Autonomousweapon #1: Mengapa Mujahid Sebaiknya Tidak Punya Medsos?

– Pernah nonton “Slaughterbots”? Lewat film berdurasi tujuh menit ini, Profesor Stuart Russel (University of California) bekerjasama dengan Future of Life Institute ingin menunjukkan bahayanya teknologi AI (Artificial Intelligence alias Kecerdasan Buatan) bagi masa depan umat manusia dan perdamaian.
Tanpa banyak gembar-gembor, pengembangan teknologi AI saat ini memang telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dan seperti halnya teknologi Stealth (selain Exo-Suit yang membuat seorang tentara bisa menjadi The Real Iron Man, kini sudah ada Stealth-Camo, seragam personel tempur tak kasat mata, seperti yang ada dalam game Call of Duty: Advanced Warfare atau Crysis), walau demi kerahasiaan masih diembel-embeli label “beta”.
Dalam Slaughterbots, digambarkan jika lewat teknologi AI, ribuan atau bisa juga jutaan mini-drone yang lazim dikenal sebagai “Autonomousweapon-drone” dilepaskan dan masing-masing mencari targetnya yang sudah dikunci. Misal, “killer-drone #1” diperintahkan untuk menghabisi seorang target bernama “Fulan”. Maka berbekal data yang sudah diinput di dalam chip-memory super nano-computer, yang berisi identitas, kebiasaan keseharian, foto wajah dalam bentuk 3-Dimensi, dan sebagainya, maka “Killer Drone #1” ini secara otonom akan mencari sendiri targetnya dan setelah menemukan targetnya, maka dia akan menembus atau mengebor masuk ke dalam otak target dan meledakkan diri di dalam kepala target.
Dalam Slaughterbots, tiap drone pembunuh ini dibekali bahan peledak sebanyak 3 mg dan itu sudah lebih dari cukup untuk membunuh satu manusia di dalam kepalanya.
Yang patut digarisbawahi adalah: input data target ke dalam chip memory Killer Drone ini, oleh operator di balik meja, diambil dari media sosial yang ada, yakni Facebook, Instagram, youtube, dan lainnya.
Bagi seorang hacker pemula, adalah sangat mudah mengambil seluruh identitas akun-akun yang tersebar di dunia maya.
Kita saja sebagai yang awam, dengan berbekal satu kata kunci, maka akan dengan cepat dan mudah mendapatkan semua hal yang terkait dengan kata kunci tersebut di mesin pencari seperti Google, Bing, Yahoo, dan sejenisnya.
Dalam kalimat yang sederhana, oleh kelompok yang berada di belakang layar, medsos itu sesungguhnya sengaja diluncurkan ke tengah warga dunia, agar mereka bisa memantau dan menyeleksi siapa saja yang dianggap potensial untuk diawasi dan siapa yang tidak. Siapa saja yang memiliki IQ 200 sendirian atau siapa saja yang memiliki IQ 200 tapi sekolam.
Medsos adalah jaring yang sangat lebar dan rapat, yang nyaris tidak lagi menyimpan privasi bagi seseorang. Sebab itu, para freedom-fighter atau para mujahidin sangat menghindari bersentuhan dengan yang seperti ini. Mereka sebisa mungkin berkomunikasi dengan cara-cara tradisional, dan jika pun terpaksa menggunakan telepon genggam maka yang mereka pakai adalah telepon genggam yang cuma bisa sms dan menelepon. Itu pun nomornya berganti dengan cepat secara random.
Bagi freedom fighter yang termasuk aktif, maka satu nomor hanya dipakai untuk satu atau dua kali berkomunikasi, setelah itu dihancurkan dan dibuang. Bahkan mereka juga sering menggunakan disposable-handphone, alias telepon nirkabel sekali pakai buang. Adakah yang seperti ini? Ada! Di dunia ini apa sih yang tidak ada? Jangankan jualan kuburan, orang yang menjual agamanya juga banyak kok. Bahkan penyamun sekarang banyak yang mengaku sebagai nabi.
Medsos adalah jaring bagi kelompok yang ada di belakang layar peristiwa-peristiwa besar dunia. Mereka menciptakan algoritma khusus, bagi yang suka belajar SEO pasti tahu, yang mampu memilah dan memilih siapa-siapa saja yang layak untuk diawasi.
Nah, kita mulai sekarang mulailah berpikir lebih jernih. Apakah kita memang memerlukan medsos atau sekadar ikut-ikutan? Kalau kita bermedsos cuma untuk memamerkan foto senyum garing dengan bibir monyong ke kiri dan kanan, atau mencontoh gaya kalajengking ngangkang kayak cengcorang, atau memotret makanan di piring yang itu pun hasil traktiran temen, coba pikir apa manfaatnya? [ridyasmara]

No comments: