Fitnah Besar, Tercampurnya Antara Kebenaran dan Kebatilan
Di saat itu iman manusia mudah tergoncang. Bahkan karena beratnya fitnah yang dihadapi manusia, ada di antara mereka yang di waktu pagi dalam keadaan beriman, di sore hari telah menjadi kufur. Di sore hari mereka beriman, ketika masuk waktu pagi mereka telah kufur. Dalam riwayat yang sahih disebutkan bahwa setiap kali muncul sebuah fitnah, seorang mukmin berkomentar, “Inilah yang membawa kehancuranku.” Ternyata fitnah itu berlalu dan digantikan dengan fitnah lain, dan setiap saat seseorang mengira fitnah yang tengah berlangsung tersebut adalah fitnah yang membawa kebinasaan dirinya.
Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash bahwa Rasulullah bersabda,
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali pasti menerangkan seluruh kebaikan kepada umatnya dan memperingatkan umatnya dari seluruh keburukan. Sesungguhnya umat kalian ini, kesempatannya dijadikan berada pada generasi awal. Ada pun generasi-generasi di akhir zaman akan menghadapi ujian besar dan perkara-perkara yang kalian ingkari.
Akan datang sebuah fitnah, sebagiannya lebih ringan dari sebagian lainnya (maksudnya: beratnya fitnah yang tengah menimpa akan dianggap lebih ringan bila dibandingkan beratnya fitnah yang akan terjadi sesudahnya). Setelah itu datang fitnah yang lain, maka seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah yang membawa kebinasaanku.” Namun ternyata fitnah itu akhirnya berlalu dan datanglah fitnah yang lain, sehingga seorang mukmin berkata, ”Barangkali fitnah inilah yang akan membawa kehancuranku… barangkali fitnah inilah yang akan membawa kehancuranku.”(HR.Muslim Kitab Al-Imarah no.3431, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir. Sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu. Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam (yakni sikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).” (HR.Abu Daud no.4259).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.” (HR. Muslim: Kitab Al-Iman no.169).
Ini merupakan peringatan penting bagi setiap manusia, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad, merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena fitnah kesulitan hidup, kemiskinan, dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Juga godaan dunia yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapa pun untuk mencicipinya, sehingga siapa pun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin mengubah imannya dalam bilangan hari.
Namun di antara berbagai fitnah yang dinubuatkan oleh beliau Shalallaahu ‘Alahi Wasallam, tidak ada satu pun fitnah yang lebih berbahaya, lebih dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melebihi fitnah Dajjal. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,
“Semenjak Allah menciptakan keturunan Adam hingga hari kiamat nanti, tidak ada fitnah yang lebih besar di muka bumi ini dibandingkan fitnah Dajjal.” (HR.Muslim: Kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah no. 5239).
Demikian fitnah Dajjal, sehingga setiap rasul yang diutus kepada umat manusia senantiasa memperingatkan bahaya fitnah tersebut kepada umatnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits sahih berikut ini,
“Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabi, melainkan nabi tersebut telah memperingatkan kaumnya dari fitnah Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya akan fitnah Dajjal, demikian pula para nabi sesudahnya. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal akan muncul di antara kalian (maksudnya pada masa umat ini yang merupakan umat terakhir) dan perkara Dajjal itu tidak lagi samar bagi kalian. Demikian pula perkara Rabb kalian tidak samar lagi bagi kalian (beliau bersabda demikian sebanyak tiga kali). Sesungghnya Rabb kalian tidak buta sebelah, sedangkan Dajjal adalah makhluk yang buta mata sebelah kanannya, seakan-akan matanya adalah buah anggur yang terapung.” (HR.Muslim).*/Sudirman
Dari buku: Negeri-Negeri Akhir Zaman, penulis: Abu Fatiah Al-Adnani.
No comments:
Post a Comment