Kisah Abu Nawas Memenangkan Sayembara Baginda, Hadiah Sangat Menggiurkan

Kisah Abu Nawas Memenangkan Sayembara Baginda, Hadiah Sangat Menggiurkan
Ayam mengenali telurnya, telur tidak kenal ayam. (Ilusrasi: matematrik)
Nafsu Baginda Raja untuk menaklukkan Abu Nawas rasa-rasanya sudah sampai ke ubun-ubun. Pada suatu hari, melihat ayam betinanya bertelur, Baginda punya ide mempermalukan si cerdik itu di depan khalayak.

Baginda memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal.

Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Baginda yakin, Abu Nawas bakal berpartisipasi dalam sayembara ini. Lagi pula, target baginda dengan sayembara ini memang untuk mempermalukan Abu Nawas.

Hadiah yang menggiurkan membuat banyak orang tertarik. Hanya saja, menimbang beratnya hukuman yang bakal dijatuhkan jika gagal, maka sedikit rakyat yang berani mencari peruntungan. Lagi pula, publik juga sudah tahu Abu Nawas ikut mendaftar. "Pastilah Abu Nawas yang bakal menang," pikir mereka.

Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.

Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama.

Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya, "Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?"

"Telur," jawab peserta pertama.

"Apa alasannya?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur," kata peserta pertama menjelaskan.

"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda. Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas, ia tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara.

Kemudian peserta kedua maju, la berkata, "Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."

"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami. " kata peserta kedua dengan mantap.

"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan. Peserta kedua bingung. la pun dijebloskan ke dalam penjara.

Lalu giliran peserta ketiga. la berkata; "Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."

"Sebutkan alasanmu," kata Baginda.

"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina," kata peserta ketiga meyakinkan.

"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada?" tanya Baginda memancing.

"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri," peserta ketiga berusaha menjelaskan.

"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?"

Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.

Giliran perserta selanjutnya yang tampil. Begitu terus, mereka semua masuk penjara.

Nah, peserta yang ditunggu pun akhirnya mendapat giliran. Abu Nawas tampil dengan meyakinkan. la berkata, 'Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam."

"Coba terangkan secara logis," bentak Baginda untuk membuat Abu Nawas grogi.

"Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam," kata Abu Nawas singkat.

Bginda Raja terdiam dan merenung. Baginda tidak menyanggah argumentasi Abu Nawas. Baginda pun menyatakan Abu Nawas memenangkan sayembara dan berhak atas hadiah yang dijanjikan.
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: