Empat Syarat Ibrah

Alquran
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
ada empat syarat agar kita mampu mengambil ibrah saat mendengar lantunan Alquran.


KH Ahmad Satori Ismail



Al-Fadhal bin Musa meriwayatkan bahwa Fudhail bin 'Iyadh saat mudanya adalah remaja nakal yang suka merampok di jalanan antara Kota Abiyurd dan Kota Sarkhas. Ia kemudian bertobat hingga akhirnya dikenal sebagai seorang sufi.


Dikisahkan, saat memanjat dinding rumah seorang wanita yang dirindukannya, ia mendengar seorang membaca ayat 16 dari surah al-Hadid, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Alkitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik."


Dalam hati, Fudhail berkata, "Betul, ya Tuhanku, telah tiba saatnya untuk bertobat." Ia pun pulang ke rumah tapi kemalaman di sebuah perkampungan. Tiba-tiba, ada serombongan kafilah yang lewat di mana salah seorang mereka berkata, "Mari kita berangkat sekarang." Tapi, sebagian yang lain berkata, "Kita tunggu saja sampai pagi karena Fudhail akan merampok kita."


Terbetiklah dalam pikiran Fudhail. "Selama ini, setiap malam aku melakukan maksiat dan orang-orang Muslim merasa takut kepadaku dan aku melihat Allah menggiringku bertemu mereka hanya untuk membuat mereka ketakutan. Ya Allah, aku bertobat kepada-Mu dan sebagai bukti tobatku, aku akan selalu dekat dengan Masjidil Haram." Sejak mendengar ayat tadi, Fudhail telah berubah. Ia kelak menjadi hujjah (tempat bertanya dan teladan umat) di zamannya.


Banyak terjadi seseorang berubah dari jahat menjadi baik lantaran lantunan ayat-ayat yang didengarnya. Raja Najasyi dari Ethiopia meneteskan air mata dan masuk Islam setelah diperdengarkan ayat-ayat dari surah Maryam. Umar bin Khattab yang sedang murka kepada adiknya, Fatimah yang telah masuk Islam, menjadi luluh hatinya saat mendengarkan ayat-ayat dalam surah Thaha.


Kita sering mendengar dan membaca Alquran, tapi mengapa banyak yang tidak tersentuh dengan makna dan isinya? Mengapa dalam diri kita tidak terjadi revolusi perubahan dalam ucapan dan tindakan setelah mendengar Alquran? Mungkin kita tidak memenuhi syarat untuk itu. Minimal ada empat syarat agar kita mampu mengambil ibrah saat mendengar lantunan ayat Alquran sebagaimana yang diungkapkan Alquran surah Qaf ayat 37.


Pertama, kita memiliki hati yang hidup dan sadar sehingga memahami hakikat yang didengarnya. Orang yang hatinya tidak sadar sama saja dengan orang yang tiada. Kedua, mendengarkan isi yang diwahyukan dengan mencurahkan perhatian total. Orang yang mendapat rahmat Allah saat dibacakan Alquran adalah yang mendengarkan dan memiliki konsentrasi. (QS al-A'raf : 204).


Ketiga, kehadiran dirinya secara utuh jasmani dan rohani serta cerdas mampu mencerna isi ayat yang dibaca. Orang yang tidak memahami sama dengan orang yang sedang gaib (tiada). Keempat, meyakini kebenaran Alquran sebagai wahyu yang diturunkan Allah. Ketiadaan salah satu syarat ini menyebabkan seorang Muslim tidak mampu mengambil pelajaran dan manfaat dari ayat Alquran yang dibaca atau didengarkannya. Na'dzubillah

No comments: