5 Penyimpangan Akidah yang tak Tampak

PENYIMPANGAN akidah itu sangat berbahaya karena seringkali tidak nampak atau sangat samar, tidak disadari oleh pelakunya. Dia seperti penyakit ganas yang baru disadari oleh si sakit ketika kondisi sudah parah. Jika si pelaku diberi peringatan maka ada saja alasan yang dikemukakan untuk membela diri dengan menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya. Di antara penyimpangan akidah menurut Alquran dan sunah adalah sifat dan perilaku sebagai berikut,

1) Syirik dan kemusyrikan

Yaitu mempersekutukan Allah dalam beribadah kepada-Nya. Ini adalah penyimpangan yang paling fatal karena pelakunya berdosa besar yang tidak akan diampuni Allah sampai dia bertobat dan memperbaiki diri dengan Tauhid. Firman Allah,

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An Nisaa: 48)

Syirik adalah lawan dari ketauhidan sehingga menjadi musuh agama yang paling utama. Yang tergolong pada syirik ini banyak sekali, para ulama membaginya atas dua syirik besar dan syirik kecil (tersembunyi) yaitu riya yaitu ketika seseorang beramal tetapi ingin dilihat dan dipuji orang lain. Di antara syirik besar adalah persetujuan terhadap akidah sesat dari agama lain seperti mengucapkan selamat natal kepada kaum Nasrani atau menggunakan atribut keagamaan mereka. Para ulama sepakat mengharamkan ucapan dan perilaku seperti itu. Biasanya di akhir Bulan desember kemusyrikan jenis ini marak karena sebagian Kaum Muslimin yang tertipu orang-orang nasrani ikut-ikutan merayakan natal atau tahun baru dengan berbagai alasan.

2) Kufur

Yaitu menolak ajaran Allah, Rasul, atau Islam secara keseluruhan atau pun sebagiannya. Kufur paling rendah adalah mengingkari nikmat (pemberian) Allah seperti seseorang mengatakan, kesuksesan ini berkat kepandaianku. Kufur yang paling sering terjadi adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dirasa tidak cocok bagi dirinya dan yang lebih parah adalah berani adalah memerangi ajaran Allah.

Sumber kekufuran adalah kebencian kepada Alquran atau Islam atau Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, “Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguh nya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Alquran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad: 8-9)

3) Nifak atau munafik

Yaitu orang-orang yang mengaku beriman dengan lidahnya tetapi hatinya masih ingkar terhadap ajaran Allah, Rasul dan Islam. Kemunafikan bersarang di hati orang-orang yang bekerjasama dengan orang-orang kafir atau ikut membela kekafiran mereka baik secara sembunyi-sembunyi atau pun terang-terangan. Kaum munafikin seperti duri dalam daging terhadap Ummat Islam karena meski mengaku muslim mereka selalu merusak barisan Kaum Muslimin dalam perjuangan penegakan agama.

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS At Taubah: 67-68).

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS Annisaa: 142)

Menurut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam tanda-tanda kemunafikan itu ada tiga, Jika berkata dia dusta, jika berjanji menyalahi, dan jika diberi amanah dia berkhianat. (HR. Muttafaq alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan sekalipun ia berpuasa, melakukan salat dan menganggap dirinya sebagai seorang muslim.

4) Fasik

Yaitu sifat seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya atau mengerti kewajiban tetapi tidak melaksanakannya meskipun hatinya menerima kebenaran atau pun kewajiban tersebut. Kaum fasikin ini tidak mengaplikasikan Islam dalam hidupnya sehingga hatinya menjadi keras seperti digambarkan Allah,

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS Al Hasyr: 19)

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Aladid: 16)

5 Zalim

Yaitu mereka yang tidak menempatkan sesuatu secara tidak proporsional. Disebut juga menganiaya diri sendiri karena mereka membuat kerugian bagi orang lain. Kezaliman ini akan dibalas Allah meskipun kecil sehingga pelakunya meminta maaf atau membayar kerugian yang dizalimi (roddul mazholim) atau bertobat melakukan perbaikan.


Dari Jabir Rodhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: Jagalah diri kalian dari berbuat zalim , karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dan jagalah kalian dari sifat kikir, karena kekikiran menyebabkan kebinasaan ummat sebelum kalian. Sifat itulah yang menyebabkan mereka saling menumpahkan darah dan menghalalkan hal-hal yang diharamkan bagi mereka. (HR. Muslim)

Itulah lima penyimpangan akidah yang paling sering diingatkan Allah dalam Alquran dan diperingatkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Hendaknya Kaum Muslimin berhati-hati karena status keimanan mereka belumlah aman dari sifat-sifat di atas selama belum bertakwa dengan sungguh-sungguh. Allah telah mengingatkan kita, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imraan: 102)

Wallahu A’lam.

Oleh Ustaz Aus Hidayat Nur

No comments: