Sosok Wanita Madinah Pertama yang Memeluk Islam

Sosok Nusaibah binti Ka’ab menjadi satu di antara banyak tokoh Muslimah yang perlu dijadikan teladan bagi generasi saat ini. Perempuan dari Bani Najjar ini dikenal dengan sebutan Ummu `Ammara.
Nusaibah adalah sahabat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam yang terkenal pemberani. Ia juga selalu siap siaga ketika dibutuhkan oleh Rasulullah. Ketika terdapat 74 tokoh Islam yang terdiri dari ulama, prajurit dan negarawan dari Madinah berkumpul untuk bersumpah setia kepada nabi, di antaranya terdapat dua perempuan, yaitu Ummu Asma dan Nusaibah sendiri.
Nusaibah merupakan perempuan pertama dari Madinah yang memeluk Islam. Ia juga yang menyebarkan agama tersebut kepada masyarakat Madinah, khususnya kepada para perempuan di sana.
Sosok Nusaibah dikisahkan dalam banyak artikel sebagai perempuan yang berani dalam medan pertempuran. Ia salah satu tokoh pejuang perempuan dalam Perang Uhud. Ia ikut mengangkat pedang melawan musuh-musuh Allah dan rasul-NYA.
Namun, sebelum Nusaibah terjun dalam peperangan, dia ikut berperan membantu perempuan-perempuan lainnya di dapur. Nusaibah menyediakan makanan bagi para pasukan perang. Ketika suatu saat, pasukannya terdesak musuh dan menghadapi kekalahan di depan mata, Nusaibah kemudian memutuskan mengambil pedang dan ikut bertempur.
Nusaibah adalah orang yang secara langsung memberikan perlindung an kepada Rasululllah ketika mendapatkan serangan musuh. Meskipun ia harus mendapatkan luka akibat serangan musuh, tak menyurutkan semangatnya melindungi Rasulullah.
Ia juga dikisahkan pernah secara langsung membiarkan tubuhnya menerima luka senjata untuk melindungi Rasulullah. Pada luka kedua belas yang menembus bahunya ia jatuh pingsan. Bahkan, ketika ia sadar kembali setelah pingsan selama sehari, ia langsung menanyakan kondisi Rasulullah. Kemudian, sosok Nusaibah juga dikenal sebagai perempuan yang memiliki kesabaran. Ia juga mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Ketika salah seorang putranya gugur dalam sebuah pertempuran, Nusaibah dengan sabar mengikhlaskannya.
Nusaibah meyakini bahwa putranya tersebut akan mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia bahkan bangga ketika mendengar kematiannya tersebut. Pada Perang Uhud, dengan luka yang diterimanya, Nusaibah harus menghabiskan waktu setahun agar lukanya sembuh kembali.
Selain terlibat dalam Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra+putranya terlibat dalam Perang Khaibar, Perang Hunain, Hudaibiyah dan Yamamah. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, sebagaimana Perang Uhud, ia juga memegang senjata untuk ikut berperang di samping mengurus logistik dan pengobatan.
Wafatnya Rasulullah membuat banyak Muslim kembali murtad dan enggan untuk berzakat. Situasi tersebut membuat sahabat Abu Bakar Ash-Shiddq membentuk pasukan untuk memerangi mereka yang murtad.
Putra Nusaibah, Habib, ditunjuk Abu Bakar sebagai utusan untuk menyampaikan surat kepada Musailamah Al-Kadzdzab. Musailamah merupakan orang yang mengaku nabi waktu itu.
Namun, perlakuan Musailamah terhadap Habib sebagai utusan Abu Bakar membuat Habib syahid. Musailamah menyiksanya dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu. Perlakuan tersebut membuat Nusaibah terpukul.
Ketika Perang Yamamah meletus, Nusaibah dan putranya, Abdullah, ikut memerangi Musailamah hingga tewas di tangan mereka berdua. Nusaibah kemudian meninggal beberapa tahun setelah Perang Yamamah.
Ketokohan Nusaibah sebagai bagian sejarah Islam tak lekang oleh zaman. Namanya harum bersama para tokoh Muslimah lainnya yang berjuang demi menegakkan agama Allah.

No comments: