat ini, umat Muslim dimintai untuk rajin membayar zakat, membantu fakir miskin, peduli dengan anak yatim piatu dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Seperti dalam hadis riwayat Thabrani dikatakan, Rasulullah SAW pernah memberikan peringatan dengan bunyi:

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya.” (HR Thabrani)

Wallahu A'lam
(wid)
Widaningsih

No comments: