Pernikahan Agung Muhammad dan Khadijah

Rasulullah
Rasulullah
Selama berumah tangga dengan Khadijah, Rasulullah tidak memiliki istri lain.

Allah SWT melindungi Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. Sehingga, akhlak Rasulullah terjaga dengan baik dari perbuatan-perbuatan buruk yang sering terjadi di Makkah. Saat itu, penduduk Makkah menyembah patung, laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri sering pergi berduaan, orang-orang melakukan thawaf tanpa busana, pesta mabuk-mabukan setiap malam, dan keburukan lainnya.
Keinginan Muhammad di kala remaja untuk melihat sebuah pesta perkawinan di kota Makkah pun selalu dicegah oleh Allah. Muhammad selalu dibuat tidur. Akhlak Muhammad yang demikian baik selagi muda membuatnya disayang dan dipercaya semua orang. Hingga dia terkenal dengan julukan Al Amin, artinya yang dipercaya.
Ketika usianya sudah matang, Muhammad dilamar saudagar kaya di Kota Makkah. Khadijah binti Khuwailid, sosok wanita cantik dan anggun yang terpukau dengan akhlak Muhammad sehingga melamarnya.
Khadijah radhiyallahu anha adalah seorang pengusaha yang kaya. Namun dengan harta yang dimilikinya, ia membantu orang miskin, janda, anak-anak yatim dan orang tak mampu secara fisik. Khadijah adalah sosok yang lembut dan ramah. Dia juga mau menerima saran orang lain dan menganggap bawahannya sebagai rekan kerja yang pantas dihormati.
Dalam menjalankan bisnisnya, Khadijah tidak pergi berdagang sendiri. Ia biasanya mempekerjakan seorang agen jika sebuah kafilah hendak pergi ke luar negeri. Di sini, Khadijah sangat teliti memilih seorang agen. Dia juga sangat lihai merencanakan waktu keberangkatan kafilah dan tempat tujuannya, sebab barang akan terjual dengan cepat pada waktu dan tempat yang tepat.
Khadijah memiliki pemikiran yang sangat terpengaruh dari pamannya, Waraqah bin Naufal. Waraqah sangat mengutuk kebiasaan bangsa Arab yang menyembah berhala, sehingga menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim alahissalam dan Nabi Ismail alahissalam. Dia tidak pernah menenggak minuman keras dan berjudi. Waraqah juga murah hati terhadap orang miskin yang membutuhkan pertolongan.
Budi pekerti Khadijah yang agung, santun, lembut, dan penuh keteladanan membuat semua orang juga menjulukinya 'Khadijah At Thahirah' atau 'Khadijah yang suci'. Pertama dalam sejarah bangsa Arab, seorang wanita dijuluki demikian. Padahal, orang Arab di masa jahiliyah sangat mengagungkan laki-laki dan merendahkan wanita.


photo


Di kompleks Pekuburan Ma'la, ada sebuah makam yang dekat satu-satunya pohon di wilayah pekuburan itu. Sebagian jamaah meyakininya sebagai lokasi makam Siti Khadijah meski penjaga pekuburan menunjukkan lokasi lain.

Pada musim semi 595 Masehi, para pedagang Makkah kembali mulai menyusun kafilah perdagangan untuk menjual barang dagangan ke Syria. Saat itu, Khadijah belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi pemimpin kafilahnya. Abu Thalib yang mengetahuinya mencoba mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya Muhammad untuk menjadi rekan bisnis Khadijah. Saat itu, Muhammad berusia 25 tahun.
Melihat pengalaman Muhammad berdagang bersama pamannya, Khadijah menyetujui tawaran Abu Thalib karena yakin akan kejujuran Muhammad. Bahkan, Khadijah memberikan upah dua kali lipat kepada Muhammad.
Dari sanalah, Muhammad kemudian bertemu dengan Khadijah. Ditemani Abu Thalib, Khadijah menerangkan tentang seluk beluk perdagangan. Muhammad yang cerdas bisa segera memahami semuanya tanpa meminta diterangkan ulang. Khadijah lantas menyertakan pembantu laki-lakinya, Maisarah, untuk mendampingi Muhammad berdagang.
Kelihaian Muhammad dalam berdagang membuahkan hasil. Barang dagangan mereka laku terjual dan keuntungan yang didapatkan begitu besar. Di negeri Syam, setiap orang yang berjumpa dengan Muhammad pasti sangat terkesan dengan penampilannya yang ramah dan sangat besar perhatiannya terhadap orang lain.
Melalui Maisarahlah, Khadijah mengetahui cerita tentang sosok Muhammad. Sehingga membuatnya terkesan akan Muhammad. Khadijah memiliki teman seorang wanita bangsawan bernama Nafisah binti Munyah. Rasulullah

Suasana di wilayah sebelah timur pintu keluar Masjidil Haram tak jauh dari Bukit Marwah, Ahad (2/9). Sebagian jamaah meyakini di lokasi itu dulu berdiri kediaman Siti Khadijah Radiallahuanha.
Foto:
Selama berumah tangga dengan Khadijah, Rasulullah tidak memiliki istri lain.


Sebagai seorang janda dua kali, banyak bangsawan Quraisy yang melamarnya, salah satunya Abu Jahal, orang yang sangat membenci Muhammad. Namun semua lamaran itu ditolak Khadijah. Ia takut semua lamaran itu hanya mengincar hartanya. Dalam hal ini, Nafisah tahu jika Khadijah menginginkan sosok laki-laki yang berakhlak baik. Pikiran Nafisah tertuju pada Muhammad.
Saat Khadijah membuka diri kepadanya tentang Muhammad, Nafisah tidak terkejut. Khadijah bahkan meminta Nafisah mencari jalan untuk mengetahui bagaimana pandangan Muhammad tentang dirinya. Suatu waktu, saat Muhammad dalam perjalanan pulang dari Ka'bah, Nafisah menghentikannya dan bertanya mengapa Muhammad belum menikah.
Alangkah terkejutnya Muhammad saat Nafisah mengatakan seorang wanita cantik dan kaya bernama Khadijah ingin menikah dengannya. Muhammad pun menceritakannya kepada Abu Thalib. Ketika Abu Thalib menyetujuinya, Muhammad pun mengiyakan tawaran Nafisah.
Pernikahan pun dilangsungkan. Di acara pernikahan keduanya, semua pemimpin Quraisy dan pembesar Makkah diundang. Abu Thalib adalah wakil mempelai laki-laki dalam memberi sambutan. Sedangkan wakil pengantin wanita adalah Waraqah bin Naufal. Untuk menikahi Khadijah, Muhammad memberikan mahar sebanyak 12 ekor unta.


photo


Istri-istri Nabi Muhammad shallahu alahi wassalam.

Saat itu, sejumlah pendapat menyebut usia Muhammad 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Namun, ada pula ahli sejarah yang menyebutkan jika usia Khadijah saat itu 30 atau 28 tahun. Pendapat itu muncul karena Khadijah memiliki enam orang anak dari pernikahannya dengan Muhammad.
Allah memberikan karunia kepada Muhammad melalui pernikahan ini. Dari seorang pemuda miskin, Allah mengangkatnya menjadi laki-laki yang berkedudukan tinggi dengan harta yang mencukupi. Meski telah mendapat kehormatan itu, Muhammad tetap rendah hati. Jika ada yang mengajaknya bicara, ia akan mendengarkan dengan penuh perhatian. Selain itu, ia juga memutar badannya untuk menghadap orang yang mengajaknya bicara.
Meski bicara Muhammad sedikit, tetapi Muhammad juga suka membuat bergurau dan mengajak orang lain tertawa. Tetapi, yang dikatakannya dalam gurauan sekalipun adalah sesuatu yang benar. Jika tertawa, tidak pernah sampai terlihat gerahamnya. Jika marah, tidak pernah tampak kemarahannya.
Orang-orang menyayangi Muhammad karena ia lapang dada, berkemauan baik, dan menghargai orang lain. Dia bijaksana, murah hati, dan sangat mudah bergaul dengan siapa saja. Namun, Muhammad adalah sosok yang memiliki tujuan pasti, berkemauan keras, dan tegas, serta tidak pernah ragu-ragu dalam tujuannya.


Selama membangun rumah tangga bersama Khadijah, Muhammad tidak pernah memiliki istri lain. Pengorbanan Khadijah tercatat dalam tinta emas saat mendampingi Muhammad sebelum atau sesudah diangkat menjadi nabi dan rasulullah.


Pengorbanan waktu, kasih sayang, dan harta yang diberikan Khadijah dalam perjuangan Islam, membuat Rasulullah sangat menyayangi Khadijah. Tak heran jika Rasulullah memuliakan ibunda Al Qasim, Zainab, Ruqaiyah, Fatimah, Ummu Kultsum, dan Abdullah itu.

No comments: