Rabbi Zionis-Israel Ini Yakin Tahun 2022 Dajjal Datang

Para astronom memprediksi sebuah bintang baru akan menerangi langit malam pada 2022. Mereka adalah astronom Prof. Lawrence (Larry) Molnar dan rekan-rekannya di Calvin College memprediksi bahwa sepasang bintang biner di rasi bintang Cygnus sedang berada di jalur tabrakan satu sama lain.
Obyek angkasa luar bernama KIC 9832227 itu tak satu, melainkan merupakan bintang ganda atau bintang kembar yang terletak di konstelasi Cygnus dan diprediksi akan bertabrakan saling bertabrakan
Saling bertabrakannya kedua bintang itu disebut sebagai fenomena Stelar Collision atau “tabrakan bintang”, adalah bertabrakannya dua bintang yang dengan gaya gravitasinya kemudian bersatu dan terjadi tabrakan untuk membentuk bintang yang lebih besar.
Pada 15 Maret 2022, astronom memprediksi bahwa kedua bintang itu akan bertabrakan, dan kejadiannya dapat disaksikan dengan mata telanjang oleh masyarakat di planet Bumi.
Bintang tersebut akan terlihat sebagai bagian dari rasi bintang Cygnus, dan akan menambahkan bintang itu ke dalam rasi bintang Northern Cross yang nantinya dapat dikenali.
Saat nanti keduanya benar-benar bertabrakan, mereka akan meledak dan menjadikan tabrakan itu sebagai layaknya seperti ledakan bintang atau Supernova dan akan berwarna merah terang.
KIC 9832227 dipantau sejak tahun 2013
Eksplorasi pertama tentang kedua bintang yang akan bertabrakan atau dikenal sebagai fenomena “Stellar Collision” ini dilakukan oleh Profesor Lawrence atau yang akrab dipanggil Prof. Larry Molnar dari Calvin College di Grand Rapids Michigan ini, dimulai sejak tahun 2013.
Dia menghadiri sebuah konferensi astronomi ketika rekan astronom Karen Kinemuchi mempresentasikan studinya tentang perubahan kecerahan bintang tersebut, yang menanyakan apakah bintang itu satu bintang berdenyut, atau berkedip, atau apakah itu dua bintang yang saling mengorbit.
Profesor Larry dan rekannya akan mengamati KIC 9832227 di tahun depannya, yaitu tahun 2014, mengenai rentang panjang gelombang penuh dengan menggunakan Very Large Array, Infrared Telescope Facility, dan pesawat ruang angkasa XMM-Newton untuk mempelajari emisi radio, inframerah dan sinar-X dari masing-masing bintang tersebut.
Pada tahun 2015, penelitian Prof. Larry mengungkap bahwa dua bintang di sistem KIC 9832227 sedang dalam jalur tabrakan satu sama lain.
Melalui berbagai pengamatan selama 17 tahun terakhir, tim Prof. Larry kini memprediksi secara akurat bahwa sistem bintang biner KIC 9832227 akan bertabrakan pada tahun 2022 atau paling tidak dalam rentang 2021-2023.
Prof. Larry mengumumkan penelitian ini pada 6 Januari 2017 silam di konferensi pers American Astronomical Society di Dallas, AS.
Namun begitu, Prof. Larry dan timnnya tidak tahu kapan ledakan akan dimulai, atau bahkan mungkin sudah dimulai tetapi kita belum dapat melihatnya karena jarak bintang biner ini yang sangat jauh.
Tapi yang pasti, ketika bintang-bintang ini menabrak satu sama lain, mereka akan mati, dan dengan demikian bakal melepaskan sejumlah besar cahaya dan energi yang dikenal sebagai “nova”, meningkatkan kecerahan bintang itu sekitar 10.000 kali. Pada saat itu, ledakan ini akan terlihat di langit malam.
KIC 9832227 akan jadi Supernova yang pertama kali dapat diprediksi
Setelah Prof. Larry meneliti kemungkinan tabrakan dari dua bintang ini sejak tahun 2013, maka ia semakin yakin akan temuannya, yaitu memprediksi sebuah fenomena Supernova, untuk pertama kalinya dalam sejarah astronomi.
“Jika prediksi Larry benar, proyeknya akan menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa para astronom dapat mendeteksi bintang biner tertentu dalam keadaan sekarat, dan bahwa mereka dapat melacak beberapa tahun terakhir dari sebuah ‘spiral kematian’ bintang hingga mencapai titik akhir, ledakan yang dramatis,” ‘kata Matt Walhout, dekan untuk penelitian dan beasiswa di Calvin College.
Prof. Larry mengklaim telah memperkirakan sebelumnya dan untuk pertama kalinya. Kemungkinan menemukan supernova dan memprediksi ledakan adalah satu banding satu juta kemungkinan.
Dia mengatakan bahwa fenomena tersebut akan berlangsung sekitar tahun 2022, lebih atau kurang setahun, atau antara tahun 2021-2023.
Tentang ramalannya yang berani dan yakin, Profesor Larry berucap, “Belum pernah ramalan adanya suatu supernova dilakukan sebelumnya.”
Bahkan ia memperkirakan lebih terperinci lagi, bahwa ledakan bintang atau Supernova ini mulai dapat dilihat di Bumi pada tanggal 15 Maret 2022. Para astronom di Michigan itu juga percaya tabrakan dua bintang yang jauh itu akan menciptakan ‘Bintang Boom‘ besar yang terlihat dari Bumi pada tahun 2022.
Setelah terjadi tabrakan dan ledakan diantara keduanya, maka akan ada dua kemungkinan, mereka hancur atau kedua bintang akan menyatu, menjadi hanya satu bintang. Hal ini juga kadang disebut sebagai “lahirnya sebuah bintang baru” walaupun sebenarnya bukan berarti bintang itu untuk pertama kalinya terbentuk.
Rabi Israel: Kelahiran Bintang Baru 2022 Kedatangan Mesiah (Dajjal)
Sementara itu, dengan adanya peristiwa astronomis ini, seorang Rabbi ultra-Ortodoks terkemuka di Israel, Yosef Berger, percaya bahwa peristiwa tersebut sejalan dengan apa yang telah di-nubuat-kan dalam kitab-kitab mesianik kuno.
Oleh karena itulah, bisa jadi mereka harus cepat-cepat menguasai kota Jerusalem sepenuhnya sebelum peristiwa yang mereka yakini sebentar lagi Mesiah akan datang itu terjadi.
Bertabrakannya bintang ganda KIC 9832227 ini, lagi-lagi menjadi fenomena angkasa luar terbaru yang dijadikan ALAT untuk memprediksi malapetaka bagi kelangsungan peradaban dan kehidupan di planet Bumi.
Rabi Yosef Berger mengatakan bahwa fenomena tersebut menjadi pertanda kedatangan Mesias, dan menyebut Donald Trump sebagai pertanda kiamat.
Yosef Berger telah menunggu kedatangan Mesias dan ia mengatakan bahwa munculnya bintang baru pada tahun 2022 nanti akan memenuhi ramalan itu.
Yosef Berger membuat klaim tersebut dengan mengutip Rabbi Moses ben Maimon yang dikenal juga dengan nama “Ramban”, pada abad ke 12 silam. Ramban adalah Rabi abad ke-12 yang berkontribusi membentuk pengetahuan Yahudi modern.
“Ramban membawa ayat ini, yakni tentang munculnya sebuah bintang sebagai bukti bahwa Mesias akan datang pada satu hari,” ujar Berger kepada media Israel.
Ia juga menyatakan bahwa dalam Zohar (karya utama dalam literatur pemikiran mistis Yahudi) menyatakan secara eksplisit bahwa proses Mesianik akan disertai oleh beberapa bintang yang muncul. Zohar menjelaskan secara mendalam, menggambarkan berapa banyak bintang, dan warna mana yang akan mereka pilih.
Ia juga mendasarkan argumennya pada Taurat, yang ditemukan di Kitab Bilangan 24:17. Pada dasarnya ayat tersebut menyebut bahwa seorang pemimpin Yahudi baru akan muncul di Israel dan akan mendominasi dunia.
Mesias atau Messiah berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti “yang diurapi”. Di dalam bahasa Yunani, kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus.
Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi.
Tak hanya Yahudi, konsep mesianik ini dikenal juga di dalam agama-agama yang berakar dari agama Nabi Abraham AS, (agama samawi), yakni kekristenan dan Islam.
Di dalam ke-Kristenan, Yesus Kristus dipercaya sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.
Sedangkan di dalam Islam, konsep mesianik terdapat di dalam pemahaman Islam mengenai Nabi Isa AS, yang akan datang pada hari penghakiman untuk mengalahkan Dajjal. Pemahaman ini tidak terdapat di dalam Quran, melainkan bersumber dari Hadist Shahih yaitu hadist yang dipercaya kebenarannya.
Kata “Hadist’ berasal dari bahasa Arab yang artinya: berbicara, perkataan, percakapan, ejaan, atau disebut juga sunnah, adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW.
Hadist dijadikan landasan syariat Islam karena Hadist salah satu sumber hukum Islam selain al-Qur’an. Dalam hal ini kedudukan Hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an al-Kaarim.
Bukan ramalan petaka yang pertama bagi Bumi
Sebelumnya, serangkaian fenomena ramalan-ramalan petaka, kehancuran atau kiamat pada planet Bumi oleh banyak pemuka sosial di seluruh dunia, sudah terjadi puluhan kali. Namun tak satu pun yang benar-benar terjadi, alias hoax.
Pada beberapa tahun lalu, “Kiamat 2012” yang dipresikdi akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 juga pernah mengisi halaman berbagai media dan juga dunia maya.
Kala itu, diramalkan dunia akan kiamat pada akhir tahun 2012 tersebut. Hal menggegerkan itu hingga membuat banyak orang ketakutan, sampai-sampai banyak yang membuat bunker di dalam tanah.
Selain itu, beberapa waktu lalu fenomena “bulan darah” yang tampak kemerahan atau “blood moons” yang terjadi pada 2015, juga diramalkan akan terjadi kiamat, disebut oleh para Evangelis AS sebagai pertanda datangnya kehancuran bagi Bumi.
Lalu, ada beberapa prediksi juga soal kemunculan Planet Nibiru, yang dikaitkan dengan berakhirnya dunia. Namun hingga kini planet yang dulunya belum memiliki nama sehingga dikenal sebagai “Planet-X” itu, belum juga terlihat.
Ramalan akan terjadinya kiamat yang semuanya berakhir menjadi HOAX sudah terjadi sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Dan jika infonya diarsipkan, jumlah ramalannya mungkin sudah ratusan kali, namun semuanya berakhir di tong sampah.
Dan pada kali ini, sebuah gagasan bahwa “bintang terang” akan memimpin dunia ke masa depan, adalah salah satu pengetahuan yang ada dalam ajaran Kristen maupun Yahudi.
Dalam Injil Matius, dikisahkan bahwa pada masa lalu terdapat tiga orang bijak melihat cahaya bintang yang dijadikan pemandu sebagai pemenuhan ramalan, dan menuntun mereka kepada bayi Yesus.
Koneksi Supernova 2022 dan perebutan Jerusalem untuk lepas seutuhnya dari Islam dan Kristen
Tak hanya soal munculnya bintang baru yang diprediski sebagai pertanda datangnya Messias, Rabbi Berger juga sampai meramalkan soal Donald Trump yang pada saat ini menjadi presiden Amerika Serikat.
Seperti diketahui bahwa Trump menyatakan bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel, bukan lagi Tel Aviv. Maka ia akan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, sesuai janjinya pada saat kampanye.
Padahal Temple of Solomon terdapat tempat-tempat sakral bagi tiga agama, Hebrew, Nasrani dan Islam yang telah disepakati melalui forum internasional seplanet Bumi.
Jerussalem yang dihancurkan oleh Kerajaan Romawi dalam perang pertama Yahudi-Romawi (First Jewish–Roman War) pada tahun 66–73 Masehi, terdapat Masjidil Al-Aqsa, Tembok Ratapan dan Bethlehem dimana Yesus di salib.
Di bangunan yang ada di Jerusalem inilah kini dibagi menjadi empat batas, yaitu batas Yahudi, Batas Nasrani, batas Muslim dan batas Armenia. Nah, semua itulah yang mau dicaplok Trump dengan penyataannya.
Padahal beberapa resolusi PBB telah diliris, dan jelas menyatakan bahwa bangunan itu memang dibagi dan berada dibawah pengawasan PBB dan dunia internasional.
“Saya telah tahu selama berbulan-bulan bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu. Gematria (numerologi) dalam namanya adalah Moshiach (Mesias). Ia terhubung ke dalam proses Mesianik yang terjadi sekarang,” ujar Berger pada November 2016 silam.
“Ketika ia berjanji memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem, ia mengaitkan dirinya kepada kekuatan Moshiach, yang memberinya dorongan yang ia butuhkan. Jika Anda terpisah dari Yerusalem, bencana akan mengikuti,” ungkap Berger.
“Sebagai keturunan spiritual bangsa Alkitab Edom, Amerika memiliki peranan penting dalam Mesias. Namun agar cocok untuk peran itu, Amerika harus rendah hati,” jelas Berger.
Berdasarkan argumen Berger pada Taurat, yang ditemukan di Kitab Bilangan 24:17, ekstraknya mengatakan:
“Saya melihatnya, tapi tidak sekarang; Aku melihat dia, tapi tidak dekat; di sana akan keluar satu bintang dari Yakov, dan tongkat kerajaan akan bangkit dari Yisrael, dan akan menembus penjuru Moab, dan menghancurkan semua anak Seth.”‘
Sementara itu, rabi lannya bernama Yehuda Glick yang merupakan tokoh terkemuka dalam gerakan Temple Mount menyatakan, “Saya berhadap Donald Trump akan naik ke Temple Mount (Kuil Bukit) dan dari sumber cahaya dan energi di dunia, memimpin kita dalam dialog perdamaian dan rekonsiliasi,” ujar Yehuda Glick.
Amerika Serikat telah lama dikaitkan dengan ramalan akhir zaman. Berger pun melihatnya tak berbeda. Peran Trump sebagai pewarta kabar Messias juga dianut oleh anggota parlemen Israel, Knesset.
Namun melalui pemungutan suara Resolution A/ES-10/L.22 di PBB pada 21 Desember 2017 silam, sebanyak 128 negara di planet bumi tak setuju menjadikan Jerusalem menjadi ibukota Israel. Hanya ada 8 negara saja plus Zionis-Israel yang setuju, sementara 35 negara abstain.(kl)

No comments: