Ada Khalifah Dinasti Umayyah Bergelar Si Keledai

    Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.
Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.
Gelar ini diberikan lantaran kegigihannya dalam peperangan.

Pemberian gelar bagi seseorang adalah sesuatu yang lazim. Julukan itu biasanya disematkan karena banyak faktor. Bisa jadi sebab ciri-ciri fisik seperti tinggi badan, kesempurnaan fisik, atau karena faktor lain antara lain kebiasaan sehari-hari dan kontribusi semasa hidupnya.

Penyematan julukan tersebut ternyata juga banyak dipakai para penguasa Islam masa lalu, tak terkecuali penguasa Dinasti Umayyah.

Ada satu khalifah yang dijuluki oleh lingkungan istana dan para pasukannya dengan julukan dengan yang tak lazim, yaitu ‘Si Keledai’ (Himar). Siapakah dia?

Sosok khalifah Umayyah yang dijuluki ‘Si Keledai’ adalah Marwan at-Tsani Muhammad bin Marwan al-Umawi (72-132 H). Mengapa dia mendapat julukan demikian?

Menurut sejumlah riwayat sejarah, julukan tersebut diberikan lantaran dia adalah sosok petarung tangguh dan gagah berani.

Urat takutnya seakan telah putus dan tidak gentar sama sekali menghadapi musuh. Dia gigih dalam peperangan. Karena itu, dia dijuluki ‘Si Keledai’ karena lebih sabar dalam pertempuran dibanding keledai.

Selain itu, dalam tradisi Arab, mereka menyebut tiap 100 tahun dengan istilah himar. Apa kaitannya dengan Marwan? Ini karena Marwan memimpin Dinasti Umayyah, di tahun ke-100.

Tahun-tahun kepemimpinan Marwan merupakan masa-masa krisis karena berbagai rongrongan, terutama kemunculan Dinasti Abbasiyah.

Marwan beberapa kali harus berhadapan dengan kudeta-kudeta yang dilancarkan oleh Dinasti Abbasiyah tersebut, salah satunya peperangan az-Zab, dekat Kota Moushul.

Dalam peperangan tersebut, Marwan kalah. Dia melarikan diri ke Mesir, dan di negara inilah dia terbunuh

No comments: